Jokowi Cuti 3 Minggu, Tugas Negara Dialihkan ke JK
10Berita, Wakil Presiden, Jusuf Kalla, dalam acara bincang-bincang “Jokowi di Mata Sahabat: Jokowi di Mata Jusuf Kalla” yang diinisiasi gerakan #inikerjaku, di Kerja @86Hub, Jakarta, Kamis (21/3/3/2019) malam. ( Foto: Beritasatu Photo / Istimewa )
Jakarta, Beritasatu.com - Selama hampir tiga minggu ke depan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil cuti untuk kampanye terbuka dalam menyambut Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 17 April 2019.
Dalam masa cuti tersebut, tugas-tugas negara yang bersifat operasional dan teknis diserahkan ke Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK).
"Kalau tugas-tugas bisa dialihkan, sementara ini kan semua acara-acara saya yang hadiri. Tapi kewenangan tentu di Indonesia ini tidak bisa dialihkan kalau seperti itu. Jadi, tugas-tugas di Jakarta, Ibukota ini harus saya jalani, termasuk juga rapat-rapat, banyak hal yang saya tangani selama beliau aktif berkampanye," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2019).
Ia mengaku tidak ada pesan-pesan dari Jokowi selama dia cuti. Alasannya, yang terjadi saat ini bukan transisi atau peralihan kewenangan. Yang terjadi hanya hal-hal normal, sama seperti presiden berada di luar kota atau luar negeri maka tugas kenegaraan dilimpahkan ke Wapres.
"Selama presiden kalau tidak ada di kota, maka hal-hal yang umum, biasa-biasa itu, biasanya dialihkan ke saya. Ini bukan transisi kok, cuma tiga minggu," ujar JK.
Saat ditanya soal pengambilan keputusan, dia tegaskan selama masih dalam batas operasional, dirinya yang mengambil keputusan. Sementara yang bersifat strategis, dirinya konsultasi dengan presiden.
Pada kesempatan itu, JK juga menegaskan pemerintahan tidak lumpuh karena banyaknya manteri yang ikut kampanye. Yang terjadi hanya ada pengurangan kerja kantor atau rapat karena ada menteri yang ikut kampanye.
"Ya selama sebulan terakhir ini kan masa politik terakhir, sebulan ini pasti kegiatan berbeda lah dibandingkan zaman dulu. Zaman dulu kan anda lihat sendiri, sidang kabinet bisa 10 kali seminggu. Tapi sekarang ini, karena kesibukan masing-masing tapi tugas-tugas rutin tetap jalan. Semua tetap jalan. Menteri-menteri juga setiap hari saya teleponin," tutur JK.
Sumber: Suara Pembaruan
10Berita, Wakil Presiden, Jusuf Kalla, dalam acara bincang-bincang “Jokowi di Mata Sahabat: Jokowi di Mata Jusuf Kalla” yang diinisiasi gerakan #inikerjaku, di Kerja @86Hub, Jakarta, Kamis (21/3/3/2019) malam. ( Foto: Beritasatu Photo / Istimewa )
Jakarta, Beritasatu.com - Selama hampir tiga minggu ke depan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil cuti untuk kampanye terbuka dalam menyambut Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 17 April 2019.
Dalam masa cuti tersebut, tugas-tugas negara yang bersifat operasional dan teknis diserahkan ke Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK).
"Kalau tugas-tugas bisa dialihkan, sementara ini kan semua acara-acara saya yang hadiri. Tapi kewenangan tentu di Indonesia ini tidak bisa dialihkan kalau seperti itu. Jadi, tugas-tugas di Jakarta, Ibukota ini harus saya jalani, termasuk juga rapat-rapat, banyak hal yang saya tangani selama beliau aktif berkampanye," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2019).
Ia mengaku tidak ada pesan-pesan dari Jokowi selama dia cuti. Alasannya, yang terjadi saat ini bukan transisi atau peralihan kewenangan. Yang terjadi hanya hal-hal normal, sama seperti presiden berada di luar kota atau luar negeri maka tugas kenegaraan dilimpahkan ke Wapres.
"Selama presiden kalau tidak ada di kota, maka hal-hal yang umum, biasa-biasa itu, biasanya dialihkan ke saya. Ini bukan transisi kok, cuma tiga minggu," ujar JK.
Saat ditanya soal pengambilan keputusan, dia tegaskan selama masih dalam batas operasional, dirinya yang mengambil keputusan. Sementara yang bersifat strategis, dirinya konsultasi dengan presiden.
Pada kesempatan itu, JK juga menegaskan pemerintahan tidak lumpuh karena banyaknya manteri yang ikut kampanye. Yang terjadi hanya ada pengurangan kerja kantor atau rapat karena ada menteri yang ikut kampanye.
"Ya selama sebulan terakhir ini kan masa politik terakhir, sebulan ini pasti kegiatan berbeda lah dibandingkan zaman dulu. Zaman dulu kan anda lihat sendiri, sidang kabinet bisa 10 kali seminggu. Tapi sekarang ini, karena kesibukan masing-masing tapi tugas-tugas rutin tetap jalan. Semua tetap jalan. Menteri-menteri juga setiap hari saya teleponin," tutur JK.
Sumber: Suara Pembaruan