Awalnya Bantah Jalan Tol Retak Panjang, Akhirnya Pemerintah Akui Kualitas Jalan Tol Buruk
Sebuah kendaraan melintas di ruas jalan tol Pemalang-Batang yang retak di KM 321, Kelangdepok, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (18/1/2019). Jalan retak sepanjang 50 meter tersebut akibat longsor pada sisi selatan jalan tol dampak curah hujan yang tinggi sejak Rabu (16/1/2019) sore.
10Berita -Belum satu bulan beroperasi pascadiresmikan Presiden Joko Widodo pada 20 Desember 2018 lalu, jalan Tol Pemalang-Batang yang dikelola PT Pemalang Batang Toll Road mengalami keretakan.
Melansir Antaranews.com, Jumat (18/1/2019), ruas jalan yang mengalami keretakan itu berada di KM 321 tepatnya di Desa Kalangdepok, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Panjang retakan sekitar 50 meter.
Sementara itu, seperti diwartakanTribunjateng.com, kerusakan jalan tersebut sejatinya telah terjadi sejak Rabu (16/1/2019).
Kerusakan diduga disebabkan hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut.
Selain mengalami keretakan, penahan ruas tol di sisi kanan dan kiri juga mengalami longsor yang mengakibatkan aspal di tepi jalan tol berlubang.
"Saat hujan lebat penahan ruas tol longsor dan tanahnya menimbun jalan desa. Namun saat itu warga cepat bertindak dengan menghubungi pihak tol,” kata Yeni Tari Wibowo, warga Desa Kelangdepok, seperti dilansir dariTribunjateng.com.
Corporate SecretaryPT Waskita Toll RoadAlex Siwu membenarkanTol Pemalang-Batangmengalami keretakan sejak Rabu (16/1/2019) lalu.
Namun, ia membantah keretakan mencapai panjang puluhan meter.
"Yang rusak hanya tiga meter, bukan 20 meter seperti diberitakan," kata Alex menjawabKompas.com, Jumat (18/1/2019) malam.
Kerusakan tersebut terjadi tepatnya di KM 321 arah ke Batang, tepatnya di Desa Kalangdepok, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Menurut Alex, retaknya jalan bebas hambatan yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 20 Desember lalu itu disebabkan derasnya hujan.
"Karena hujan terus menerus, air meluap, menggerus tebing hingga longsor," sambung Alex.
Saat ini, ia menambahkan, langkah perbaikan tengah dilakukan dengan memberikan proteksi pada tebing oleh badan usaha jalan tol (BUJT), PT Pemalang Batang Toll Road dengan kontraktor PT Sumber Mitra Jaya (SMJ).
Tol Pemalang-Batang dirancang sepanjang 39,2 kilometer dengan nilai investasi Rp 7,5 triliun.
Tol ini terdiri atas dua seksi. Seksi 1 memiliki panjang 23,3 kilometer, sedangkan Seksi 2 Pekalongan-Batang memiliki panjang 15,9 kilometer.
PT Sumber Mitra Jaya (SMJ) selaku kontraktor di ruas tersebut menyebut, saat ini penanganan terhadap kerusakan tengah dilakukan.
"Longsoran tanah yang menutupi jalan desa sudah kami pindahkan. Dan kini kami masih menangani kerusakan pada ruas tol kilometer 321," jelas Humas PT SMJ, Damanhuri.
Pihaknya menambahkan, penahan ruas tol kemungkinan akan dilakukan pengecoran kembali, sedangkan retakan akan ditambal.
Kualitas Jalan Tol
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sugiyartanto mengatakan, kerusakan yang terjadi di Jalan Tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah, beberapa waktu masih wajar.
Namun demikian, dia mengakui, kualitas jalanTol Pemalang-Batangkurang baik saat dibangun makanya terjadi kerusakan.
Oleh karena itu, perlu perbaikan dan pemeliharaan jalan yang berkelanjutan agar tetap dalam kondisi baik.
“Menurut saya, itu normal. Tapi kalau di awal kualitas itu belum memenuhI syarat, pasti harus adamaintenance-nya,” ujar Sugiyartanto di Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Dia menambahkan, kerusakan itu bisa terjadi karena berbagai faktor, misalnya cuaca dan penggunaan jalan.
Bahkan, ketika jalan itu tidak digunakan pun lama-lama akan rusak. Artinya, kerusakan itu pasti terjadi seiring berjalannya waktu yang semakin menurunkan kualitasnya.
“Jalan dipakai atau tidak dipakai lewat juga akan rusak. Bisa karena faktor cuaca dan penggunaan. Saya kira kalau hubungannya dengan kualitas, proses waktu akan menjadikan kualitas turun, itu normal,” imbuh Sugiyartanto.
Dia pun mengibaratkan atap rumah. Sebagus apa pun atap rumah yang harganya semahal apa pun, suatu saat akan terjadi kebocoran juga karena sudah lama dipakai.
Sugiyartanto menuturkan, saat ini kerusakan di Tol Pemalang-Batang sudah diperbaiki oleh pengelolanya dan jalan tersebut bisa digunakan kembali seperti sediakala.
“Itu sudah diperbaiki. Jadi ini tanggung jawab BUJT-nya karena bagian dari investasi,” pungkasnya.
Perbaikan beres
PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR), anak usaha PT Waskita Toll Road, selaku pengelola jalan tersebut, mengatakan telah melakukan perbaikan.
Menurut Corporate Secretary PT Waskita Toll Road Alex Siwu, perbaikan dilakukan pada 21 Desember 2018 dan selesai dalam satu hari.
"Sejak tanggal 21 Desember 2018 sudah selesai diperbaiki. Hanya satu hari, dan saat ada retakan jalan tol tetap dapat dipergunakan dengan normal," ucap Alex kepadaKompas.com, Rabu (30/1/2019).
Perbaikan itu bersifat permanen dan selanjutnya akan terus dimonitor oleh kontraktor dan BUJT terkait.(*)
Sumber : TRIBUN-MEDAN.com
Sebuah kendaraan melintas di ruas jalan tol Pemalang-Batang yang retak di KM 321, Kelangdepok, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (18/1/2019). Jalan retak sepanjang 50 meter tersebut akibat longsor pada sisi selatan jalan tol dampak curah hujan yang tinggi sejak Rabu (16/1/2019) sore.
10Berita -Belum satu bulan beroperasi pascadiresmikan Presiden Joko Widodo pada 20 Desember 2018 lalu, jalan Tol Pemalang-Batang yang dikelola PT Pemalang Batang Toll Road mengalami keretakan.
Melansir Antaranews.com, Jumat (18/1/2019), ruas jalan yang mengalami keretakan itu berada di KM 321 tepatnya di Desa Kalangdepok, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Panjang retakan sekitar 50 meter.
Sementara itu, seperti diwartakanTribunjateng.com, kerusakan jalan tersebut sejatinya telah terjadi sejak Rabu (16/1/2019).
Kerusakan diduga disebabkan hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut.
Selain mengalami keretakan, penahan ruas tol di sisi kanan dan kiri juga mengalami longsor yang mengakibatkan aspal di tepi jalan tol berlubang.
"Saat hujan lebat penahan ruas tol longsor dan tanahnya menimbun jalan desa. Namun saat itu warga cepat bertindak dengan menghubungi pihak tol,” kata Yeni Tari Wibowo, warga Desa Kelangdepok, seperti dilansir dariTribunjateng.com.
Corporate SecretaryPT Waskita Toll RoadAlex Siwu membenarkanTol Pemalang-Batangmengalami keretakan sejak Rabu (16/1/2019) lalu.
Namun, ia membantah keretakan mencapai panjang puluhan meter.
"Yang rusak hanya tiga meter, bukan 20 meter seperti diberitakan," kata Alex menjawabKompas.com, Jumat (18/1/2019) malam.
Kerusakan tersebut terjadi tepatnya di KM 321 arah ke Batang, tepatnya di Desa Kalangdepok, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Menurut Alex, retaknya jalan bebas hambatan yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 20 Desember lalu itu disebabkan derasnya hujan.
"Karena hujan terus menerus, air meluap, menggerus tebing hingga longsor," sambung Alex.
Saat ini, ia menambahkan, langkah perbaikan tengah dilakukan dengan memberikan proteksi pada tebing oleh badan usaha jalan tol (BUJT), PT Pemalang Batang Toll Road dengan kontraktor PT Sumber Mitra Jaya (SMJ).
Tol Pemalang-Batang dirancang sepanjang 39,2 kilometer dengan nilai investasi Rp 7,5 triliun.
Tol ini terdiri atas dua seksi. Seksi 1 memiliki panjang 23,3 kilometer, sedangkan Seksi 2 Pekalongan-Batang memiliki panjang 15,9 kilometer.
PT Sumber Mitra Jaya (SMJ) selaku kontraktor di ruas tersebut menyebut, saat ini penanganan terhadap kerusakan tengah dilakukan.
"Longsoran tanah yang menutupi jalan desa sudah kami pindahkan. Dan kini kami masih menangani kerusakan pada ruas tol kilometer 321," jelas Humas PT SMJ, Damanhuri.
Pihaknya menambahkan, penahan ruas tol kemungkinan akan dilakukan pengecoran kembali, sedangkan retakan akan ditambal.
Kualitas Jalan Tol
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sugiyartanto mengatakan, kerusakan yang terjadi di Jalan Tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah, beberapa waktu masih wajar.
Namun demikian, dia mengakui, kualitas jalanTol Pemalang-Batangkurang baik saat dibangun makanya terjadi kerusakan.
Oleh karena itu, perlu perbaikan dan pemeliharaan jalan yang berkelanjutan agar tetap dalam kondisi baik.
“Menurut saya, itu normal. Tapi kalau di awal kualitas itu belum memenuhI syarat, pasti harus adamaintenance-nya,” ujar Sugiyartanto di Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Dia menambahkan, kerusakan itu bisa terjadi karena berbagai faktor, misalnya cuaca dan penggunaan jalan.
Bahkan, ketika jalan itu tidak digunakan pun lama-lama akan rusak. Artinya, kerusakan itu pasti terjadi seiring berjalannya waktu yang semakin menurunkan kualitasnya.
“Jalan dipakai atau tidak dipakai lewat juga akan rusak. Bisa karena faktor cuaca dan penggunaan. Saya kira kalau hubungannya dengan kualitas, proses waktu akan menjadikan kualitas turun, itu normal,” imbuh Sugiyartanto.
Dia pun mengibaratkan atap rumah. Sebagus apa pun atap rumah yang harganya semahal apa pun, suatu saat akan terjadi kebocoran juga karena sudah lama dipakai.
Sugiyartanto menuturkan, saat ini kerusakan di Tol Pemalang-Batang sudah diperbaiki oleh pengelolanya dan jalan tersebut bisa digunakan kembali seperti sediakala.
“Itu sudah diperbaiki. Jadi ini tanggung jawab BUJT-nya karena bagian dari investasi,” pungkasnya.
Perbaikan beres
PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR), anak usaha PT Waskita Toll Road, selaku pengelola jalan tersebut, mengatakan telah melakukan perbaikan.
Menurut Corporate Secretary PT Waskita Toll Road Alex Siwu, perbaikan dilakukan pada 21 Desember 2018 dan selesai dalam satu hari.
"Sejak tanggal 21 Desember 2018 sudah selesai diperbaiki. Hanya satu hari, dan saat ada retakan jalan tol tetap dapat dipergunakan dengan normal," ucap Alex kepadaKompas.com, Rabu (30/1/2019).
Perbaikan itu bersifat permanen dan selanjutnya akan terus dimonitor oleh kontraktor dan BUJT terkait.(*)
Sumber : TRIBUN-MEDAN.com