OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 28 Januari 2019

Viral Video Petani di Jambi Buang Cabai hingga Kentang ke Jalan, Ini Alasannya

Viral Video Petani di Jambi Buang Cabai hingga Kentang ke Jalan, Ini Alasannya

10Berita  JAMBI—Sebuah video aksi petani yang membuang kentang, cabai, sayur kol hingga bawang merah ke jalanan di Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi, ramai di media sosial.
Aksi dalam video berdurasi 1 menit itu dikabarkan dilakukan pada Sabtu (26/1/2019), yang diawali dengan petani yang tampak kesal hingga membuang hasil panen mereka di jalanan.
Kepala Desa Koto Tengah, Sarbutet yang juga berprofesi sebagai petani, membenarkan kejadian dalam video tersebut.

“Harga kentang, cabai merah, sayur kol dan bawang merah sudah sangat murah saat ini. Dan merugikan petani,” kata Sarbutet, Ahad (27/1/2019).
Para petani itu menurut Sarbutet melakukan aksi buang sayuran di Jalan Raya perbatasan Kerinci-Padang, di Kecamatan Kayu Aro, Jambi.
Aksi buang hasil panen dilakukan sebagai bentuk protes petani, karena harga-harga yang jauh merosot sehingga dinilai merugikan para petani.
Harga kentang yang sebelumnya Rp 5.000-Rp 7.000 per kilo, kini disebut merosot menjadi Rp 3.000 per kilo. Kemudian harga cabai merah yang sebelumnya Rp 20 ribu per kilo, kini disebut menjadi Rp 6 ribu per kilo.
Selanjutnya untuk harga sayur kol yang sebelumnya Rp 1.500-2.000 per kilo, kini menjadi Rp 600 per kilonya. Sementara bawang merah yang sebelumnya per kilo 13.000-15.000, kini merosot jadi Rp 7 ribu per kilonya. Harga ini turun disebut karena hasil tani yang melimpah.
“Kita tahu kalau bahan-bahan tani sudah pada melimpah, memang harga murah. Tetapi tidak semurah saat ini, sekarang murahnya jauh betul sehingga merugikan petani sekali. Apalagi rata-rata penduduk Kerinci mayoritasnya petani, yang mengandalkan kebutuhan hidup mereka dengan cara bertani,” ujar Sarbutet.

“Kalau begini kan jadi merugikan para petani. Harganya bisa jauh merosot seperti itu. Jangankan untuk dapat untung, untuk balik modal saja susah. Apalagi untuk kebutuhan pupuknya segala macamnya untuk modal tanam awal, tidak seimbang dengan harga panen. Jadi ruginya bisa sampai puluhan juta,” lanjutnya.
Sarbutet berharap pemerintah bisa segera mencari solusi terbaik bagi para petani agar tidak merugi saat ini.
Anjloknya harga tani itu disebut sudah dirasakan petani sejak 6 bulan terakhir, namun kini para petani melampiaskan kekesalan mereka dengan cara membuang hasil panen mereka ke jalanan sebagai bentuk protes. []

SUMBER:DETIK