OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 01 Maret 2019

MENGAPA HARUS TERSINGGUNG DIBILANG KAFIR..?

MENGAPA HARUS TERSINGGUNG DIBILANG KAFIR..?


MENGAPA HARUS TERSINGGUNG DIBILANG KAFIR..?

Istilah kafir sangat dikenal dalam ajaran Islam dengan beberapa pengertian dan tingkatan, mulai dari sikap menolak menyembah Allah sebagai Tuhan, sampai kepada mengingkari nikmat yang diberikan Allah (kufur nikmat). Para ulama juga membuat konsep membagi orang kafir yang tidak menyembah Allah sebagai Tuhan dengan beberapa tingkatan, terkait dengan sikap mereka dalam berhubungan dengan kaum Muslim, mulai dari kafir yang bermusuhan (kafir harby) sampai kepada kafir dzimmy, yaitu orang yang mengingkari Allah dan sudah merelakan diri untuk hidp damai dalam kekuasaan Muslim.

Ketika kita menyebut seseorang dengan kafir, biasanya dalam pengertian umum ditujukan kepada mereka yang non-Muslim, orang yang menyembah Tuhan selain Allah dan tidak mengakui nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, dan dari sudut pandang ajaran Islam, Allah tidak akan menyelamatkannya di akhirat kelak.

Masalahnya, ada juga non-Muslim tersinggung ketika disebut sebagai orang kafir dan menganggap itu merupakan hujatan dan penyerangan terhadap keyakinan yang dianutnya, ini buat saya sangat mengherankan.

Katakanlah istilah kafir ini dipakai juga oleh pemeluk agama selain Islam untuk menyatakan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang mereka sembah, misalnya Kristen mengatakan kepada saya: "Kamu orang kafir..", lalu saya bertanya: "Apa yang anda maksud dengan kafir..?", dan dijawab: "Orang yang tidak menyembah Yesus sebagai Tuhan, dan artinya tidak akan mendapat keselamatan dari Yesus..".

Maka keimanan saya akan mengatakan itu adalah benar, saya adalah orang yang menyembah Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan hanya mengharapkan keselamatan dari Dia, lalu apa alasannya saya mesti tersinggung dikatakan sebagai kafir menurut ajaran Kristen..? Pernyataan Kristen tersebut justru merupakan konfirmasi keimanan saya, bahwa saya tidak menyembah Tuhan yang dia sembah. Ibarat dikafirkan oleh orang kafir maka ujung-ujungnya adalah membuat saya dinyatakan sebagai orang beriman sesuai keyakinan yang saya anut.

Jadi ketika seseorang yang tidak menyembah Allah dan tidak mengakui nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah tersinggung dikatakan kafir, maka sebenarnya secara-diam-diam dia mengakui kalau Allah adalah Tuhan dan mengharapkan keselamatan datang dari Allah, dengan dikatakan sebagai orang yang terputus dan bakalan 'dicuekin' Allah kelak di akhirat maka 'kenyamanannya' dalam berlindung kepada Tuhan yang lain menjadi terganggu.

Maka untuk membuktikan keimanan anda, tersinggung dengan penyebutan kafir tidak perlu terjadi, saya mengatakan anda kafir anda juga mengatakan saya kafir karena kita masing-masing punya Tuhan yang berbeda untuk disembah dan juga Tuhan yang tidak sama untuk memberikan keselamatan.

Jadi, enjoy saja jadi kafir bro..

(Arda Chandra)