OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 10 Maret 2019

Paslon 02 Janji Akan Fokus Perbaiki BPJS Kesehatan

Paslon 02 Janji Akan Fokus Perbaiki BPJS Kesehatan




10BeritaBadan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hermawan Syahputra memaparkan visi-misi paslon yang diusungnya terkait bidang kesehatan. Dalam paparannya, pasangan nomor urut 02 akan memperbaiki Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Dia menjelaskan definisi sehat menurut WHO bukan hanya terbebas dari penyakit, tapi juga sehat secara fisik dan sosial. Menurut Hermawan, Indonesia belum berdaya dalam mencari solusi jaminan kesehatan nasional.

“Pemerintah selalu berusaha mengambil momen dan tidak pernah kita sadari. Quality of life, level of happiness. BPJS yang diklaim meningkat anggarannya dari tahun ke tahun, 2014 defisit Rp 3,3 triliun, 2015 Rp 5,9 triliun, 2016 meningkat drastis jadi Rp 9,7 triliun, dan 2018 Rp 9,8 triliun. Itu belum mampu mendongkrak” ungkapnya dalam diskusi ‘Menuju Debat III: Menakar Visi Kesehatan’ di d’Consulate Resto and Lounge, Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3).

Dia menyebut, dari data tersebut membuat masyarakat menjadi tidak terlayani dengan baik, seperti pelayanan rumah sakit mandek. Inilah, kata dia yang membuat kualitas tidak meningkat jauh malahan angka kematian ibu dan bayi dan balita menjadi tinggi.

“Buat kami hulu dari semua persoalan mengenai kejujuran dan kemauan pemerintah,” tegasnya.

Hermawan menegaskan, Prabowo-Sandi akan menanggulangi itu semua yaitu dengan melakukan perhitungan kembali BPJS dan bagaimana keberpihakan pada masalah kesehatan, bukan hanya soal akses kesehatan.

“Sekarang yang masih jadi persoalan besar kita adalah BPJS. Kami lihat BPJS ada yang jebol. Ada primary health care. Sekarang ini jebol semua. Karena primary health care itu 80 persen pelayanan kesehatan jebol karena tidak dikedepankan primary health care,” jelasnya.

Disinggung dengan persoalan tembakau, menurut Hermawan, Prabowo-Sandi akan membahagiakan dan memberikan ruang bagi para petani tembakau untuk mempunyai alternatif mata pencarian lain. Hendrawan menyinggung kebocoran anggaran Rp 11 ribu triliun yang sebenarnya bisa memperbaiki hal tersebut.

“Harus punya alternatif dan mata pencarian. Kalau manusianya tidak pernah disentuh, maka jangan harap ini bisa dikendalikan. Manusia yang beririsan dengan rokok harus diberdayakan. Konkretnya, kita punya kebocoran Rp 11 ribu triliun, kalau ini tertangani, tidak sulit,” pungkasnya.

sumber: jawapos