Petani Jagung Siap Panen Raya, Darmin Diminta Pulang Kampung
10Berita "Pak Darmin, kami di Sumatera Utara lagi panen jagung. Kami undang Bapak turun, pulang kampung lihat jagung," ucapnya," ujar petani dari kecamatan Tiga Binanga
Ilustrasi jagung. Sejumlah petani di Sumatera Utara meminta Menko Perekonomian, Darmin Nasution mengecek langsung terkait panen raya jagung di sejumlah daerah.
JawaPos.com - Sejumlah petani jagung di Sumatera Utara mengungkapkan menolak kebijakan impor jagung pemerintah. Mereka juga menyayangkan pernyataan Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, yang menyangsikan adanya panen jagung di Indonesia.
Sejumlah petani Sumatera Utara ramai-ramai meminta Menko Darmin Pulang Kampung, untuk melihat langsung panen jagung di sana. Saat ini sejumlah daerah di Sumatera Utara sedang memasuki panen raya jagung antara lain di Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, Humbang Hasundutan, Serdang Bedagai dan Deli Serdang.
Resna Pelawi, seorang petani di Kecamatan Munte, Kabupaten Karo, meminta jagung luar alias impor untuk tidak boleh masuk karena masih ada panen sekitar 20 ribu hektare. Jika jagung luar dimasukkan, maka akan mengecewakan petani karena harga pasti jatuh.
"Kami petani jagung menyayangkan Pak Darmin tidak mengetahui kondisi pertanian di kampung halamannya sendiri," demikian diungkapkan Resna di Kabupaten Karo, Kamis (31/1).
Ungkapan senada juga disampaikan Amin Sinuraya, petani dari kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo. Dia juga meminta Menko Darmin untuk segera pulang kampung.
Bahkan, selaku tokoh masyarakat, Amin akan mengundang Darmin segera ke Karo guna melihat sendiri panen jagung yang dilakukan saudara-saudaranya.
"Pak Darmin, kami di Sumatera Utara lagi panen jagung. Kami undang Bapak turun, pulang kampung lihat jagung," ucapnya.
Ketika mengetahui pernyataan Menko Darmin yang menyangsikan adanya panen jagung, Nika SIlalahi, seorang wanita petani dari Kelompok Tani Kuda Selam, Kabupaten Dairi, langsung meminta Darmin turun ke Dairi guna menengok langsung suasana panen tanaman jagung.
“Jalan-jalan lah ke Dairi nengok jagung disini. Kami sudah lima tahun bertani bersama petani lain luas 25 hektar harga Rp 4.700 per kilogram," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo, Sarjana Purba mempertanyakan pernyataan Menko Darmin bahwa tidak ada panen jagung. Padahal, sambung Sarjana, saat ini di Kabupaten Karo, Sumatera Utara sedang berlangsung panen raya.
"Pak Menteri Darmin kita datanglah ke Karo. Supaya kita lihat hamparan jagung yang begitu luas di Karo ini. Ada sekitar 27.000 hektar lagi belum panen pak," sebutnya.
Kabupaten Karo merupakan penghasil jagung nomor satu di Sumatera Utara. Sebanyak 40 persen jagung Sumatera Utara berasal dari Karo.
"Dengan segala kerendahan hati jangan impor jagung. Jagung di Karo jagung terbaik. Jauh lebih bagus dari jagung impor. Jagung impor itu minyaknya sudah disedot jadi lebih murah," tegas Sarjana.
Perlu diketahui, Sumatera Utara tercatat sebagai tujuh propinsi penghasil jagung utama di Indonesia. Itulah sebabnya para petani meminta Menko Darmin bulan ini segera pulang kampung untuk menyaksikan saudara-saudaranya panen jagung.
Sumber : Jawapos.com
10Berita "Pak Darmin, kami di Sumatera Utara lagi panen jagung. Kami undang Bapak turun, pulang kampung lihat jagung," ucapnya," ujar petani dari kecamatan Tiga Binanga
Ilustrasi jagung. Sejumlah petani di Sumatera Utara meminta Menko Perekonomian, Darmin Nasution mengecek langsung terkait panen raya jagung di sejumlah daerah.
JawaPos.com - Sejumlah petani jagung di Sumatera Utara mengungkapkan menolak kebijakan impor jagung pemerintah. Mereka juga menyayangkan pernyataan Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, yang menyangsikan adanya panen jagung di Indonesia.
Sejumlah petani Sumatera Utara ramai-ramai meminta Menko Darmin Pulang Kampung, untuk melihat langsung panen jagung di sana. Saat ini sejumlah daerah di Sumatera Utara sedang memasuki panen raya jagung antara lain di Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, Humbang Hasundutan, Serdang Bedagai dan Deli Serdang.
Resna Pelawi, seorang petani di Kecamatan Munte, Kabupaten Karo, meminta jagung luar alias impor untuk tidak boleh masuk karena masih ada panen sekitar 20 ribu hektare. Jika jagung luar dimasukkan, maka akan mengecewakan petani karena harga pasti jatuh.
"Kami petani jagung menyayangkan Pak Darmin tidak mengetahui kondisi pertanian di kampung halamannya sendiri," demikian diungkapkan Resna di Kabupaten Karo, Kamis (31/1).
Ungkapan senada juga disampaikan Amin Sinuraya, petani dari kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo. Dia juga meminta Menko Darmin untuk segera pulang kampung.
Bahkan, selaku tokoh masyarakat, Amin akan mengundang Darmin segera ke Karo guna melihat sendiri panen jagung yang dilakukan saudara-saudaranya.
"Pak Darmin, kami di Sumatera Utara lagi panen jagung. Kami undang Bapak turun, pulang kampung lihat jagung," ucapnya.
Ketika mengetahui pernyataan Menko Darmin yang menyangsikan adanya panen jagung, Nika SIlalahi, seorang wanita petani dari Kelompok Tani Kuda Selam, Kabupaten Dairi, langsung meminta Darmin turun ke Dairi guna menengok langsung suasana panen tanaman jagung.
“Jalan-jalan lah ke Dairi nengok jagung disini. Kami sudah lima tahun bertani bersama petani lain luas 25 hektar harga Rp 4.700 per kilogram," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo, Sarjana Purba mempertanyakan pernyataan Menko Darmin bahwa tidak ada panen jagung. Padahal, sambung Sarjana, saat ini di Kabupaten Karo, Sumatera Utara sedang berlangsung panen raya.
"Pak Menteri Darmin kita datanglah ke Karo. Supaya kita lihat hamparan jagung yang begitu luas di Karo ini. Ada sekitar 27.000 hektar lagi belum panen pak," sebutnya.
Kabupaten Karo merupakan penghasil jagung nomor satu di Sumatera Utara. Sebanyak 40 persen jagung Sumatera Utara berasal dari Karo.
"Dengan segala kerendahan hati jangan impor jagung. Jagung di Karo jagung terbaik. Jauh lebih bagus dari jagung impor. Jagung impor itu minyaknya sudah disedot jadi lebih murah," tegas Sarjana.
Perlu diketahui, Sumatera Utara tercatat sebagai tujuh propinsi penghasil jagung utama di Indonesia. Itulah sebabnya para petani meminta Menko Darmin bulan ini segera pulang kampung untuk menyaksikan saudara-saudaranya panen jagung.
Sumber : Jawapos.com