Harga CPO Anjlok Lagi Pasca Eropa Larang Penggunaan Biofuel
Petani memindahkan buah kelapa sawit yang baru dipanen, di Padangpariaman, Sumatera Barat, Senin (16/7). Data BPS Sumbar, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di propinsi itu merosot dari Rp1.500 per kilogram kini menjadi Rp800 per kilogram, sehingga mempengaruhi nilai ekspor Sumbar sepanjang Juni 2018 yang mencapai 108,19 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau turun 11,48 persen dibandingkan Mei yang mencapai 122,22 juta dolar AS.| ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww/18.
10Berita, Harga minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) di bursa derivatif Malaysia turun untuk sesi ketujuh berturut-turut pada hari Kamis (14/3/2019), ke level terendah dalam tiga bulan. Ini karena kekhawatiran atas melambatnya permintaan dan peningkatan produksi mengurangi harga pasar.
Selain itu tekanan lebih lanjut juga datang dari Eropa yang mengurangi konsumsi sawit. Eropa juga mulai melarang penggunaan biofuel terkait isu lingkungan yang terkait dengan produk tropis.
Benchmark kontrak minyak sawit bulan ketiga di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 1,5 persen menjadi 2,060 ringgit (USD503,91) per ton pada siang ini.
Sebelumnya kontrak turun ke level terlemah sejak pertengahan Desember di 2.057 ringgit per ton.
Permintaan minyak sawit global tahun ini diprediksikan akan mengalami kontraksi pertama dalam dua dekade selama tahun panen 2019/20 karena meningkatnya minyak biji bijian pada pembeli top India dan melambatnya permintaan di Eropa dan China.
"Terlalu banyak pasokan minyak kelapa sawit di negara-negara konsumen, baik India dan Cina, itu sebabnya Anda melihat ada tekanan pada harga," kata salah satu pedagang yang berbasis di Singapura, dilansir dari Reuters.
Selain itu kondisi di perparah dengan Komisi Eropa telah menyimpulkan bahwa budidaya kelapa sawit menghasilkan deforestasi yang berlebihan dan penggunaannya dalam bahan bakar transportasi harus dihapuskan. []
Sumber: AKURAT.CO
Petani memindahkan buah kelapa sawit yang baru dipanen, di Padangpariaman, Sumatera Barat, Senin (16/7). Data BPS Sumbar, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di propinsi itu merosot dari Rp1.500 per kilogram kini menjadi Rp800 per kilogram, sehingga mempengaruhi nilai ekspor Sumbar sepanjang Juni 2018 yang mencapai 108,19 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau turun 11,48 persen dibandingkan Mei yang mencapai 122,22 juta dolar AS.| ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww/18.
10Berita, Harga minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) di bursa derivatif Malaysia turun untuk sesi ketujuh berturut-turut pada hari Kamis (14/3/2019), ke level terendah dalam tiga bulan. Ini karena kekhawatiran atas melambatnya permintaan dan peningkatan produksi mengurangi harga pasar.
Selain itu tekanan lebih lanjut juga datang dari Eropa yang mengurangi konsumsi sawit. Eropa juga mulai melarang penggunaan biofuel terkait isu lingkungan yang terkait dengan produk tropis.
Benchmark kontrak minyak sawit bulan ketiga di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 1,5 persen menjadi 2,060 ringgit (USD503,91) per ton pada siang ini.
Sebelumnya kontrak turun ke level terlemah sejak pertengahan Desember di 2.057 ringgit per ton.
Permintaan minyak sawit global tahun ini diprediksikan akan mengalami kontraksi pertama dalam dua dekade selama tahun panen 2019/20 karena meningkatnya minyak biji bijian pada pembeli top India dan melambatnya permintaan di Eropa dan China.
"Terlalu banyak pasokan minyak kelapa sawit di negara-negara konsumen, baik India dan Cina, itu sebabnya Anda melihat ada tekanan pada harga," kata salah satu pedagang yang berbasis di Singapura, dilansir dari Reuters.
Selain itu kondisi di perparah dengan Komisi Eropa telah menyimpulkan bahwa budidaya kelapa sawit menghasilkan deforestasi yang berlebihan dan penggunaannya dalam bahan bakar transportasi harus dihapuskan. []
Sumber: AKURAT.CO
