, JAKARTA -- Seperti negara-negara lain di Karibia dan Amerika Latin, sejarah Islam di Republik Dominika dimulai dengan didatangkannya budak dari Afrika. Mereka pertama kali tiba di Pulau Hispaniola, yang kini dikenal dengan Haiti dan Republik Dominika pada 1502.
Mereka tiba dengan budaya asal kaya dan kuno. Represi brutal dan konversi paksa secara bertahap melunturkan identitas budaya asli dan agama mereka.
Resistensi pertama yang tercatat terjadi pada 1503. Gubernur Hispaniola pertama Nicolás de Ovando meminta dihentikannya pengiriman budak hitam Ladinos. Sebabnya, orang-orang ini memiliki pengetahuan tentang bahasa dan budaya Spanyol atau Portugis.
Mereka juga memiliki hubungan baik dengan Senegambia, Islam atau keduanya. Menurut Ovando, orang hitam Ladinos adalah sumber masalah.
Belum ada penghitungan jumlah Muslim yang akurat. Namun, Muslim di Republik Dominika diperkirakan sebesar 0,02 persen dari populasi atau 3.000 orang. Sekitar 15 persen atau sekitar 200 hingga 250 orang di antaranya merupakan orang Dominika asli.
Meskipun mayoritas penduduk beragama Katolik Roma, umat Islam telah membentuk organisasi lokal, seperti Círculo Islamico de República Dominicana dan Islamic Center Republik Dominika yang terletak di Miami.
Saat ini, Círculo Islamico memperkirakan umat Islam berjumlah lebih dari 3.000 orang, termasuk mualaf lokal. Baru-baru ini, muncul organisasi lain yang dipimpin mualaf kelahiran Republik Dominika, yakni Entidad Islamica Dominicana (EID).
Círculo Islamico mendirikan masjid pertama di Republik Dominika di pusat kota Santo Domingo bernama Masjid al-Noor. Lokasinya amat mudah dijangkau oleh umat Islam dari seluruh kota. Masjid ini tampak sederhana dengan cat putih dan hijau. Kubahnya berwarna hijau dengan menara yang juga bercat putih.
Círculo Islamico membuat kesepakatan dengan pemilik untuk membeli tanah dan bangunan sebesar 2,85 juta peso. Masjid ini buka setiap hari untuk shalat lima waktu. Pada akhir pekan, terdapat kelas kajian Islam untuk perempuan dan anak-anak.
Mereka juga menyediakan konsultasi medis gratis dan obat-obatan gratis dari apotek Consulta Al-Foutory, yang bangunannya terpisah di belakang masjid. Masjid al-Noor ini diyakini menjadi satu-satunya masjid yang aktif di negeri ini. Umat Muslim memadati masjid ini saat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Begitu juga saat shalat Jumat.
Fasilitas ibadah umat Muslim bisa ditemui dengan mudah di Republik Dominika. Terdapat sebuah masjid di lingkungan Los Llanos, San Pedro de Macorix. Masjid tersebut dipimpin seorang imam yang dulunya adalah mualaf. Jarak masjid ini kira-kira 30 menit berkendara dari Masjid al-Noor
Di Kota Santiago de los Caballeros terdapat Mushala al-Hidayya yang menyediakan layanan shalat Jumat. Bahkan, di lokasi wisata juga bisa ditemui mushala. Di tempat wisata Bávaro-Punta Cana terdapat Mushala al-Nabawi.
Populasi Muslim di Republik Dominika menunjukkan perkembangan yang positif. Sebagian besar peningkatan itu disokong Muslim dari Timur Tengah, seperti Lebanon, Suriah, Palestina, dan Pakistan.