Pasangan capres-cawapres Jokowi-Maruf Amin menemui para relawan dan pendukung di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/9/2018). Setelah dari Tugu Proklamasi, Jokowi-Maruf Amin akan langsung menuju Kantor KPU untuk mengambil nomor urut sebagai peserta Pemilu Presiden 2019.


10Berita  - Sebuah media massa menerbitkan berita tentang skenario pergantian Presiden dan Wakil Presiden RI jika nantinya dijabat pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Di dalam pemberitaannya, media massa itu menyertakan grafis tentang skenario pergantian jabatan presiden dan wakil presiden apabila pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin menang.
Grafis ini menjadi viral di media sosial. Salah satu jurnalis senior, Heru Hendratmoko, memposting gambar grafis dari media tersebut.
Grafis tersebut berjudul "Prediksi 2019-2024".
Di bawahnya terpampang foto Jokowi-Ma'ruf Amin yang diprediksi terpilih sebagai Presiden RI dan Wakil Presiden RI.
Di tengah jalan, Ma'ruf Amin mengundurkan diri karena sakit. Posisinya digantikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Lalu Jokowi yang mengundurkan diri sebagai presiden dengan berbagai alasan. Secara otomatis Ahok naik menjadi Presiden RI.
Posisi wakil presiden yang ditanggalkan Ahokdiisi Hari Tanoe.
Menanggapi grafis ini, Heru Hendratmoko menulis di akun Twitter nya @h3ru_h
"Ini skenario jahat yang ditampilkan sebuah koran nasional. Jelas bernuansa SARA dan berpotensi digoreng. Atau sengaja dibikin untuk itu?
Pelanggaran etiknya berat, meski tak dinyatakan secara eksplisit.
Ada teks, ada konteks. Ada atmosfer. Berat ini"
Beragam tanggapan dari para netizen mengenai grafis ini. Tim kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin bahkan sudah melaporkan media tersebut ke Dewan Pers.
"Kami mengadukan pemberitaan salah satu harian yang di situ menggambarkan sesuatu yang tidak benar dan menyesatkan," ujar Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi-Maruf, Usman Kansong, di Posko Cemara, Jumat, dilansir dari Kompas.com.
Dalam pemberitaan yang dimaksud, Basuki atau Ahok disebut akan menggantikan posisi Ma'ruf jika pasangan calon nomor urut 01 ini menang pilpres.
Ma'ruf disebut akan diganti karena masalah kesehatan.
Usman menyayangkan kabar bohong ini disebar lewat media mainstream. Sebab, biasanya kabar bohong seperti ini hanya di media sosial.
TKN Jokowi-Ma'ruf sudah melaporkan media tersebut sore ini juga. Dia berharap Dewan Pers bisa bijak dalam menyikapi media tersebut.
"Karena kami mendapat info bahwa pimpinan media tersebut katanya merasa kecolongan. Tapi ini sesuatu yang naif bagi kami. Masa pimpinan kecolongan? Berarti tidak mengontrol media yang bersangkutan," katanya.
Pemimpin Redaksi Indopos memberikan tanggapan terkait pelaporan tersebut.
Dilansir dari Kompas.com, Pemimpin redaksi Indopos, Juni Armanto tidak mengira pemberitaan yang dimuat di medianya pada Rabu (13/2/2019) berjudul "Ahok Gantikan Ma'ruf?" akan berbuntut panjang.
Bahkan sampai dilaporkan oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf ke Dewan Pers.
Juni mengatakan berita tersebut sebenarnya berupa bantahan atas hoaks yang beredar di media sosial.
"Intinya sebenarnya kami memperkirakan ini hanya berita bantahan saja yang viral di medsos," ujar Juni kepada wartawan, Jumat (15/2/2019).
Dalam berita tersebut, terdapat grafis yang menjelaskan "skenario" penggantian posisi calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Juni mengatakan grafis tersebut beredar di media sosial. Pihaknya menambahkan bantahan TKN Jokowi-Ma'ruf dalam berita tersebut.
"Sebenarnya kita dapat grafis itu dari medsos, kita hanya mengklarifikasi melalui konfirmasi ke TKN, PDI-P, dan ada pengamat juga," kata dia.
Namun, Juni mengatakan pihaknya mau tidak mau menghadapi pengaduan TKN Jokowi-Ma'ruf ke Dewan Pers. Indopos siap untuk menjelaskan duduk permasalahannya kepada Dewan Pers.
"Indopos ingin memberitakan Pilpres ini dalam kondisi netral, tidak berpihak kubu TKN dan BPN. Kalau ada case masalah ini, ini karena dinamika. Tetapi kalau sudah dilaporkan ke Dewan Pers ya sudah kita jelaskan seperti apa," ujar Juni.
Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid juga memposting berita mengenai spekulasi pergantian KH Ma'ruf Amin oleh Ahok.
Spekulasi tentang Ahok bakal gantikan posisi KH. Ma'ruf Amin ini ditulis Hidayat Nur Wahid di akun Twitter nya @hnurwahid, pada 11 Februari 2019.
"Menurut Gus Aam Wahib, Ketua Barisan Kyai dan Santri Nahdliyin, cucu salah satu pendiri NU;KH Wahab HasbuLlah:”Bhw Ahok Akan Gantikan Kiai Maruf, Sudah Diprediksi Para Kiai “ cuit Hidayat Nur Wahid seraya melampirkan link berita salah satu media.
Cuitan Hidayat Nur Wahid itu hanya menulis ulang perkataan Gus Aam Wahib yang dikutip dari pemberitaan media tersebut.
Cuitan Hidayat Nur Wahid menjadi ramai. Sampai Jumat, 15 Februari 2019, pukul 19.25 WIB, cuitan itu diretweet sebanyak 2.911 kali, dikomentari 2.930 dan mendapat 5.583 like.
Ada beberapa pengamat politik yang memberikan komentar terhadap cuitan Hidayat Nur Wahid.
Seperti Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia.
"secara politik Ahok memang isu yang bisa dipakai buat menaikkan capres yang didukungnya dan menurunkan lawan. Mungkin udah desperado gak ada cara lain lagi," tulisnya di akun @BurhanMuhtadi mengomentari cuitan Hidayat Nur Wahid.
Sumber : TRIBUNLAMPUNG.CO.ID