Pengamat: Dukungan Jokowi-Ma'ruf Merosot di Akar Rumput
Kalangan bawah tidak memberikan dukungan yang diharapkan
Diskusi mengukur berbagai hasil elektabilitas di Cikini (Diah/era.id)
10Berita, Jakarta,- Dukungan terhadap pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin disebut merosot tajam. Survei Litbang Kompas mencatat, selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 11,8 persen.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, turunnya elektabilitas Jokowi dibanding Prabowo karena upaya pemenangan paslon nomor urut 01 ini tidak digencarkan pada level bawah. Ujang bilang organisasi akar rumput seakan tidak bergerak untuk mencari dukungan.
"Dugaan saya, jangan sampai deklarasi tersebut hanya di tingkat elite, tidak masuk di wilayah grass root, sehingga pergerakan tim sukses itu tidak sampai kepada basis pemilih," ucap Ujang dalam diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2019).
Gembar-gembor dukungan dari elite politik, tokoh besar, maupun kepala daerah memang penting menurut Ujang sangat penting. Tapi, kalau dukungan itu tidak diikuti hingga akar bawah, kata Ujang hanya akan mandek dan berjalan lambat.
Baca Juga : Kubu Jokowi: Hasil Survei Sudah Semakin Stabil
"Juga deklarasi yang tidak menyentuh basis pemilih. Ini yang sebenarnya menjadi persoalan yang menimpa petahana, sebut dia.
Hal senada juga dikatakan pengamat politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing yang menganggap mesin politik dari Koalisi Indonesia Kerja (KIK) belum bekerja maksimal.
Kader-kader dan ranting parpol koalisi paslon nomor urut 01 ini sepertinya masih kurang ngopi bareng dan mengampanyekan pemilih-pemilih potensial agar mendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Diskusi-diskusi personal maupun kelompok ini belum maksimal. Sementara, diskusi antarpribadi kubu 02 sangat intensif. Prabowo sudah maksimal, tinggal mengintensifkan," kata Emrus.
"Ada hal yang harus dilakukan oleh kubu 01, yaitu komunikasi antarpribadi di masyarakat. Dari rumah ke rumah, mendiskusikan kampanye yang mereka lakukan tentu sesuai peraturan," lanjut dia.
Ilustrasi dipersembahkan Ilham/era.id
Untuk kamu tahu, survei terbaru Litbang Kompas ini digelar pada akhir Februari hingga awal Maret dengan 2.000 responden di 34 provinsi dengan margin of error 2,2 persen.
Selisih elektabilitas ini makin mengecil dari hasil survei Litbang Kompas Oktober 2018 sebesar 19,9 persen dengan keunggulan untuk Jokowi. Kala itu, elektabilitas kedua pasangan berturut-turut 52,6 persen dan 32,7 persen, sedangkan yang menjawab rahasia 14,7 persen.
Sumber: Era.id
Kalangan bawah tidak memberikan dukungan yang diharapkan
Diskusi mengukur berbagai hasil elektabilitas di Cikini (Diah/era.id)
10Berita, Jakarta,- Dukungan terhadap pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin disebut merosot tajam. Survei Litbang Kompas mencatat, selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 11,8 persen.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, turunnya elektabilitas Jokowi dibanding Prabowo karena upaya pemenangan paslon nomor urut 01 ini tidak digencarkan pada level bawah. Ujang bilang organisasi akar rumput seakan tidak bergerak untuk mencari dukungan.
"Dugaan saya, jangan sampai deklarasi tersebut hanya di tingkat elite, tidak masuk di wilayah grass root, sehingga pergerakan tim sukses itu tidak sampai kepada basis pemilih," ucap Ujang dalam diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2019).
Gembar-gembor dukungan dari elite politik, tokoh besar, maupun kepala daerah memang penting menurut Ujang sangat penting. Tapi, kalau dukungan itu tidak diikuti hingga akar bawah, kata Ujang hanya akan mandek dan berjalan lambat.
Baca Juga : Kubu Jokowi: Hasil Survei Sudah Semakin Stabil
"Juga deklarasi yang tidak menyentuh basis pemilih. Ini yang sebenarnya menjadi persoalan yang menimpa petahana, sebut dia.
Hal senada juga dikatakan pengamat politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing yang menganggap mesin politik dari Koalisi Indonesia Kerja (KIK) belum bekerja maksimal.
Kader-kader dan ranting parpol koalisi paslon nomor urut 01 ini sepertinya masih kurang ngopi bareng dan mengampanyekan pemilih-pemilih potensial agar mendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Diskusi-diskusi personal maupun kelompok ini belum maksimal. Sementara, diskusi antarpribadi kubu 02 sangat intensif. Prabowo sudah maksimal, tinggal mengintensifkan," kata Emrus.
"Ada hal yang harus dilakukan oleh kubu 01, yaitu komunikasi antarpribadi di masyarakat. Dari rumah ke rumah, mendiskusikan kampanye yang mereka lakukan tentu sesuai peraturan," lanjut dia.
Ilustrasi dipersembahkan Ilham/era.id
Untuk kamu tahu, survei terbaru Litbang Kompas ini digelar pada akhir Februari hingga awal Maret dengan 2.000 responden di 34 provinsi dengan margin of error 2,2 persen.
Selisih elektabilitas ini makin mengecil dari hasil survei Litbang Kompas Oktober 2018 sebesar 19,9 persen dengan keunggulan untuk Jokowi. Kala itu, elektabilitas kedua pasangan berturut-turut 52,6 persen dan 32,7 persen, sedangkan yang menjawab rahasia 14,7 persen.
Sumber: Era.id