Bukan Orla Atau Orba, Tapi Orde Bohong (Orbo) yang Harus Ditakuti
10Berita – Ada dua bingkai yang coba dikerucutkan dalam gelaran Pilpres 2019. Dua bingkai yang muncul itu berkaitan dengan arah Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo atau Prabowo Subianto.
Kemenangan Joko Widodo diidentikan bahwa Indonesia akan kembali ke zaman Orde Lama (Orla). Sementara kemenangan Prabowo akan membawa Indonesia seperti di zaman Orde Baru (Orba).
Padahal, kata Wasekjen DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik, kedua penguasa di orde tersebut sama-sama menggunakan cara tidak terpuji dalam melanggengkan kekuasaan.
“Dukung Prabowo balik ke Orde Baru? Dukung Jokowi? Balik ke Orde Lama? Berkuasa dengan dekrit, Soekarno Presiden 22 tahun. Soeharto, dengan kudeta, 32 tahun,” tuturnya sesaat lalu, Selasa (20/11).
Tidak hanya itu, Rachland juga menyebut bahwa kedua ormas itu sama-sama curang dalam menghadapi lawan politik. Termasuk kepada rakyatnya sendiri,
“Pada 2 orde ada, UU Subversi, lawan politik dibui atau dibunuh, ormas dan partai dibubarkan, kebebasan pers diinjak,” tegasnya.
Rakyat, sambung Rachland, jangan mau lagi ditakut-takuti dengan kedua orde tersebut. Sebab, keduanya sudah berlalu dan tidak mungkin ada lagi otoritarianisme di zaman yang sudah mulai terbuka.
“Yang harus diawasi adalah Orde Bohong (Orbo). Sebab hari ini dia masih berdiri di depan kita,” tutupnya. (rmol)
Sumber : Eramuslim