Dradjad Wibowo: Jika Menteri Ekonomi Jokowi yang 'Bodoh', Kenapa Tidak Dipecat?
10Berita - Reaksi kesel Presiden Joko Widodo hingga melontarkan kata "bodoh" menyikapi kondisi neraca perdagangan Indonesia dipertanyakan kubu oposisi.
Wakil Ketua Dewan Kerhormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Dradjad Hari Wibowo mengatakan, mestinya Presiden Jokowi dan tim ekonominya sudah paham bahwa neraca perdagangan Indonesia rawan defisit.
Meski sejauh ini pemerintah pun sudah mengeluarkan banyak kebijakan, mulai dari belasan paket ekonomi hingga larangan atau pembatasan impor.
"Ternyata, semuanya itu gagal menyelamatkan Indonesia dari defisit perdagangan," kata Drajad saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (13/3).
Sebelumnya, pada Rakornas Investasi di ICE BSD, Banten, Selasa kemarin (12/3), Jokowi mengeluhkan sudah puluhan tahun neraca perdagangan dan transaksi berjalan tapi tak kunjung ada penyelesaian.
Saking kesalnya Jokowi bahkan sampai mengucapkan kata 'bodoh' saat mengutarakan ekspresinya itu.
"Presiden mengatakan bodoh, apakah yang disebut bodoh itu rakyat? Apa rakyat kita bodoh karena banyak beli HP impor, misalnya? Atau karena makan beras, daging, kedelai, hingga buah impor? Atau pengusaha kita yang bodoh karena ekspornya tidak bagus?" tanyanya.
Ia justru heran jika ternyata ucapan 'bodoh' itu ditujukan Jokowi untuk tim ekonominya tetapi didiamkan.
"Jika tim ekonomi disebut bodoh, kenapa Presiden tidak memecat Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri Keuangan dan menteri terkait lainnya?" tukas Dradjad.
sumber: rmol