Membaca Kepentingan Dibalik Ekspansi Cina Melalui OBOR
Bendera Cina| pixabay.com
10Berita, Belakangan Cina mulai getol menjalankan strategi ekspansi melalui skema inisiatif One Belt One Road (OBOR). Cina bahkan menyiapkan investasi dalam jumlah yang cukup besar dalam menjalankan strategi ekspansi Obor tersebut.
Ekspansi itu, tersebar diberbagai negara sebut saja Malaysia yang belakangan membatalkan dua megaproyek dalam skema OBOR tersebut. Kedua mega proyek yang dibatalkan PM Mahatir Muhammad antara lain proyek kereta api dengan nilai USD20 miliar dan proyek pipa Gas senilai USD2,3 miliar.
Sementara itu, di Indonesia sendiri pemerintah dengan genit menawarkan sejumlah proyek infrastruktur ke Cina dengan total nilai mencapai USD13,3 miliar. Hal ini menjadi bukti bahwa Cina benar-benar serius dalam menjalankan program tersebut.
Menanggapi proyek ambisius Tiongkok dalam menjalankan ekspansinya itu, Peneliti muda Indef Zulfikar Rakhmat yang serius mendalami pengaruh Cina melalui inisiatif OBOR dalam desertasinya.
Menurutnya Cina memang tengah melebarkan sayap investasinya ke seluruh penjuru dunia. Bahkan melalui kebijakan Going-Out pemerintah negeri tirai bambu tersebut mendorong perusahaan-perusahaan besar dinegaranya untuk berinvestasi ke luar negeri.
Apa sebenarnya yang menjadi penyebab ekspansi investasi Cina ke berbagai negara? menjawab hal ini, Peneliti Muda INDEF Zulfikar menilai produksi industri Cina tengah mengalami over kapasitas di dalam negeri. Kemudian untuk mengantisipasi potensi kapasitas yang bakal merugikan negara tersebut.
"Pertama, Cina mengalami overcapacity disektor bahan bangunan seperti baja, besi, aspal, semen. Untuk maintain economic growth, Cina harus buang ini semua keluar. Proyek BRI/OBOR ditujukan untuk ini, makanya fokus ke infrastruktur," ujar Zulfikar dihubungi di Jakarta (27/3/2019).
Zulfikar menambahkan, dengan strategi kebijakan ekspansi tersebut, hasilnya mulai terasa perekonomian Cina berkembang pesat. Dengan demikian, Cina memiliki kepentingan membangun jaringan dagang dan memperkokoh perekonomiannya dimasa datang.
"Cina ingin membangun fasilitas yang akan mempermudah dagang dan investasi Cina kedepannya," pungkasnya.[]
Sumber,: akurat
Bendera Cina| pixabay.com
10Berita, Belakangan Cina mulai getol menjalankan strategi ekspansi melalui skema inisiatif One Belt One Road (OBOR). Cina bahkan menyiapkan investasi dalam jumlah yang cukup besar dalam menjalankan strategi ekspansi Obor tersebut.
Ekspansi itu, tersebar diberbagai negara sebut saja Malaysia yang belakangan membatalkan dua megaproyek dalam skema OBOR tersebut. Kedua mega proyek yang dibatalkan PM Mahatir Muhammad antara lain proyek kereta api dengan nilai USD20 miliar dan proyek pipa Gas senilai USD2,3 miliar.
Sementara itu, di Indonesia sendiri pemerintah dengan genit menawarkan sejumlah proyek infrastruktur ke Cina dengan total nilai mencapai USD13,3 miliar. Hal ini menjadi bukti bahwa Cina benar-benar serius dalam menjalankan program tersebut.
Menanggapi proyek ambisius Tiongkok dalam menjalankan ekspansinya itu, Peneliti muda Indef Zulfikar Rakhmat yang serius mendalami pengaruh Cina melalui inisiatif OBOR dalam desertasinya.
Menurutnya Cina memang tengah melebarkan sayap investasinya ke seluruh penjuru dunia. Bahkan melalui kebijakan Going-Out pemerintah negeri tirai bambu tersebut mendorong perusahaan-perusahaan besar dinegaranya untuk berinvestasi ke luar negeri.
Apa sebenarnya yang menjadi penyebab ekspansi investasi Cina ke berbagai negara? menjawab hal ini, Peneliti Muda INDEF Zulfikar menilai produksi industri Cina tengah mengalami over kapasitas di dalam negeri. Kemudian untuk mengantisipasi potensi kapasitas yang bakal merugikan negara tersebut.
"Pertama, Cina mengalami overcapacity disektor bahan bangunan seperti baja, besi, aspal, semen. Untuk maintain economic growth, Cina harus buang ini semua keluar. Proyek BRI/OBOR ditujukan untuk ini, makanya fokus ke infrastruktur," ujar Zulfikar dihubungi di Jakarta (27/3/2019).
Zulfikar menambahkan, dengan strategi kebijakan ekspansi tersebut, hasilnya mulai terasa perekonomian Cina berkembang pesat. Dengan demikian, Cina memiliki kepentingan membangun jaringan dagang dan memperkokoh perekonomiannya dimasa datang.
"Cina ingin membangun fasilitas yang akan mempermudah dagang dan investasi Cina kedepannya," pungkasnya.[]
Sumber,: akurat