Taktik China Menggunakan Propaganda Nazi Untuk Membungkam Muslim Uyghur
10Berita | Setelah menyangkal selama berbulan-bulan, pemerintah China pada pertengahan Oktober silam tiba-tiba mengakui bahwa kamp konsentrasi Xinjiang memang ada. Setelah kesulitan untuk menutupi fakta tersebut, kini mereka mengubah strategi. Propaganda baru disajikan.
Kamp konsentrasi yang menahan jutaan Muslim Uyghur digambarkan sebagai “pusat pelatihan kerja” yang ramah, yang dibuat untuk menangani orang-orang yang menimbulkan ancaman terhadap tatanan sosial masyarakat.
Pada titik ini, kita harus ingat bahwa baik Nazi maupun Uni Soviet menggunakan taktik yang sama. Kamp konsentrasi yang mengerikan digambarkan sebagai tempat yang ramah dan diperlukan. Dan hasilnya, dalam kedua kasus tersebut, banyak orang asing percaya begitu saja. Sebagaimana dilansir dari Seraamedia.org.
Taktik China Menggunakan Propaganda Nazi Untuk Membungkam Muslim Uyghur
Wartawan asing berkunjung, dan mereka dibodohi dengan meyakini apa yang ditunjukkan kepada mereka di kamp, bahwa semua baik-baik saja. Para editor mencetak dengan penuh antusiasme, disertai gambar yang dipilih secara cermat oleh pengelola kamp:

“Inilah mengapa saya ingin menekankan bahwa segala yang saya lihat dan dengar, dan juga kondisi kehidupan dan kebersihan fasilitas kamp, termasuk perlakuan, makanan dan kerja para tahanan, meninggalkan kesan yang sangat positif bagi saya.”
(Surat ucapan terimakasih dari Guillaume Favre, anggota Komite Palang Merah Internasional kepada Heinrich Himmler, 19 Agustus 1938, terkait dengan kunjungannya ke kamp konsentrasi Nazi)
“Pada musim panas, koram renang akan diperluas, dan lapangan olahraga yang sangat luas akan menyediakan keberagaman dan relaksasi yang menyenangkan… laporan akan adanya penganiayaan secara reguler, karenanya, adalah bagian dari negeri dongeng… Saya punya kesan—dan begitu juga para tahanan yang mengkonfirmasinya secara eksplisit—bahwa beberapa diantara mereka kondisinya lebih baik di Dachau daripada di rumah…”
(Artikel yang ditulis oleh Pastor Belanda, C. v. Tourenbut dalam “Dagblad van Noordbrabant”, 9 Desember 1933, dipublikasikan di “Volkischer Beobachter, 6/7 Januari 1934)
Taktik China Menggunakan Propaganda Nazi Untuk Membungkam Muslim Uyghur
Kamp-kamp Nazi juga bukanlah sebuah rahasia, sama seperti di China saat ini. Rezim Nazi berusaha menjustifikasi kamp tersebut dengan dalih menertibkan masyarakat yang tidak patuh. Ketakutan diedarkan di tengah masyarakat, dengan menunjukkan gambar dari mereka yang membangkang di kamp konsentrasi.Proyeksi Nazi ini sangat mirip dengan propaganda domestik yang diedarkan oleh otoritas Cina, sebelum mereka menyadari bahwa dunia menaruh perhatian, yang pada akhirnya digunakan sebagai bukti kekejaman yang mereka lakukan. Foto paling ikonik dari dalam kamp adalah salah satunya.
Dalam foto tersebut, ratusan atau ribuan orang Uyghur berjejer dalam sebuah sel dengan memakai baju tahanan. Awalnya, foto tersebut diterbitkan oleh otoritas Cina sendiri.
Tetapi sebagaimana banyak bukti lainnya, foto tersebut kini tidak lagi ditemukan di internet China:

Namun, sejumlah besar citra satelit dan penelitian lainnya, bersama dengan banyak saksi mata, mengkonfirmasi keberadaan kamp mengerikan ini. Karena itulah pemerintah China mengubah strategi, setelah tidak mungkin lagi bisa menyangkalnya.
Taktik China Menggunakan Propaganda Nazi Untuk Membungkam Muslim Uyghur
Mirip dengan propaganda Nazi, mereka menghindarkan kamp-kamp horor penghukuman dari liputan dan kunjungan media. Begitu juga kamp yang banyak menampung tahanan lanjut usia. Sebaliknya, mereka kini banyak menunjukkan kesaksian yang dipaksakan dari para siswa muda, dan gambar kamp yang seolah-olah adalah sekolah.
So, saat kita melihat gambar, tayangan, dan testimoni hasil kunjungan di media tanpa penjelasan bahwa gambar dan narasi tersebut dipilih secara selektif oleh propagandis rezim China, saatnya kita bertanya:
Kapankah media mampu menahan diri dari “mengambil umpan,” dan menilai secara kritis propaganda yang disajikan kepada mereka?
Atau akankah kita sekali lagi melihat media justru membantu menutup-nutupi kamp konsentrasi yang penuh dengan kekejaman?
Sumber : RAMBAHMEDIA.COM.