OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 04 April 2019

Penjelasan Twitter Indonesia soal Tudingan Tak Netral di Pemilu 2019

Penjelasan Twitter Indonesia soal Tudingan Tak Netral di Pemilu 2019




10Beritapenyalur aspirasi bersuara pandangan politik masyarakat. Namun, belakangan Twitter Indonesia dituduh tidak netral dan terlihat berpihak kepada salah satu kandidat Pemilu.

Twitter akhirnya memberikan penjelasan melalui laman blog resmi mereka. Media sosial yang identik dengan logo burung biru ini menyatakan tidak memihak kepada salah satu kandidat yang maju dalam pesta demokrasi lima tahunan nanti.

"Proses penegakan kebijakan Twitter, maupun terkait konten yang muncul di linimasa Anda; kami percaya pada ketidakberpihakan dan tidak mengambil tindakan apa pun berdasarkan sudut pandang politik. Produk dan kebijakan kami tidak pernah diciptakan atau dikembangkan berdasarkan ideologi politik," tulis Twitter pada Selasa (2/4).

Isu keberpihakan Twitter muncul sempat ramai di platformnya dengan tagar #WhatsWrongWithTwitterID. Tagar itu juga sempat menduduki daftar trending topik di Twitter Indonesia beberapa waktu lalu.

Tagar #WhatsWrongWithTwitterID mempertanyakan aksi Twitter yang telah menghapus atau take down sejumlah akun pendukung salah satu pasang calon presiden dan wakil presiden dengan alasan yang tidak jelas. Akhirnya, hal tersebut menjadi pemicu tuduhan keberpihakan Twitter.

Perusahaan menjelaskan, dalam melakukan aksi pemantau akun-akun yang melanggar kebijakannya dilakukan secara profesional dan tanpa memihak. Karyawan lokal, seperti yang berada di Indonesia juga tidak ikut ambil andil dalam keputusan tertentu.

"Kami memiliki tim khusus di level global yang menegakkan Peraturan Twitter tanpa memihak. Karyawan Twitter Indonesia tidak membuat keputusan penegakan peraturan. Hal ini dilakukan untuk memastikan keadilan dan objektivitas dalam setiap keputusan yang kami ambil," ungkapnya.

Jika ada pengguna yang merasa keberatan dengan keputusan yang telah ditetapkan, Twitter menyediakan proses banding yang bisa diikuti. Dalam proses banding, pengguna dapat memberikan argumennya yang bisa menjelaskan kesalahan yang Twitter lakukan dalam menjalankan kebijakannya.

Selain itu, Twitter juga mengingatkan kepada seluruh penggunanya untuk menjaga akun mereka sebaik-baiknya, seperti menjaga kerahasiaan password dan mengaktifkan keamanan verifikasi login atau One Time Password (OTP).

sumber: msn