Update Berita Tsunami di Selat Sunda, 168 Orang MD Termasuk Herman, Gitaris Seventeen
Update Berita Tsunami di Selat Sunda, 168 Orang MD Termasuk Herman, Gitaris Seventeen
10Berita - Dampak tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda, khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang terus bertambah.
Hingga Minggu (23/12/2018) pukul 13.00 WIB, data sementara jumlah korban dari bencana tsunami di Selat Sunda tercatat 168 orang meninggal dunia, 745 orang luka-luka dan 30 orang hilang.
Kerugian fisik akibat tsunami tersebut, meliputi 556 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, 350 perahu dan kapal rusak.
Penanganan dan proses evakuasi korban masih berlangsung hingga saat ini.
Pandeglang adalah daerah yang paling parah terdampak tsunami.
Pemain bass grup band Seventeen Band, M Awal Purbani atau Bani yang turut menjadi korban meninggal dalam bencana tsunami yang menerjang Banten, Sabtu (22/12/2018) malam.
Tak hanya Bani, Herman, gitaris Seventeen yang sebelumnya masih dalam proses pencarian, juga turut menjadi korban dalam tragedi tsunami tersebut.
Kabar tersebut dikabarkan oleh vokalis Seventeen, Ifan dari laman Instagramnya.
Ifan menjadi salah satu korban selamat dalam insiden tersebut.
Sambil menangis, vokalis Seventeen, Ifan, mengabarkan bahwa selain Bani, Road Manager mereka yang bernama Oki Wijaya juga meninggal dunia.
"Kami kehilangan bassis kami, Bani, sama road manager kami Oki," ucap Ifan melalui video yang ia unggah di akun Instagram-nya, @ifanseventeen.
"Minta ikhlas doanya juga buat Bani sama Mas Oki. Terima kasih, assalamualaikum," tambahnya.
"Semoga husnul khotimah. Temen2 semua maafin semua salah mas Herman ya, mohon diikhlaskan dan dkirimi doa buat almarhum," tutpnya.
Diketahui bahwa Seventeen sedang manggung di Tanjung Lesung Beach Resort, Banten, ketika gelombang tinggi melanda lokasi tersebut sekitar pukul 21.33 WIB.
Sebelumnya, Tsunami yang melanda Banten dan Lampung terjadi pada Sabtu (22/12/2018), sekitar pukul 21.27 WIB.
Faktor penyebab tsunami masih dilakukan penyelidikan oleh BMKG untuk mengetahui secara pasti.
Kemungkinan disebabkan longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang akibat bulan purnama.
Dua kombinasi tersebut menyebabkan tsunami yang terjadi tiba-tiba yang menerjang pantai.
BMKG masih berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk memastikan faktor penyebabnya.
Tsunami Pantai Anyer dan Lampung Selatan sebelumnya oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) disebut sebagai gelombang tinggi.
Petugas masih terus berusaha melakukan evakuasi korban tsunami Pantai Anyer.
Petugas masih mendatangi sejumlah desa di kawasan Pantai Pandeglang, mulai dari Tanjung Lesung sampai Sumur di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.
Sumber : Tribun News