Ma'ruf Amin: Jembatan Suramadu Gratis, Masa Enggak Milih Jokowi?
10Berita - Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, melakukan kampanye terbuka di Sumenep, Madura, pada Senin (1/4). Dalam kesempatan tersebut, Ma'ruf menjabarkan prestasi Capres petahana Joko Widodo selama empat tahun menjabat.
Salah satunya adalah jembatan Suramadu yang resmi digratiskan sejak 27 Oktober 2018 lalu. Menurut Ma'ruf, penggratisan tersebut merupakan salah satu bentuk perhatian Jokowi terhadap Madura.
"Mana jembatan Suramadu digratiskan," ujar Ma'ruf di Stadion Ahmad Yani, Sumenep, Senin. "Alhamdulillah, itu berarti beliau (Jokowi) mencintai Madura."
Ma'ruf pun menuturkan bahwa pembebasan biaya jembatan penghubung Surabaya dan Madura tersebut bukan semata-mata demi kepentingan politik saja. Ma'ruf mengaku bahwa Jokowi berpikir lebih jauh untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.
"Pak Jokowi bilang ke saya, katanya motor digratiskan, kendaraan umum minta. Saya kasih. Tahunya semua minta. Ya sudah, saya gratiskan semua," tutur Ma'ruf. "Masa enggak milih beliau? Sudah baik."
Tak hanya soal jembatan Suramadu dan infrastruktur fisik, Ma'ruf juga membahas tentang penetapan hari santri oleh Presiden Jokowi. Mustasyar PBNU tersebut menjelaskan bahwa banyak hal yang justru luput dari penilaian publik tentang Jokowi.
Ma'ruf juga sempat menceritakan percakapannya dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Kala itu, Jokowi bercerita bahwa dirinya tidak lahir dari keluarga yang mapan.
"Saya orang desa. Apa saya bilang? Tapi yang dipilih Allah jadi presiden adalah bapak. Sebab Allah jadikan orang itu gampang, yang dijadikan Allah itu bapak," kata Ma'ruf. "Allah percayakan bangsa dan negara ke bapak supaya diurus sebaiknya."
Di sisi lain, Jokowi sempat mengungkapkan alasannya menggratiskan tarif jembatan Suramadu. Menurutnya, selama ini tarif tol Suramadu memang memberi pemasukan bagi negara, namun tidak selaras dengan pertumbuhan ekonomi di Madura.
"Pertumbuhan ekonomi yang kita inginkan untuk kabupaten-kabupaten yang ada di Madura tidak sebanding dengan pemasukan," terang Jokowi saat meresmikan pembebasan biaya Jembatan Suramadu. "Angka kemiskinan di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, ada pada angka 4 sampai 6,7 persen. Sementara di Madura angka kemiskinan masih berada pada angka 16 sampai 23 persen."
Sumber: wowkeren
10Berita - Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, melakukan kampanye terbuka di Sumenep, Madura, pada Senin (1/4). Dalam kesempatan tersebut, Ma'ruf menjabarkan prestasi Capres petahana Joko Widodo selama empat tahun menjabat.
Salah satunya adalah jembatan Suramadu yang resmi digratiskan sejak 27 Oktober 2018 lalu. Menurut Ma'ruf, penggratisan tersebut merupakan salah satu bentuk perhatian Jokowi terhadap Madura.
"Mana jembatan Suramadu digratiskan," ujar Ma'ruf di Stadion Ahmad Yani, Sumenep, Senin. "Alhamdulillah, itu berarti beliau (Jokowi) mencintai Madura."
Ma'ruf pun menuturkan bahwa pembebasan biaya jembatan penghubung Surabaya dan Madura tersebut bukan semata-mata demi kepentingan politik saja. Ma'ruf mengaku bahwa Jokowi berpikir lebih jauh untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.
"Pak Jokowi bilang ke saya, katanya motor digratiskan, kendaraan umum minta. Saya kasih. Tahunya semua minta. Ya sudah, saya gratiskan semua," tutur Ma'ruf. "Masa enggak milih beliau? Sudah baik."
Tak hanya soal jembatan Suramadu dan infrastruktur fisik, Ma'ruf juga membahas tentang penetapan hari santri oleh Presiden Jokowi. Mustasyar PBNU tersebut menjelaskan bahwa banyak hal yang justru luput dari penilaian publik tentang Jokowi.
Ma'ruf juga sempat menceritakan percakapannya dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Kala itu, Jokowi bercerita bahwa dirinya tidak lahir dari keluarga yang mapan.
"Saya orang desa. Apa saya bilang? Tapi yang dipilih Allah jadi presiden adalah bapak. Sebab Allah jadikan orang itu gampang, yang dijadikan Allah itu bapak," kata Ma'ruf. "Allah percayakan bangsa dan negara ke bapak supaya diurus sebaiknya."
Di sisi lain, Jokowi sempat mengungkapkan alasannya menggratiskan tarif jembatan Suramadu. Menurutnya, selama ini tarif tol Suramadu memang memberi pemasukan bagi negara, namun tidak selaras dengan pertumbuhan ekonomi di Madura.
"Pertumbuhan ekonomi yang kita inginkan untuk kabupaten-kabupaten yang ada di Madura tidak sebanding dengan pemasukan," terang Jokowi saat meresmikan pembebasan biaya Jembatan Suramadu. "Angka kemiskinan di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, ada pada angka 4 sampai 6,7 persen. Sementara di Madura angka kemiskinan masih berada pada angka 16 sampai 23 persen."
Sumber: wowkeren