Sebut Pembunuhan Terencana, Turki Bersumpah Ungkap Kasus Khashoggi
10Berita : Turki berjanji untuk mengungkap kebenaran di balik pembunuhan wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi, karena berkembangnya kemarahan internasional atas penjelasan terbaru Riyadh, pada Jumat (19/10/2018) malam.
Sumber-sumber yang dekat dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Middle East Eye bahwa pemimpin Turki itu bertekad untuk mengecek semua rincian di balik pembunuhan tersebut.
“Turki akan mengungkapkan apa pun yang terjadi. Tidak ada yang meragukannya,” kata Omer Celik, juru bicara AKP, partai yang memerintah, kutip kantor berita Anadolu, sebagaimana dilansir Middle East Eye (MEE),Sabtu (20/10).
Pada Jumat (19/10) malam Arab Saudi mengakui bahwa Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober lalu di konsulat Saudi di Istanbul. Saudi mengklaim bahwa jurnalis itu meninggal dalam baku hantam yang pecah secara tidak sengaja.
Namun pihak otoritas Turki tidak puas dengan penjelasan Saudi tersebut, sumber tingkat tinggi mengatakan kepada MEE. Sumber Turki menegaskan pihaknya memiliki bukti kuat bahwa Khashoggi adalah korban pembunuhan terencana atau yang direncanakan terlebih dahulu.
Sumber-sumber Turki sebelumnya mengatakan kepada MEE bahwa mereka memiliki bukti kuat Khashoggi disiksa, dibunuh dan jasadnya dipotong-potong (dimutilasi) oleh 15 orang anggota pasukan yang kuat. Butuh waktu tujuh menit sampai Khashoggi mati, kata sumber itu.
Sumber-sumber Turki mengatakan kepada MEE bahwa mereka akan meminta ekstradisi ke-15 orang Saudi itu. Namun, sumber tersebut juga menyebut Ankara sangat khawatir para tersangka akan dieksekusi oleh pemerintah Saudi sebelum penyelidik Turki mendapat kesempatan untuk menanyai mereka.
Sejauh ini Jaksa Agung Saudi mengatakan bahwa 18 tersangka itu telah ditahan.
Dalam pernyataan otoritas Saudi pada Jumat malam itu tidak dijelaskan bagaimana kehadiran ahli patologi forensik Salah Muhammad al-Tubaigy dalam tim yang dikirim untuk bertemu Khashoggi di konsulat.
Demikian pula, tidak dijelaskan soal gergaji tulang yang dilaporkan secara luas telah dibawa ke Istanbul dari Riyadh oleh tim Saudi dan digunakan untuk menggergaji jasad (tulang) Khashoggi.
Jasad yang hilang
Sejak awal, Riyadh mengklaim Khashoggi—seorang kritikus terkemuka dari Saudi—telah meninggalkan konsulat segera setelah tiba.
Dua hari setelah hilangnya Khashoggi, Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS) mengatakan kepada Bloomberg News bahwa jurnalis dan kolumnis The Washington Post itu telah meninggalkan konsulat.
“Ya, dia tidak di dalam,” kata pewaris tahta Saudi itu. “Pemahaman saya adalah dia masuk dan dia keluar setelah beberapa menit atau satu jam.”
Namun, rincian informasi dari penyelidikan otoritas Turki tampaknya telah memaksa Riyadh untuk mengakui bahwa Khashoggi sebenarnya meninggal di konsulat Saudi.
Selama sepekan terakhir, para penyelidik telah mencari jasad Khashoggi, yang menurut polisi Turki sudah dipotong-potong sebelum wartawan itu meninggal.
Kejaksaan Turki sedang membuat laporan tentang pembunuhan atas Khashoggi, tetapi tidak akan mempublikasikannya sampai mayatnya ditemukan. Jaksa Agung telah menunggu selama tiga hari karena para penyelidik sudah memeriksa konsulat, rumah konsul jenderal Saudi dan hutan di pinggiran kota Istanbul.
Meskipun Arab Saudi mengakui pada Jumat malam bahwa ada upaya untuk menutupi pembunuhan itu, tetapi belum merilis informasi apapun secara terbuka tentang apa yang terjadi pada jasad Khashoggi.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan lembaga Saudi Saudi, seorang pejabat Saudi yang tidak disebutkan namanya mengatakan, investigasi awal yang dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum menunjukkan bahwa tersangka (S) telah melakukan perjalanan ke Istanbul untuk bertemu dengan Jamal Khashoggi karena ada indikasi dari kemungkinan dia kembali ke negara itu.
Ia menambahkan bahwa diskusi dengan Khashoggi di konsulat “tidak berjalan sesuai kebutuhan dan dikembangkan dengan cara negatif, mengarah ke perkelahian” yang pada gilirannya menyebabkan kematian sang wartawan “dan upaya mereka untuk menyembunyikan dan menutupi apa yang terjadi”.
Namun, sumber-sumber mengatakan kepada MEE bahwa Khashoggi dibunuh oleh suntikan obat, mungkin morfin, setelah disiksa.
Jika mayatnya ditemukan, jejak dan jenis obat pun dapat dilacak. Jika demikian, maka pertanyaan baru tentang klaim narasi “perkelahian” yang dirilis Saudi dapat diajukan.
Kelompok HAM Amnesty International meminta Arab Saudi untuk menunjukkan jasad Khashoggi.
“Kami menyerukan kepada pemerintah Arab Saudi untuk segera memperlihatkan jasad Jamal Khashoggi sehingga autopsi dapat dilakukan oleh ahli forensik independen sesuai dengan standar internasional,” kata Samah Hadid dari Amnesty dalam sebuah pernyataan. (mus)
Sumber: Middle East Eye, Salam online