Romahurmuziy saat menyampaikan sambutannya pada acara Pembukaan Muktamar VIII PPP Tahun 2016 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (8/4/2016). PPP menggelar Muktamar VIII yang disepakati sebagai bentuk islah pada 8-11 April 2016 di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur. TRIBUNNEWS/HERUDIN


Pesan Berantai Ketum PPP Setelah Diserang #RomiMakelarDoa
10Berita Hingga pukul 02.30 Wita, Minggu (3/2/2019) dini hari, perbincangan di dunia maya (tagar/ hashtag) #RomiMakelarDoa, masih menjadi trending topics di jagat Twitter.
Tagar perbincangan ini sudah dipakai diviralkan 23,445 netizen. Tagar ini juga diikuti #KyaiMaimoenDoakanPrabowo.
Mayoritas pengguna tagar ini menyerang aksi spontan Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy, di Pondok Pesantren Al Anwar I, Dusun Bajingmeduro, Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Jumat (2/2/2019) petang.
Di penghujung acara, Romi sapaan akrab anggota Komisi Keuangan DPR-RI ini, membisiki pimpinan tertinggi Ponpes Al Anwar KH Maimoen Zubair (90 tahun), agar meralat lafalan doa berbahasa Arab.
Dalam doa itu dilafalkan bahwa capres nomor urut 2, "Prabowo, Hadza Jadi Raais", padahal tepat disamping Mbah Moen, duduk petahana Presiden, Joko Widodo.
Sekitar pukul 22.30 Wita, Sabtu (2/2/2019), atau sekitar 24 jam setelah klip video ini viral, melalui akun twitternya, @MRomahurmuziy pun membalas ‘serangan miris’ netizen kepada dirinya.
Akun resmi DPP PPP me-retweet kultwit sang ketua umum.
Menggunakan sembilan kultweet, Romi menyebut ada sabqul lisan atau salah ucap dalam potongan akhir doa Mbah Moen, yang masih mejabat Ketua Dewan Syuro DPP PPP.
"Saat membaca doa beliau (Mbah Moen) memang salah mengucap (sabqul lisan)."
Romi melanjutkan sabqul lisan sang kiai itu dengan menjelaskan "..Terbukti bahwa antara isi doa sebelumnya dan ucapan 'Prabowo' tidak nyambung. Karena Mbah Moen melafalkan jelas hadza rois (presiden ini) dan mendoakan untuk menjadi presiden kedua kalinya (marroh tsaniyah)."
Romi mengaku sudah tahu dan menduga, setelah insiden sabqul lisan sang Kiai, video itu akan viral dan digoreng pendukung paslon 02.
Di timeline ketiga kultweet itu, Romi coba menjelaskan bahwa kata "Marroh Tsaniyah" dalam potongan akhir doa Kiai Sepuh Nahdatul Ulama (NU) itu jelas merujuk pada calon presiden yang diusung partai yang kini dia pimpin;
"Jelas di sini, siapa yang dimaksud menjadi presiden kedua kalinya, tentu merujuk Pak @Jokowi. Beliau saat ini menjadi presiden di periode pertama." tulis Romi.
Dia menegaskan, dua kali Mbah Moen menyebut nama presiden dengan kata; "Jokowi" dan "Joko Widodo".
Dalam twit bernomor runut itu, Romi juga menceritakan bagaimana dia bersama Jokowi diterima khusus di dalam kamar pribadi Kiai Moen, setelah seremoni di halaman pondok.
Di kamar tidur yang juga dipenuhi deretan manuskrip dan kitab berbahasa Arab itu, tambah Romi, dia dan capres Jokowi diajak salat berjamaah.
"Saya mendengar dengan baik, Pak @jokowi mengimami saya dengan membaca surat Al-Humazah di raka'at pertama, dan surat Al-Quraisy di raka'at 2."
Sekadar diketahui, dalam catatan Tribun, bacaan dua surah setelah Al Fatihah ini jugalah yang dilafalkan Jokowi saat mengimami Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang (TGB) salat Magrib di langgar tenda darurat pengungsi korban gempa di Kecamatan Tanjung, Kota Lombok NTB, Senin (13/8/2018) lalu.
Usai salat jamaah di kamar pribadi, Mbah Moen, lanjut Romi, langsung berdoa dan keduanya mengaminkan.
Isinya kurang lebih dalam bahasa Indonesia:
"Jadikanlah Jokowi sebagai pemimpin yang amanah, jadikanlah Jokowi sebagai pemimpin yang mampu membawa penduduk muslim Indonesia beribadah dengan tuma'ninah(tenang dan damai). Dan jadikanlah kepemimpinannya yang pertama berkah, dan jadikanlah ia terpilih untuk kedua kali (marrotain)".
Romi juga bercerita, setelah pembacaan doa itu, dia meminta izin kepada Mbah Moen, untuk membuat video pendek, vlog mereka bertiga.
"Tentu saya tak sepantasnya merekam doa tersebut karena begitu khusyu' Mbah Moen berdoa. Maka saya mohon izin utk membuat vlog tentang ketegasan sikap Mbah Moen yang sudah tercermin dalam doa yang dipanjatkan sebelumnya."
Di bagian lain ciutannya, Romi juga menyebut para netizen dengan "pendukung sono", mempunyai karakter:
1. Nekad, menghalalkan segala cara asal menang,
2. Kreatif, hobi nyomot dan edit peristiwa sesuai selera, dan terakhir,
3. Waras, klaimnya paling agamis, tapi hobinya tebar fitnah.
"Tidak hadir di acara, hanya melihat dlm potongan video, komentarnya seolah menjadi pelaku peristiwa. Anda waras?"
Romi menyebut para komentator itu sebagian besar tidak mengerti bahasa Arab, tidak mafhum ilmu struktur dan kata (nahwu-shorof) lalu mengomentari doa? "Anda sehat?#AkalSehat," tulis Romi.
Kiai Maimoen Zubair adalah pimpinan Tertinggi Pondok Pesantren Al Anwar, di Dusun Bajingmeduro, Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Masyarakat Rembang dan Jalur Pantura, mengenalnya pesantren ini dengan Pohama (Pondok Haji Maimoen).
Ia adalah putra Kiai Sepuh Rembang, mendiang KH Zubair Dahlan.
Dia pengajar Nahwu-sharaf dan mantiq, ilmu sastra logis dalam Bahasa Arab.
Di pondoknya, hari Jumat (1/2/2019) petang, dia menerima silaturahim calon presiden Joko Widodo.
Ikut dalam rombongan Ibu Negara Hj Iriana Jokowi, Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, yang juga putra sang Kiai.
Di tempat yang sama, empat bulan sebelumnya, 19 Muharram 1440 Hiriyah atau 29 September 2018, ini juga menerima kunjungan Prabowo Subianto.
Fasilitator silatirahim dengan capres nomor 2 itu adalah Muhammad Nadjid Maimoen atau Gus Nadjid, putra tertua sang Kiai.
Potongan video amatir berdurasi 05:57 menit yang viral sejak Jumat (1/2/2019) malam, pun memantik kontroversi.
Duduk tepat di samping Joko Widodo, Kiai Sepuh ormas Nahdlatul Ulama (NU) ini justru mendoakan lawan presiden petahana, Prabowo Subianto.
Apa sih isi persis potongan doa dalam lafadz Arab itu?
Dia membacakan teks doa tertulis pada kertas kuning, yang sebelumnya didahului dengan doa untuk keselamatan bangsa dan untuk para pemimpinnya.
Semua doa dibacakan dalam Bahasa Arab, lafadz yang diyakini paling mustajab dalam ajaran Islam.
Namun doa yang justru viral hanyalah yang potongan dengan kata "Raais dan Prabowo".
"Yaa Allah, hadza Ar-rais, hadza raaisPrabowo, Ij’al ya Ilahanaa.."
Terjemahannya kurang lebih "Ya Allah, pemimpin ini, ini pemimpin Prabowo, jadikan Ya Tuhan Kami,,"
Doa sang Kiai kemudian dilanjutkan, "Ijaal Ila Marrah tsaniyah..” (jadikan untuk kedua kalinya)."
Potongan doa kontroversi ini dibacakan akhir acara.
Seusai sekitar seribuan hadirin mengamini doa Sang Kiai, Ketua DPP PPP H Romahurmuziy, datang membisik di telinga sang Kiai.
Kiai Moen memang juga masih menjabat Ketua Majelis Syariah DPP PPP, sejak dua dekader terakhir.
Nah, saat bersamaan pembawa acara sudah menyampaikan kalimat penutup acara.
Si MC sudah mempersilahkan Jokowi, istri dan rombongan meninggalkan lokasi acara.
Lalu Romi, sapaan akrab Ketua DPP PPP datang membawa microphone.
Jokowi yang melihat aksi Romi, melirik dan tersenyum. Itu di menit 05:04 dalam video viral.
Dengan mic di tangan kanan, Kiai maimun langsung mengoreksi dalam Bahasa Arab.
"Hadza hua ma Prabowo, wa Hua Pak Jokowi. (Ini dia bukan Prabowo. Dan dia adalah Jokowi)."
Meski agak samar, terdengar; Sang Kiai berujar lagi dengan lirih dengan bahasa campuran Arab dan Bahasa Indonesia: "Ikhtiary alaa Pak Jokowi yang diduduk di samping saya. Saya ini sudah umur 90 tahun," kata Sang Kiai.
Dalam potongan video yang viral, kata "Saya 90 tahun" itu ada di klip menit ke-05:38. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Diserang #RomiMakelarDoa, Ketua Umum DPP PPP: Mbah Moen Salah Sebut Doa, http://makassar.tribunnews.com/2019/02/03/diserang-romimakelardoa-romi-sebut-mbah-moen-salah-lafal-doa?page=all.