OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 23 Maret 2019

Selain Bahasa, Begini Kata Pengamat Mengapa Jokowi Sering Tak Hadir di Forum Internasional

Selain Bahasa, Begini Kata Pengamat Mengapa Jokowi Sering Tak Hadir di Forum Internasional



Referensi pihak ketiga-rmol.co

10Berita, Presiden Joko Widodo sering tidak hadir dalam berbagai forum internasional. Alasan yang selalu digunakan adalah mendahulukan urusan lain di tanah air.

“Presiden memang mengatakan ada urusan dalam negeri yang lebih penting. Tapi ini empat tahun berturut-turut, dan menandakan memang tidak ada prioritas untuk hadir di forum General Assembly PBB yang satu tahun sekali, bukan tiga hari atau dua hari sekali,” kata pengamat Hubungan Internasional Mohamad Tri Andika, dalam sebuah diskusi di Rumah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, di Mulawarman, Selong, Jakarta Selatan, dikutip dari rmol.co, Kamis (21/3).

Menurutnya, keterbatasan dalam hal berbahasa Inggris kelihatannya merupakan salah satu alasan mengapa Jokowi sering absen dalam forum-forum internasional itu.

“(Keterbatasan kemampuan bahasa Inggris) menurut saya bukan suatu hambatan yang substantif gitu. Saya lebih cenderung mengatakan ini karena memang presiden kita tidak memiliki prioritas dalam aspek hubungan luar negeri ini,” imbuhnya.

Lemahnya kompetensi Jokowi, membuat Indonesia saat ini menjadi negara yang kurang diperhitungkan dalam diplomasi internasional. Sepanjang periode pemerintahannya, Jokowi malah menarik diri dari forum-forum internasional. Dia terkesan sangat nyaman berlindung dalam “tempurung” aktivitas dalam negeri. Peran Indonesia sangat jauh bila dibandingkan dengan era Soekarno, Soeharto, Habibie, maupun SBY.

Sebagai negara dengan komunitas Islam terbesar di dunia, sangat wajar bila banyak yang yang berharap Indonesia menjalankan perannya. Apalagi Indonesia saat ini mempunyai hubungan yang sangat akrab dengan Cina.



Referensi pihak ketiga-gelora.co
Sayangnya sejak pemerintahan Jokowi, peran Indonesia di dunia internasional semakin lemah. Bahkan dalam skala regional Asean peran Indonesia sebagai big brother juga mulai melemah, digantikan Singapura dan Malaysia. Kembalinya Mahathir Muhammad sebagai PM Malaysia, semakin meminggirkan peran Jokowi. Secara aura dia kalah jauh.

Indonesia semakin kurang diperhitungkan seiring sikap pribadi Jokowi yang terkesan menghindari berbagai forum internasional. Sampai saat ini Jokowi sudah absen sebanyak empat kali dalam gelaran Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SU PBB). Kehadirannya banyak diwakilkan kepada Wapres Jusuf Kalla.

Media mencatat Jokowi sebagai seorang kepala negara yang paling banyak “membolos” dari SU PBB. Dia mengalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jinping yang masing-masing tidak hadir sebanyak dua kali. Namun agak berbeda dengan Putin dan Jinping yang punya alasan politis, Jokowi selalu menjadikan kesibukan di dalam negeri sebagai alasan.

Jokowi kembali tidak hadir dalam KTT negara-negara G-20 yang berlangsung di Argentina akhir November lalu. Kehadirannya kembali diwakili oleh Wapres Jusuf Kalla. Bagi Indonesia sesungguhnya keanggotaan di G-20 sangat prestisius. Forum tersebut beranggotakan 19 negara dengan ekonomi terbesar di dunia, ditambah Uni Eropa.

Indonesia adalah satu-satunya negara Asean yang masuk menjadi anggota G-20. Sementara untuk Asia, Indonesia adalah salah satu dari enam negara bersama Arab Saudi, Cina, India, Korea Selatan, dan Jepang.

Sebelum Jokowi berkuasa, Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat aktif di kancah internasional. Hal itu sesuai dengan amanat dalam Pembukaan UUD 45 bahwa tujuan Indonesia merdeka selain melindungi segenap tanah tumpah darah Indonesia, juga ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Amanat ini dijalankan dengan sangat baik oleh para kepala negara sejak Indonesia merdeka. Presiden pertama Bung Karno di tengah berbagai keterbatasan negara Indonesia, dikenal sebagai figur yang sangat berpengaruh di dunia.


Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah pernah mengkritik absennya Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Sidang Umum PBB. Kehadiran Indonesia di sana diwakili oleh Wapres Jusuf Kalla.

"Saya menyayangkan ketidakhadiran Presiden Jokowi di forum yang penting itu," cuit Fahri di Twitter, dikutip dari detik.com, Kamis (27/9/2018).

Fahri membandingkan Jokowi dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump soal kehadiran di sidang umum PBB ini. Trump, yang menghadiri perhelatan itu, sempat ditertawakan saat pidato.

"Donald Trump saja pidato dan diketawain orang. Harusnya ini saatnya mencuri perhatian dunia seperti Bung Karno," tulis Fahri sambil mention akun Twitter Donald Trump.

Bagaimana menurut pendapat anda? Semoga artikel ini bermanfaat.

Sumber: politik.rmol.co/read/2019/03/22/383075/keterbatasan-jokowi-dalam-bahasa-tak-bisa-jadi-alasan-bolos-di-forum-internasional