OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 20 Oktober 2018

Protokol Zionis di Balik Hancurnya Wibawa Ulama

Protokol Zionis di Balik Hancurnya Wibawa Ulama

10Berita  – Belakangan ini, isu penistaan dan penghinaan terhadap ulama Islam semakin marak. Kebebasan dalam bermedia sosial seakan melegalkan mereka untuk menyuarakan kebenciannya terhadap ulama. Ketika perbuatan mereka dilaporkan ke pihak polisi, proses pun berjalan lambat bahkan terkesan diabaikan.
Yang lebih parah, ejekan dan hinaan itu tidak hanya dari non muslim, justru sebagian umat Islam terang-terangan menghina Islam dan ulamanya. Mereka lontarkan ujaran kebencian kepada ulama di medsos, tak jarang mereka juga menggelar aksi menolak kedatangan ulama tersebut. Sehingga pengajian dan tabligh akbar kerap dihadang dan dibubarkan.
Kedudukan ulama
Padahal ulama memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam Islam. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَإِنَّ اْلعُلَمَاءَ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ اْلأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَإِنَّمَا وَرَّثُوْا اْلعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Dan sesungghnya para ulama itu adalah pewaris para nabi. Dan sesungguhnya para nabi itu tidak mewariskan uang dinar dan tidak juga dirham. Mereka itu hanya mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka ia telah mengambil peruntungan yang sangat banyak”. (HR. Abu Dawud no. 3641, at-Tirmidzi no. 2683, dan Ibnu Majah no. 223. Asy-Syaikh al-Albani menyatakan shahih).
Sehingga, ulama menjadi penyambung rahmat Allah dan pertolongan-Nya kepada para hamba-Nya, selain sebagai pewaris perbendaharaan ilmu agama. Maka, meninggalnya ulama akan membuka fitnah besar bagi umat Islam.
Dalam sebuah riwayat disebutkan :
كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا، أَوْ مُحِبًّا أَوْ مُتَّبِعًا، وَلَا تَكُنِ الْخَامِسَ فَتَهْلِكَ
“Jadilah seorang alim, atau seorang penuntut ilmu, atau seorang penyimak ilmu yang baik, atau seorang yang mencintai Ahli Ilmu dan janganlah jadi yang kelima, niscaya kalian binasa.” (Diriwayatkan oleh ad-Darimi no. 248 dan al-Baihaqi no. 380)
Karena itulah, Abu Darda’ mengatakan :
مِنَ النَاسِ مَفاَتِيْحُ لِلِخَيْرِ وَمَغاَلِيْقُ لِلشَّرِّ
Sebagian manusia ada yang menjadi kunci-kunci untuk membuka segala kebaikan dan penutup segala bentuk kejahatan.” (Az-Zuhd, hlm. 949)
Dengan menyandang kedudukan sebagai pewaris para nabi, ulama menjadi objek vital dalam kehidupan umat Islam. Mereka adalah orang-orang pilihan ditengah-tengah lautan manusia. Sehingga, mereka ikut menentukan baik dan buruknya umat pada suatu masa.
Konspirasi YahudiPosisi ulama yang sangat penting dalam masyarakat Islam ini mampu dibaca oleh musuh-musuh Islam. Dengan berbagai tipu daya, mereka berusaha menjatuhkan martabat ulama. Orang-orang Yahudi dan Nashrani serta Munafik ingin menjauhkan ulama dari umat. Mereka menjelek-jelekkan ulama, menistakannya, memberikan label yang buruk hingga memenjarakan dengan kasus-kasus rekayasa.
Dalam Protokalat Yahudi, pada protokolar nomor 27 disebutkan sebagai berikut: “Kami telah berusaha sekuat tenaga untuk menjatuhkan martabat tokoh-tokoh agama dari kalangan orang-orang non Yahudi dalam pandangan manusia. Oleh karena itu, kami berhasil merusak agama mereka yang bisa menjadi ganjalan bagi perjalanan kami. Sesungguhnya pengaruh tokoh-tokoh agama terhadap manusia mulai melemah hari demi hari.” (Protokolat Hukama’ Zionisditerjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Muhammad bin Khalifah At-Tunisi, hlm. 187)
Menistakan ulama
Di dalam al-Qur’an, Allah telah menyebutkan bahwa mengolok-olok dan menghina ahli ilmu dan orang shalih merupakan sifat orang kafir dan munafik. Allah berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا يَضْحَكُونَ. وَإِذَا مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ. وَإِذَا انْقَلَبُوا إِلىَ أَهْلِهِمُ انقَلَبُوا فَاكِهِينَ. وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَآؤُلآَءِ لَضّآلُّونَ. وَمَآأُرْسِلُوا عَلَيْهِمْ حَافِظِينَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) mentertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang beriman berlalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mu’min, mereka mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat”, padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mu’min. (QS. al-Muthaffifin : 29-33).
Ini lah ciri-ciri orang munafik, mereka suka mengolok-olok orang beriman. Jika menghina orang beriman saja dianggap sebagai munafik, maka menghina ulamanya lebih buruk lagi. Bahkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak menganggapnya sebagai umatnya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَيْسَ مِنْ أُمَّتِى مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيْرَنَا وَ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَ يَعْرِفْ لِعَالِمِنَا
“Tidak termasuk umatku orang-orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dari kami, menyayangi yang lebih muda dari kami, dan tidak mengetahui hak seorang ulama”. (HR. Ahmad no. 22755)
Para ulama salaf pun memberikan contoh bahwa menghina ulama merupakan perbuatan ciri orang munafik dan dekat dengan kekufuran. Sebagaimana Imam Ahmad rahimahullah yang pernah mengatakan :
      إِذَا رَأَيْتَ الرَّجُلَ يَغْمِزُ حَمَّادَ بْنِ سَلَمَةَ فَاتَّهِمْهُ عَلَى اْلإِسْلَامِ فَإِنَّهُ كَانَ شَدِيْدًا عَلَى اْلمُبْتَدِعَةِ
“Jika engkau lihat seseorang mencela Hammad bin Salamah maka ragukanlah keislamannya. Sesungguhnya Hammad sangat keras terhadap ahlul bid’ah”. (Siyar A’lam an-Nubala, 13/499)
Yahya bin Ma’in rahimahullah juga pernah mengatakan :
إِذَا رَأَيْتَ الرَّجُلَ يَتَكَلَّمُ فِى حَمَّادَ بْنِ سَلَمَةَ وَ عِكْرِمَةَ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ فَاتَّهِمْهُ عَلَى اْلإِسْلَامِ
“Jika engkau lihat seseorang mencela Hammad bin Salamah dan Ikrimah maula Ibnu ‘Abbas maka ragukanlah keislamannya”. (Syarh Ushul ‘Itiqad, 1/514).
Maka jelaslah bahwa melecehkan ulama termasuk dosa besar. Penjelasan al-Qur’an, hadist dan contoh para salaf menunjukkan penghinaan terhadap ulama termasuk perbuatan kufur dan nifak. Dan dibalik maraknya penistaan ulama zaman ini adalah konspirasi Yahudi yang berusaha merusak Islam dari dalam. Wallahu ‘alam bish showab.
Penulis: Zamroni
Editor: Arju

Sumber : Kiblat.