Usir Dubes China Bukan Menyasar WNI Keturunan Tionghoa, Tapi China Sebagai Negara
10Berita | Berdasarkan hasil investigasi UN Committee on the Elimination of Racial Discrimination dan Amnesty International and Human Rights Watch yang dikeluarkan pada Agustus lalu, sekitar satu juta warga Uighur ditahan otoritas China di penampungan politik.Banyak para tahanan yang dipenjara untuk waktu yang tidak ditentukan dan tanpa dakwaan. Bahkan ironisnya, penahanan tersebut tidak sedikit yang berujung pada penyiksaan, kelaparan, dan kematian.
Melihat kenyataan seperti ini seharusnya pemerintah Indonesia bersuara. Tidak diam seperti sekarang.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia punya tanggung jawab moral lebih atas nasib jutaan Muslim Uighur.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, mengecam keras penindasan terhadap warga Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, China.
“Secara khusus, Dewan Pertimbangan MUI meminta Pemerintah Indonesia untuk menyalurkan sikap umat Islam Indonesia dengan bersikap keras dan tegas terhadap Pemerintah China dan membela nasib umat Islam di sana,” ujar Din Syamsuddin, dalam keterangan tertulis.
AKSI 2112 BELA MUSLIM UYGHUR
Terkait hal itu, Umat Islam akan menggelar aksi solidaritas muslim Uyghur besok Jum’at (21 Desember 2018) di Kedubes China Jalan Mega Kuningan, Setia Budi, Jakarta Selatan, menuntut usir Dubes China dari Indonesia.
Tokoh 212, Haikal Hassan Baras menegaskan #UsirDubesChina bukan menyasar WNI keturunan Tionghoa, tapi China sebagai negara.
“Jangan jadikan sahabat-sahabat orang china di Indonesia jadi sasaran. Mereka sudah jadi bagian dari Indonesia sejak dulu. Banyak yang berkontribusi. #UsirDubesChina adalah gerakan menekan negara China untuk berlaku adil terhadap semua warga negaranya, dan hentikan membunuh dan menyiksa muslim disana,” kata Haikal Hassan Baras. [JEK]
Sumber : https://bit.ly/2ED9nBx, RAMBAHMEDIA.COM.