Jokowi Tampak Gagal dan Tak Kompeten, Konyol di Mata Internasional
10Berita - Masyarakat melihat, Kubu Jokowi tak berdaya, gagal, limbung dan konyol karena Jokowi tidak punya pemikiran, asal bunyi dan defisit gagasan. Karenanya agar terkesan merakyat Jokowi kerap tampil bersama tukang cukur, kaum tani, tukang ojek dan kelas bawah lainnya untuk memikat rakyat kecil dan menutupi kelemahannya sendiri. Para diplomat Barat/internasional dan jurnalis internasional di Jakarta sering membicarakan kelemahan Jokowi yang tidak kompeten, yang banyak memperlihatkan kebodohan Jokowi sendiri yang tampak dari wacananya yang asal bunyi, kepemimpinannya yang buruk dan asal ngomong kalau pidato. Demikian dikatakan tokoh Persatuan Alumni GMNI Nehemia Lawalata yang mengingatkan Jokowi dan kubunya, seraya mencari pandangan dari sumber-sumber diplomatik di Jakarta.
Nehemia Lawalata
''Dunia internasional sudah tahu Jokowi itu sangat lemah, miskin gagasan, tidak pantas jadi presiden, dan defisit gagasan sehingga kepemimpinannya paling buruk dalam sejarah kepresidenan RI dan Jokowi diloecehkan para pemimpin Asia lainnya kecuali China yang jelas sekutunya karena Jokowi membuat RI tergantung China,'' kata Lawalata, merujuk perspektif para diplomat dan jurnalis internasional..
Tididak seperti 2014, Dukungan internasional pada Jokowi di Pilpres 2019 sudah hancur, semua bergeser ke Prabowo. ''Karena itu, masyarakat menilai, dalam kepanikannya, Jokowi dan para pendukungnya banyak bertindak ceroboh ; pencitraan konyol sana-sini, berkumpul dengan tukang cukur, tukang ojek dan wong cilik yang diduga masih bisa diakali, semacam ''ditipu daya'', ''dirayu'' atau mungkin malah warga merasa dibodohi dengan demagogi, dan pencitraan konyol,'' ujarnya. ''Rakyat tak butuh penguasa yang cara berpikirnya amat lembek dan menunjukkan sikap dungu dalam penilaian para intelektual,''ujar Lawalata, mantan aktivis mahasiswa Indonesia Timur.
Hasil Survey Elektabilitas terakhir dari berbagai lembaga (20 Sept 2018) menunjukan: Prabowo-Sandiaga Uno menang di seluruh Indonesia kecuali:
1. NTT
2. Bali
3. Kaltara
4. Papua
Seluruh Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, NTB, Maluku dimenangkan Prabowo Sandiaga Uno.
(26). Survey Elektabilitas terakhir (20/9/2018) :
(-) Prabowo - Sandiaga 78%
(-) Jokowi - Maruf 22%
Prabowo Sandi hanya kalah tipis di NTT, Kaltara dan Papua. Namun, jika DPT diperbaiki, dan DPT Papua dan NTT sudah akurat, NTT dan Papua juga akan dimenangkan Prabowo Sandi.
''Insya Allah Suara Prabowo-Sandi memnang telak,'' ujar Lawalata..
(sumber2/KF)
10Berita - Masyarakat melihat, Kubu Jokowi tak berdaya, gagal, limbung dan konyol karena Jokowi tidak punya pemikiran, asal bunyi dan defisit gagasan. Karenanya agar terkesan merakyat Jokowi kerap tampil bersama tukang cukur, kaum tani, tukang ojek dan kelas bawah lainnya untuk memikat rakyat kecil dan menutupi kelemahannya sendiri. Para diplomat Barat/internasional dan jurnalis internasional di Jakarta sering membicarakan kelemahan Jokowi yang tidak kompeten, yang banyak memperlihatkan kebodohan Jokowi sendiri yang tampak dari wacananya yang asal bunyi, kepemimpinannya yang buruk dan asal ngomong kalau pidato. Demikian dikatakan tokoh Persatuan Alumni GMNI Nehemia Lawalata yang mengingatkan Jokowi dan kubunya, seraya mencari pandangan dari sumber-sumber diplomatik di Jakarta.
Nehemia Lawalata
''Dunia internasional sudah tahu Jokowi itu sangat lemah, miskin gagasan, tidak pantas jadi presiden, dan defisit gagasan sehingga kepemimpinannya paling buruk dalam sejarah kepresidenan RI dan Jokowi diloecehkan para pemimpin Asia lainnya kecuali China yang jelas sekutunya karena Jokowi membuat RI tergantung China,'' kata Lawalata, merujuk perspektif para diplomat dan jurnalis internasional..
Tididak seperti 2014, Dukungan internasional pada Jokowi di Pilpres 2019 sudah hancur, semua bergeser ke Prabowo. ''Karena itu, masyarakat menilai, dalam kepanikannya, Jokowi dan para pendukungnya banyak bertindak ceroboh ; pencitraan konyol sana-sini, berkumpul dengan tukang cukur, tukang ojek dan wong cilik yang diduga masih bisa diakali, semacam ''ditipu daya'', ''dirayu'' atau mungkin malah warga merasa dibodohi dengan demagogi, dan pencitraan konyol,'' ujarnya. ''Rakyat tak butuh penguasa yang cara berpikirnya amat lembek dan menunjukkan sikap dungu dalam penilaian para intelektual,''ujar Lawalata, mantan aktivis mahasiswa Indonesia Timur.
Hasil Survey Elektabilitas terakhir dari berbagai lembaga (20 Sept 2018) menunjukan: Prabowo-Sandiaga Uno menang di seluruh Indonesia kecuali:
1. NTT
2. Bali
3. Kaltara
4. Papua
Seluruh Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, NTB, Maluku dimenangkan Prabowo Sandiaga Uno.
(26). Survey Elektabilitas terakhir (20/9/2018) :
(-) Prabowo - Sandiaga 78%
(-) Jokowi - Maruf 22%
Prabowo Sandi hanya kalah tipis di NTT, Kaltara dan Papua. Namun, jika DPT diperbaiki, dan DPT Papua dan NTT sudah akurat, NTT dan Papua juga akan dimenangkan Prabowo Sandi.
''Insya Allah Suara Prabowo-Sandi memnang telak,'' ujar Lawalata..
(sumber2/KF)