OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 28 Januari 2019

Dulunya Tempat Pembuangan Sampah Liar, Anies Sulap Jadi Taman Piknik

Dulunya Tempat Pembuangan Sampah Liar, Anies Sulap Jadi Taman Piknik


Tidak akan ada yang menyangka bahwa asrinya Taman Piknik, yang terletak di Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur dulunya adalah lahan pembuangan sampah liar.
Tempat pembuangan sampah disulap jadi taman yang indah
10Berita  - Tidak akan ada yang menyangka bahwa asrinya Taman Piknik, yang terletak di Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur dulunya adalah lahan pembuangan sampah liar. Bahkan, warga sudah terbiasa membuang sampah di sana.
Lurah Cipinang Melayu Syahrul Munir menceritakan, taman itu sebelumnya lahan kosong yang tidak terawat. Lalu Dinas Kehutanan DKI Jakarta pun membeli lahan ini pada 2015, kemudian dilakukanlah proses pembangunan pada 2017.
"2018 awal baru bisa digunakan warga setempat, karena memang lokasi strategis dekat dengan tempat ibadah dan pusat pendidikan. Dulu lahan tidak tertata, kurang terawat, jadi Taman Piknik ini bibuay dengan nuansa rekreasi," tutur Syahrul ditemui di lokasi, Senin (14/1).
Taman Piknik mulai diminati warga (Reyn Gloria/JawaPos.com)
Syahrul menjelaskan Dinas Kehutanan DKI membeli lahan seluas 5 hektar di lokasi tersebut. Satu hektar diantaranya disulap menjadi Taman Piknik. Ke depannya, Syahrul menyatakan akan dibangun lagi Taman Maju Bersama lainnya seluas 3 hektar.
"Jadi warga lihat karena lahan kosong, ya dijadikan tempat pembuangan sampah liar. Memang kurang terawat, ada kubangan air. Sebagian lagi penggunaan RTH kami maksimalkan sebagaimana permintaan gubernur dan wali kota," jelasnya.
Walau begitu, Syahrul menyadari masih adanya sisi taman dekat Tol Becakayu yang berbau limbah rumah tangga. Menurutnya, itu pengaruh dari Kali Buaran, karena warga biasa buang limbah langsung ke kali.
"Mungkin nanti kami lebih ketat, akan terus menerus kami imbau jangan buang sampah sembarangan. Harus peduli, saya berupaya setidaknya tidak ada limbah industri," harapnya.
Pantauan JawaPos.com di lapangan, taman masih kekurangan pohon sehingga jika hujan warga belum dapat berteduh. Namun, Pemerintah sudah berinisiatif menanam pohon, agar lebih asri.
"Jadi sudah tak ada lagi lalat dan tumbuh bibit bunga, lalu datanglah kupu-kupu. Selang 2 - 3 bulan banyak kupu-kupu dan warga sekitar mengakui lalat menghilang. Dulu 5.000 meter lebih itu sampah tapi sudah kami tutup di bulan Oktober 2018," tuturnya.
Tempat sampah di taman terpantau jumlahnya hanya sedikit, namun Syahrul memiliki alasan yang unik. Ia ingin masyarakat sadar untuk tidak membawa sampah dari luar ke dalam taman alias melatih kedisplinan warga.

Sumber : JawaPos.com