OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 01 Maret 2019

BPN Prabowo Nilai Menpar Tak Paham Konsep Wisata Halal di Bali Ala Sandiaga

BPN Prabowo Nilai Menpar Tak Paham Konsep Wisata Halal di Bali Ala Sandiaga


Wisata halal. ©2017 Merdeka.com

10Berita  - Wacana pariwisata halal di Bali yang di usulkan Cawapres Sandiaga Uno mendapat penolakan dari Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Taufan curiga, Menpar tidak memahami konsep wisata halal yang diusulkan Sandiaga.

Padahal, menurut Taufan, pariwisata halal akan menambah jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia.

"Masa sih Menteri Pariwisata tidak paham konsep pariwisata halal?" kata Taufan dalam keterangannya, Kamis (28/2).

Taufan menjelaskan, pariwisata halal adalah opsi untuk wisatawan muslim yang menginginkan layanan halal seperti makanan halal, toilet basah serta standar fasilitas halal lainnya.

Oleh karena itu, dia meminta konsep wisata halal tidak dibenturkan dengan agama dan budaya. Menurutnya, konsep wisata halal justru menjadi salah satu opsi bagi segmen wisatawan muslim ketika datang ke Bali untuk mendapatkan fasilitas halal.

"Apabila Gubernur Bali dan Menteri Pariwisata membenturkan budaya dan agama dalam konsep fasilitas halal, maka itu salah kaprah," ucap Taufan.

Lebih lanjut, Taufan menjelaskan bahwa layanan halal tidak menjadi paksaan dan tentunya tidak membunuh wisata konvensional. Sebab, wisata halal hanya menjadi layanan tambahan.

"Justru aneh apabila pemerintah tidak peduli dengan hak wisatawan muslim yang datang ke Bali untuk mendapatkan fasilitas halal. Kepedulian pemerintah atas hak wisatawan muslim ini patut dipertanyakan," jelasnya.

Sebelumnya, Sandiaga Uno mengusulkan adanya wisata halal di Bali. Usulan itu langsung direspon penolakan sejumlah pihak termasuk Gubernur Bali I Wayan Koster. Dia tidak berminat mengganti branding Bali sebagai pariwisata budaya.

"Saya kira untuk Bali sudah ada branding-nya sesuai kearifan lokal Bali. Karakter Bali yaitu pariwisata berbasis budaya. Saya kira nggak perlu lagi kita mengembangkan branding yang lain justru itu akan mempersempit dan mengecilkan branding sejenis yang sudah ada di Bali, wisata budaya," ujar Koster.

Penolakan juga datang dari DPRD Bali dan tim pemenangan Jokowi- Ma'ruf Amin. Sementara, Menpar Arief Yahya menilai posisi Bali sebagai destinasi wisata budaya itu sudah kuat dan tidak perlu mendapat wacana 'wisata halal' .

(mdk/ray)

Sumber : Merdeka.com