OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 19 Februari 2019

Lebih baik kehilangan Jokowi ketimbang Kehilangan Negara dan Bangsa Indonesia

Lebih baik kehilangan Jokowi ketimbang Kehilangan Negara dan Bangsa Indonesia



LEBIH BAIK KEHILANGAN JOKOWI KETIMBANG KEHILANGAN BANGSA INDONESIA

Oleh : Nasrudin Joha

Ingat, yang saya kritik itu Jokowi dari aspek dan kapasitasnya sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, bukan secara pribadi. Atas kapasitas pemimpin itulah, Jokowi memiliki wewenang kebijakan, memerintah dan melarang rakyat, membuat aturan yang mengikat bagi publik.

Terkait pribadinya, saya tidak mau kritik karena tidak ada korelasinya dengan nasib umat. Tentang Jokowi orang solo, awalnya tukang kayu, punya silsilah keluarga yang diduga terkait dengan isu sensitif PKI, dll. Tidak penting, itu soal pribadi, terserah saja.

Kenapa Jokowi wajib dikritik ? Karena kerusakan yang ditimbulkan Jokowi tidak saja berimbas kepada 1-2 orang, tapi berimbas kepada lebih dari 200 juta penduduk negeri ini. Upaya mengkritik Jokowi, menjauhkannya dari kekuasaan untuk periode berikutnya, adalah ikhtiar maksimal untuk menyelamatkan bangsa ini.

Saya, lebih baik kehilangan Jokowi daripada kehilangan bangsa ini. Sebab, jika Jokowi dipertahankan dan dibuatkan terus memimpin, justru bangsa ini yang terancam bubar. Jika Jokowi tidak memimpin, masih banyak putra terbaik bangsa ini yang mampu memperbaiki kondisi negeri.

Jadi, tidak pro Jokowi bukan berarti anti NKRI. Atau sebaliknya, yang dukung Jokowi berarti loyal terhadap bangsa. Justru yang masih pro Jokowi, membiarkan kejahilan terus menguasai negeri ini, itulah yang merusak bangsa, berpotensi merusak eksistensi NKRI.

Coba perhatikan, prestasi apa yang ditorehkan Jokowi semasa kepemimpinannya :

1. Korupsi kian akut
2. Hutang menggunung
3. BUMN di Lego
4. Pekerja asing aseng
menggeruduk
5. Kriminalisasi ulama
6. Kriminalisasi ajaran dan simbol Islam
7. SDA makin dijarah asing
8. Perseteruan antar elemen anak bangsa
9. Ancaman disintegrasi
10. Papua makin membahayakan
11. Kepercayaan pada penegak hukum hancur
12. Hukum tebang pilih
13. BBM naik
14. Listrik naik
15. Pengangguran naik
16. Kemiskinan naik
17. Sembako naik
18. Rupiah nyungsep
19. Ekonomi nyungsep
Dan sesterusnya.

Jadi mari kita objektif saja, pilih melanggengkan Jokowi atau melanggengkan bangsa ini ? Pilih melepaskan Jokowi atau bangsa ini ? Pilih Jokowi kehilangan kekuasaan atau kita kehilangan kedaulatan ?

Saya tentu saja, lebih baik kehilangan Jokowi daripada bangsa ini. Jika Jokowi tidak berkuasa, menjadi rakyat biasa, itu juga lebih baik bagi Jokowi. Pasti, Nasrudin Joha akan berhenti mengkritik Jokowi. Sebab, apa faedahnya mengkritik rakyat biasa ?

Kehilangan Jokowi, tidak menyebabkan rakyat ini mati. Tapi, jika rakyat kehilangan bangsa, kehilangan martabat dan kedaulatan, mau Kemana muka ini disembunyikan ? Apa iya, kita sanggup hidup tanpa harga diri dan kehormatan ?

Kepada Pak Jokowi, sudahlah berhenti. Anda tidak cakap mengelola negeri ini, jika diteruskan Anda akan tambah banyak dosa. Di akherat, kelak kekuasaan Anda akan menjadi sesalan.


Biarlah, Anda menepi dan putra terbaik bangsa lainnya sanggup memperbaiki apa yang telah Anda rusak. Kami umat Islam sanggup memaafkan dan siap untuk rekonsiliasi, syaratnya menyingkirlah dari kekuasaan. Jika tidak, kami umat Islam yang akan paksa Anda menjauh dari kekusaan karena itu berbahaya bagi masa depan umat.

Sekali lagi, kami lebih baik kehilangan Jokowi ketimbang kami kehilangan bangsa INDONESIA ini

Sumber : Konfrontasi