SAAT NANTI PRABOWO MEMIMPIN
SAAT NANTI DIA MEMIMPIN
Seorang kenalan bertanya,
"Apakah Prabowo akan lebih baik dari pada Jokowi?"
Saya menjawab, menilai lebih baik atau lebih buruk tidak bisa saat ini. Penilaian itu akan keluar seiring dirinya memulai pemerintahan dengan jabatan RI 1. Tapi yang jelas, memilih Prabowo akan menimbulkan HARAPAN BARU. Namun memilih Jokowi, 99% kondisi yang akan kita dapatkan akan seperti ini lagi. Hanya 1% peluang mendapatkan hasil lebih baik dari saat ini atau lebih buruk dari saat ini. 1% pun berupa pilihan, bukan sebuah kepastian.
"Jika kamu katakan kepemimpinan Jokowi itu sangat buruk dengan hasil saat ini, artinya apabila esok Prabowo memimpin, ia pun akan fokus pada pembenahan di negara ini nantinya. Dan kamu tau, membenahi itu butuh waktu dan proses yg lama. Bagaimana cara Prabowo memenuhi janji sedangkan ia sedang sibuk2nya memperbaiki?"
Saya terdiam cukup lama, 2x saya harus mengunyah gorengan yang ada di depan meja kami.
Benar, jika Prabowo menjadi presiden esok, tugas beliau sangat berat. Maha Berat, karena ia akan memperbaiki apa yang sudah di rusak Jokowi. Ibarat seorang montir, Prabowo dan Sandi di beri tugas memperbaiki sebuah mobil yang sudah hancur bodi dan mesinnya. Dengan durasi waktu hanya 5 tahun, Prabowo-Sandi harus bekerja ekstra keras memperbaiki dan memberi jaminan sesuai janji kampanye mereka.
Tahun 2014, Jokowi memimpin dengan warisan pemerintahan SBY yang sudah berjalan di treknya. Pertumbuhan ekonomi saat di tinggalkan SBY sangat bagus. Hampir menyentuh 6%. Nilai mata uang rupiah pun stabil di jalurnya. Perekonomian berjalan perlahan namun bergerak, sektor industri dan sektor usaha rumahan berjalan baik, TDL dan BBM tidak di naikkan membuat ekonomi kerakyatan bergerak. Pertumbuhan hutang stabil dan pembayaran hutang juga bagus. Hutang pada IMF telah lunas.
Setelah 5 tahun ia memimpin, apa yang terjadi?
Yang bagus di era SBY menjadi hancur. Pertumbuhan ekonomi anjlok, rupiah terpuruk, kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lesu. Pengangguran meningkat, pendapatan masyarakat hanya habis untuk pemenuhan makan saja, yang kaya makin kaya, yang miskin makin tersisih. Terjadi ketimpangan ekonomi yang jelas.
Jika Prabowo menang, kondisi 180° yang akan di terimanya di bandingkan kondisi enak di era Jokowi ketika menerima estafet dari SBY.
Prabowo menerima kapal pecah yang sudah karam setengah. Prabowo Harus menambal kebocoran untuk mengembalikan posisi kapal berada di atas air kembali. Bukan hanya itu, mesin kapal pun mengalami kerusakan yg dinamakan disfungsi engine.
Selain memperbaiki, Prabowo juga di tuntut memenuhi janji kampanye pada pendukungnya. Berat dan sangat berat jika Prabowo di biarkan bekerja sendirian.
Tapi, kita bisa lihat bahwa Tuhan saat ini sudah menunjukkan tanda2 pilihannya pada Prabowo. Tuhan juga yang mengetuk hati para ahli2 negara jni merapat ke kubu Prabowo dan para ahli itu yang akan membantu Prabowo membenahi bangsa ini.
Prabowo tidak sendiri, di sekeliling dia saat ini sudah ada orang2 yang mempunyai keahlian mumpuni untuk memperbaiki negara ini. Bersama Sandiaga, ia akan mampu mengemban tugas berat ini.
Jika Prabowo menang esok, dipastikan orang2 yang mengisi jabatan esok adalah orang2 yang mempunyai kompetensi di bidang masing2. Mereka yang tau masalah, dan dengan ilmunya mereka juga yg akan selesaikan dengan kata kunci 'KOORDINASI'.
Maka itu dalam setiap kesempatan kampanye, Prabowo dan Sandi selalu memaparkan apa program 100 hari, 1000 hari masa jabatan mereka di samping program masa panjang yang kontinyu. Ini membuktikan bahwa mereka berdua sudah memetakan masalah yang urgent untuk di benahi segera.
Saya percaya, bahwa Prabowo-Sandi akan mampu mengemban tugas berat ini apabila di berikan amanah oleh rakyat.
DAN DI MANA POSISI KITA SAAT MEREKA NANTI BEKERJA?
Tetaplah menjadi mata dan telinga di tengah publik. Dukungan bukan bentuk penghambaan. Kita mendukung saat merasa mereka lah yang akan mampu, kita kritik ketika melihat dan mendengar ada kesalahan. Kita apresiasi saat apa yang mereka kerjakan benar2 bermanfaat bagi publik.
Tidak memuja, tidak juga membenci secara berlebihan. Melihat lebih pada konteks kebijakan, bukan pada individu orang yang menjalankan.
Bukan begitu teman?
Ponorogo, 10/04/2019
(Inuyaw Titan)