OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 12 Februari 2019

Spekulasi Skenario Ahok Gantikan Ma’ruf Setelah Gabung PDIP, Jadi Prediksi Para Kyai?

Spekulasi Skenario Ahok Gantikan Ma’ruf Setelah Gabung PDIP, Jadi Prediksi Para Kyai?


Referensi pihak ketiga
10Berita  Setelah tersiar kabar bahwa Basuki Thahaja Purnama (BTP) atau Ahok, bergabung dengan PDIP, maka spekulasi bahwa dia bakal menggantikan posisi KH Maruf Amin saat nanti memenangkan Pipres 2019 kembali muncul ke permukaan.

Seperti yang dilansir rmol dotco (12/02/2019), Ketua Barisan Kiai dan Santri Nahdliyin (BKSN), Agus Solachul A’am menyatakan, apa yang tidak mungkin? Menurutnya dalam politik prediksi itu bisa saja terjadi.



Pasalnya, prediksi itu ternyata bermula dari adanya sejumlah kejanggalan yang terjadi selama penunjukan Maruf sebagai wakil Jokowi.

Pertama, keanggalan bahwa penunjukkan tersebut tidak melalui musyawarah di tubuh NU. Padahal notabene Maruf saat itu tengah menjabat sebagai Rais A’am.

Kedua, ada kesan Jokowi seolah-olah tega mengorbankan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang sudah diberi harapan dan mengukur baju untuk deklarasi.

Ketiga, ada pertanyaan besar, mengapa yang dipilih beliau yang nyatanya secara usia lebih pas menjaga MUI dan menjadi Rais Aam PBNU.

“Operasi politik macam apa ini? Jangan-jangan beliau hanya menjadi ganjal politik? Ini sudah dipikirkan para kiai,” tegas cucu pendiri NU, KH Wahab Chasbullah itu seperti yang dikutip rmol dotco (12/02/2019).

Menurut Gus Wahab, spekulasi Ahok akan menggantikan Kiai Ma’ruf harus menjadi catatan yang serius bagi warga NU.

“Bahwa dalam permainan politik, apa pun bisa terjadi. Tidak ada yang sulit. Ini menjadi catatan serius warga NU khususnya, umat Islam umumnya,” pungkas beliau.

Namun spekulasi yang beredar ini menurut politisi PDIP, Eva Kusuma Sundari hanyalah upaya-upaya penggiringan opini yang dimunculkan dengan tujuan menggembosi kesolidan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf.

Menurut Eva, jelas-jelas bahwa proses pergantian wakil presiden tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan semata. Ada banyak persyaratan dan aturan UU yang harus dilalui, disamping juga harus melewati kompromi antar partai pendukung yang mengusung paslon tersebut saat berlaga.

“Tidak ada ceritanya di UU, yang orang bisa menggantikan seseorang, itu seolah menjadi urusan personal kan ada koalisi,” tegasnya menyakinkan bahwa spekulasi tersebut memang kurang tepat.

Apakah prediksi ini memang bisa menjadi skenario para pendukung Ahok yang kebetulan dipercaya menjadi tim Jokowi, atau memang dilontarkan oleh kubu rival Jokowi untuk menggembosi kekuatan yang dimiliki dengan memanfaatkan sentimen umat muslim yang anti Ahok seperti yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta kemarin?

Sumber :