OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 31 Desember 2018

Tulis Kalimat soal Uang Triliunan dan Penjilat Penguasa, Sudjiwo Tedjo: Mending Jilat Besi Membara

Tulis Kalimat soal Uang Triliunan dan Penjilat Penguasa, Sudjiwo Tedjo: Mending Jilat Besi Membara

Sudjiwo Tedjo.
10Berita  - Pekerja seni Sudjiwo Tedjo menuliskan kalimat sindiran terkait kesenian, dan uang triliunan.
Hal tersebut disampaikan Sudjiwo Tedjo melalui laman Twitter miliknya, @sudjiwotedjoyang diunggah pada Minggu (16/12/2018).
Melalui kicauannya, Sudjiwo Tedjo mengungkapkan, dalam kesenian, ada kumpulan-kumpulan orangnya sendiri, dimana jika ada urusan kesenian, maka orang yang tidak masuk dalam kelompok tersebut, maka tidak akan dilibatkan.
Apalagi, jelasnya, jika urusannya lebih dari hal-hal yang hanya memiliki unsur seni saja.
Urusan ekonomi yang melibatkan uang hingga triliunan rupiah misalnya.
Lebih lanjut, Sudjiwo Tedjo memaparkan, jika ada penguasa yang seperti itu, maka dia tidak ingin menjadi penjilatnya.
Bahkan ia menegaskan bahwa menjilat besi panas lebih bermartabat dari pada menjilat penguasa yang seperti itu.
"Jika urusan kesenian aja geng-gengan, yang bukan gengnya gak dilibatkan, apalagi urusan ekonomi yg putaran duitnya trilyunan.
Kalau misalnya ada penguasa yg kek gitu, terus aku kalian minta jadi penjilatnya?
Mending aku menjilat besi merah membara di pandai besi. Lebih bermartabat," kicau Sudjiwo Tedjo.
Kicauan Sudjiwo Tedjo ini lantas memberikan komentar beragam dari warganet.
Banyak dari mereka yang menyangkut pautkan sindiran Sudjiwo Tedjo ini dengan kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bertemu dengan para seniman dan budayawan di Instana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (11/12/2018) lalu.
Diketahui, dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyetujui usulan dana perwalian sebesar Rp 5 Triliun untuk kegiatan kebudayaan.
Satu diantara warganet yang memberikan komentarnya adalah akun @Wanvp1,"Dikira mbah hadir mbah.. 5T Mbah."
Sementara itu, diberitakan Kompas.com,Jokowi mengadakan pertemuan dengan para seniman dan budayawan pada Selasa (11/12/2018), di Istana Merdeka, Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Sedangkan, seniman serta budayawan yang hadir, antara lain penggerak Sokola Rimba Butet Manurung, perupa patung Dolorosa Sinaga, musisi Gilang Ramadan, pendongeng P M Toh, penyair Goenawan Mohammad dan pelukis Irawan Karseno, Jaya Suprana, penari Nungki Kusumastuti dan seniman pertunjukan Rence Alfons.
Dalam pertemuan tersebut, sang kepala negara menyetujui usulan dana perwalian sebesar Rp 5 triliun untuk kegiatan kebudayaan.
"Presiden menyepakati adanya pembentukan dana perwalian untuk kebudayaan. Jadi itu seperti trust fund yang disediakan khusus untuk agenda kebudayaan," ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid di Istana Presiden, Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Hilmar menuturkan, dana perwalian kebudayaan tersebut memudahkan stakeholder kebudayaan di Indonesia untuk mengakses anggaran pemerintah dalam melaksanakan agenda-agenda kebudayaan.
"Anggaran kebudayaan memang sangat ketat. Jadi kalau misalnya mereka bikin festival, kegiatan, dengan administrasi yang ada sekarang, itu jadi terasa terhambat sehingga memang perlu ada sesuatu mekanisme yang jauh lebih fleksibel."
"Nah, dana perwalian inilah dianggap solusinya," papar Hilmar.
Namun, jelas Hilmar, agenda kebudayaan yang dimaksud itu tetap harus merujuk pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
"Selain dua undang-undang itu yang salah satunya berbentuk film, ada juga yang lebih luas dari itu ya, antara lain pengembangan pengetahuan tradisional herbal, riset dan sebagainya. Platformnya sangat luas. Sebaiknya para ahli merumuskan programnya tahun ke tahun akan seperti apa," ujar Hilmar.
Akan tetapi, Hilman tidak menyebutkan berapa alokasi dana yang akan diberikan.
Menurutnya, hal itu membutuhkan koordinasi lanjutan dengan Kemendikbud.
Hilmar menuturkan, sesuai dengan arahan presiden, dana perwalian kebudayaan tersebut akan mulai dilaksanakan pada 2019 mendatang.
Sementara itu, Budayawan Goenawan Mohammad mengatakan, para budayawan mengusulkan dana perwalian tersebut sebesar Rp 5 triliun per tahunnya.
"Pak Jokowi mengatakan, iya dan dimulai tahun depan dengan Rp 5 triliun. Itu tahap pertamanya," ujar Goenawan.
Dengan dana perwalian ini, Goenawan meyakini bahwa para budayawan akan semakin berkontribusi kepada pengembangan kebudayaan di Indonesia. (*)
Sumber : TRIBUNWOW.COM