OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 03 Februari 2019

Walkot Semarang, Menambah Lagi Blunder Pendukung Jokowi. Ini Ulahnya?

Walkot Semarang, Menambah Lagi Blunder Pendukung Jokowi. Ini Ulahnya?


10Berita  Pekan terakhir hingga awal Februari ini sepertinya menjadi masa-masa blunder bagi para pendukung Jokowi. Pasalnya beberapa kesalahan yang terbilang cukup fatal telah menjadi viral.

Seperti yang dilansir rmol dotco (2/2/2019), media ini menuliskan dalam waktu dua hari, menteri dan ketua umum partai pendukung Jokowi membuat tiga blunder besar.

Pertama adalah blunder yang dilakukan oleh Menkominfo Rudi Antara. Kamis (31/1) Chief RA, begitu dia biasa dipanggil, marah kepada seorang pegawai yang menyatakan sesuai keyakinan memilih nomor dua setelah mendengar visi misinya.

Rudi sebel sebab yang ditanyakan pilihan desain poster untuk kampanye sosialisasi pemilu. Saking sebelnya Rudi langsung marah dan bertanya “Yang gaji kamu siapa?"

Kalimat Rudi ini kemudian segera menjadi trending topic yang paling banyak dibicarakan warga dunia maya di Indonesia, bahkan dunia.



Blunder kedua dilakukan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Ia mengeluarkan Surat Edaran menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pemutaran film di bioskop yang diterbitkan pada Rabu (30/1) dengan tujuan menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta Tanah Air di kalangan generasi muda. Namun karena mendapat respon negatif, selang dua hari kemudian dicabut.

Blunder ketiga adalah ralat doa Kiai Maimoen Zubair (Mbah Moen) yang kepleset mendoakan Prabowo menjadi Presiden RI, padahal di sebelahnya Jokowi duduk dengan takzim dan dua tangan terangkat, mengaminkan doa itu.

Masalah justru muncul ketika Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Rommy) segera menghampiri Mbah Moen dan minta agar doa tersebut diralat.

Bahkan tak hanya sampai di situ, ternyata Rommy bersama Jokowi “mengejar” Mbah Moen sampai ke kamar tidurnya. Di kamar tersebut Rommy nge-vlog dan terlihat mengarahkan Mbah Moen agar mendoakan Jokowi sebagai Presiden RI.

Karenanya sikap Rommy mengejar Mbah Moen sampai di kamar pribadi, bisa dianggap sebagai su’ul adab. Perangai buruk yang tidak pada tempatnya dilakukan seorang santri kepada seorang kiai yang sangat dihormati.

Ternyata tak menteri dan ketum yang membuat blunder, Walikota Semarang menyusul membuat blunder yang tak kalah fatal.

Kalau boleh dikatakan blunder kelima inilah masalau yang ditimbulkannya. Saat menghadiri silaturahmi Jokowi dengan paguyuban pengusaha Jawa Tengah di Semarang Town Square, Semarang, Sabtu (2/2/2019), Hendrar Prihadi yang hadir sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI-P Kota Semarang, meminta masyarakat untuk tidak menggunakan jalan tol jika tidak mendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di pemilihan presiden 2019.

"Disampaikan ke saudaranya di luar sana. Kalau tidak mau dukung Jokowi, jangan pakai jalan tol," kata Hendrar seperti yang dikutip tribunnews dotcom (2/2/2019).

Tentu saja pernyataan ini cukup mengusik khalayak. Karena kesannya arogan bahwa pembangunan infrastruktur itu hanya diperuntukkan golongan tertentu saja. Harusnya di era kampanye ini, para pejabat pendukung pasangan Pilpres 01 harus lebih hati-hati dalam berucap. Pasalnya capres petahana selalu menjadi sasaran kritik atas apa yang dilakukannya.

Nah apakah rangkaian blunder yang terjadi ini akan mempengaruhi elektablitas pasangan pilpres 01? Mungkin pooling lembaga survei akan bisa membuktikannya.

Sumber :