OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 28 Desember 2018

Serangan Balik Kubu Jokowi Justru Bikin Kubu Oposisi Makin Unggul, Kok Bisa?

Serangan Balik Kubu Jokowi Justru Bikin Kubu Oposisi Makin Unggul, Kok Bisa?




10Berita   - Serangan-serangan politik oleh kubu pasangan capres petahana Joko Widodo-Ma'ruf Amin justru akan membuat pihak lawan unggul.

Pasalnya, publik menilai isu-isu politik yang dimainkan kubu timses pasangan capres nomor urut 01 bukan substansial melainkan hanya sensasi yang menimbulkan kegaduhan.

"Dinamika pemilu kali ini memang sedikit berbeda dari yang sebelumnya. Jika yang terdahulu fokus soal program versus program tetapi Pilpres 2019 lebih menonjolkan sensasi"

"Perlu digarisbawahi hal tersebut bisa dinilai tidak produktif bagi rakyat, khususnya saat ini banyaknya kampanye-kampanye negatif mewarnai pemilu," tutur pengamat politik Panji Nugraha kepada wartawan, Kamis (27/12).

Menurutnya, hal tersebut dipicu balasan atas seringnya kubu petahana mendapat kritik keras dari oposisi yang akhirnya direspon dengan berbagai macam opini hingga menghasilkan penilaian publik.

Panji mencontohkan, kritik atas pencapain kerja selama empat tahun pemerintahan Jokowi baik soal infrastruktur, utang luar negeri, kondisi ekonomi, korupsi dan lainnya dibalas kritik kepada Prabowo Subianto dengan memainkan isu lama seperti pelanggaran hak asasi manusia dan merupakan bagian Orde Baru. 

Namun, hingga saat ini, isu tersebut dapat dengan mudah dipatahkan karena Jokowi yang tengah berkuasa seharusnya dapat menjelaskan kinerja dalam pengungkapan kasus pelanggaran HAM masa lalu.

Kemudian, segmen serangan identitas terus dilakukan kubu petahana kepada Prabowo soal ke-Islaman yang dipertanyakan. Terbaru, kubu petahana mempersoalkan kehadiran Prabowo dalam acara Natal keluarga besarnya.

"Padahal, publik mengetahui jika klaim kubu petahana tidak menyukai strategi politik identitas tetapi saat ini justru serangan politik identitas kepada Prabowo meningkat. Hal tersebut akan menimbulkan sentimen negatif publik kepada kubu petahana," jelas Panji.

Terakhir, serangan kepada partai-partai pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang intensitasnya meningkat baik dari dalam maupun luar. Setelah menimpa Partai Demokrat dengan aksi pengrusakan baliho, kali ini menimpa Partai Amanat Nasional (PAN) soal polemik dukungan kepada Prabowo-Sandi.

Polemik terbelahnya partai politik saat rezim Jokowi berkuasa menimbulkan persepsi negatif jika era Jokowi tidak mampu menciptakan stabilitas politik yang baik.

Menurut Panji, alasan-alasan tersebut jelas merupakan indikator jika kubu petahana kewalahan melawan kekuatan oposisi. Selain juga tidak mampu mempertahankan argumentasi kinerja dan pencapaian maka lebih memilih melakukan serangan balik.

"Namun, yang perlu dingat adalah jika petahana terus melakukan blunder-blunder politik sepertinya jangan harap Jokowi akan kembali pimpin Indonesia lima tahun mendatang," tegas Panji yang juga direktur eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI). 


Sumber: rmol