Simulasi Radar Bogor, Prabowo Unggul 59 Persen di Jabar
10Berita, Jawa Barat menjadi medan pertempuran penting bagi capres 01 Jokowi dan capres 02, Prabowo Subianto.
Provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak di tanah air itu menjadi salah satu daerah yang paling sulit ditaklukkan oleh pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Dalam hasil simulasi pencoblosan surat suara Pilpres 2019 tahap II yang dilaksanakan Radar Bogor, Kamis (21/3) hingga Senin (25/3), tanah pasundan masih menjadi lumbung suara bagi pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Tak kurang 59,47 persen warga di 12 kota/kabupaten Jabar mencoblos paslon 02. Sedangkan 40,53 persennya mencoblos Jokowi–Ma’ruf.
Jika dibandingkan dengan simulasi tahap I Radar Bogor (31 Januari – 4 Februari 2019), torehan suara paslon 01 menunjukkan tren positif.
Terjadi kenaikan suara hingga 2,17 persen. Pada saat itu, Jokowi-Ma’ruf memperoleh suara 38,36 persen. Sementara torehan paslon 02 justru menurun 2,17 persen dari 61,64 persen menjadi 59,47 persen.
Meski turun, dalam perolehan suara, paslon 02 unggul di semua wilayah. Semisal di Kota Bandung. Masyarakat yang mencoblos foto Jokowi-Ma’ruf sebanyak 41,79 persen. Sedangkan coblosan untuk Prabowo-Sandiaga mencapai 58,21 persen suara.
Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Cianjur. Dari 2.207 pemilih/ responden, sebanyak 35,80 persen warga mencoblos foto pasangan 01. Sedangkan coblosan untuk pasangan 02 mencapai 64,20 persen.
Walau paslon Prabowo-Sandiaga di atas angin, tapi perlawanan tetap dilakukan paslon 01 di beberapa kota/ kabupaten. Misalnya Kabupaten Karawang. Selisih suara antara kedua paslon tidak terpaut jauh. Masyarakat yang mencoblos foto Jokowi-Ma’ruf sebanyak 49,21 persen.
Sedangkan coblosan untuk Prabowo-Sandiaga 50,88 persen. Begitu juga di Kabupaten Bekasi. Masyarakat yang mencoblos paslon 01 mencapai 49,02 persen. Sementara coblosan untuk paslon 02 sebanyak 50,98 persen suara.
Adapun simulasi Radar Bogor dilakukan di 12 kota/kabupaten di Jawa Barat yakni Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bandung, Cimahi, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Depok, Cianjur, Karawang, Purwakarta, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Sukabumi. Simulasi ini melibatkan 17.838 pemilih/responden.
Sementara itu, bila mengacu perolehan suara pada Pilpres 2014, Jawa Barat memang menjadi kantong terbesar Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa saat itu. Pasangan tersebut mampu meraup 59,78 persen. Unggul lumayan jauh atas Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla (40,22 persen).
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf mengakui bahwa pihaknya harus berjuang menaikkan elektabilitas di Jabar.
Survei internal mereka menyebut Jokowi-Ma’ruf sempat unggul 4 persen atas Prabowo-Sandi. Namun, elektabilitas itu kemudian anjlok 8 persen.
Ace Hasan Syadzily, Juru Bicara TKN Jokowi-Ma’ruf mengatakan, turunnya elektabilitas paslon 01 di Jabar disebabkan penyebaran hoaks. Misalnya, penyebaran berita bahwa jika menang, Jokowi akan melegalkan LGBT dan nikah sesama jenis serta melarang azan. Juga masih ada isu tidak benar lainnya.
Menurut dia, isu tersebut sangat kuat dan melekat di masyarakat Jabar. Banyak yang percaya dengan berita bohong itu. Padahal, papar dia, informasi yang didengar dan diterima masyarakat tersebut tidak benar.
Politikus Partai Golkar itu mengatakan bahwa pihaknya berupaya keras melakukan klarifikasi dan menyampaikan kepada masyarakat bahwa berita tersebut bohong.
”Kami juga datang dari rumah ke rumah karena cara yang mereka gunakan juga door to door,” papar Ace.
Dia menambahkan, para sukarelawan dan kader partai koalisi pendukung paslon 01 berusaha memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat Jabar.
Mereka menyampaikan sosok Jokowi-Ma’ruf yang sebenarnya. Menyampaikan kepada warga prestasi yang dicapai Jokowi. Ace menjelaskan, dengan kampanye yang gencar, saat ini elektabilitas Jokowi mulai naik.
Namun, dia enggan menyampaikan angka elektabilitas paslon 01.
”Itu survei internal kami, tidak bisa kami sampaikan. Yang pasti, sudah naik kembali,” ungkap anggota DPR dari dapil Jabar tersebut.
Sementara itu, Ahmad Muzani, Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, menilai sejak awal pihaknya memang unggul di Jabar. Karenanya, tak heran suara 02 di Jabar selalu tinggi. Hal itu disebabkan masyarakat memang tetap percaya kepada Prabowo yang saat ini berpasangan dengan Sandiaga.
”Di Jabar kami jaga. Kami tak pernah khawatir kehilangan suara,” terang dia.
Muzani memastikan bahwa sisa waktu akan diintensifkan untuk kampanye. Bukan hanya pasangan calon, sukarelawan juga terus bergerak dari bawah demi memastikan kemenangan.[pj]
Provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak di tanah air itu menjadi salah satu daerah yang paling sulit ditaklukkan oleh pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Dalam hasil simulasi pencoblosan surat suara Pilpres 2019 tahap II yang dilaksanakan Radar Bogor, Kamis (21/3) hingga Senin (25/3), tanah pasundan masih menjadi lumbung suara bagi pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Tak kurang 59,47 persen warga di 12 kota/kabupaten Jabar mencoblos paslon 02. Sedangkan 40,53 persennya mencoblos Jokowi–Ma’ruf.
Jika dibandingkan dengan simulasi tahap I Radar Bogor (31 Januari – 4 Februari 2019), torehan suara paslon 01 menunjukkan tren positif.
Terjadi kenaikan suara hingga 2,17 persen. Pada saat itu, Jokowi-Ma’ruf memperoleh suara 38,36 persen. Sementara torehan paslon 02 justru menurun 2,17 persen dari 61,64 persen menjadi 59,47 persen.
Meski turun, dalam perolehan suara, paslon 02 unggul di semua wilayah. Semisal di Kota Bandung. Masyarakat yang mencoblos foto Jokowi-Ma’ruf sebanyak 41,79 persen. Sedangkan coblosan untuk Prabowo-Sandiaga mencapai 58,21 persen suara.
Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Cianjur. Dari 2.207 pemilih/ responden, sebanyak 35,80 persen warga mencoblos foto pasangan 01. Sedangkan coblosan untuk pasangan 02 mencapai 64,20 persen.
Walau paslon Prabowo-Sandiaga di atas angin, tapi perlawanan tetap dilakukan paslon 01 di beberapa kota/ kabupaten. Misalnya Kabupaten Karawang. Selisih suara antara kedua paslon tidak terpaut jauh. Masyarakat yang mencoblos foto Jokowi-Ma’ruf sebanyak 49,21 persen.
Sedangkan coblosan untuk Prabowo-Sandiaga 50,88 persen. Begitu juga di Kabupaten Bekasi. Masyarakat yang mencoblos paslon 01 mencapai 49,02 persen. Sementara coblosan untuk paslon 02 sebanyak 50,98 persen suara.
Adapun simulasi Radar Bogor dilakukan di 12 kota/kabupaten di Jawa Barat yakni Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bandung, Cimahi, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Depok, Cianjur, Karawang, Purwakarta, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Sukabumi. Simulasi ini melibatkan 17.838 pemilih/responden.
Sementara itu, bila mengacu perolehan suara pada Pilpres 2014, Jawa Barat memang menjadi kantong terbesar Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa saat itu. Pasangan tersebut mampu meraup 59,78 persen. Unggul lumayan jauh atas Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla (40,22 persen).
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf mengakui bahwa pihaknya harus berjuang menaikkan elektabilitas di Jabar.
Survei internal mereka menyebut Jokowi-Ma’ruf sempat unggul 4 persen atas Prabowo-Sandi. Namun, elektabilitas itu kemudian anjlok 8 persen.
Ace Hasan Syadzily, Juru Bicara TKN Jokowi-Ma’ruf mengatakan, turunnya elektabilitas paslon 01 di Jabar disebabkan penyebaran hoaks. Misalnya, penyebaran berita bahwa jika menang, Jokowi akan melegalkan LGBT dan nikah sesama jenis serta melarang azan. Juga masih ada isu tidak benar lainnya.
Menurut dia, isu tersebut sangat kuat dan melekat di masyarakat Jabar. Banyak yang percaya dengan berita bohong itu. Padahal, papar dia, informasi yang didengar dan diterima masyarakat tersebut tidak benar.
Politikus Partai Golkar itu mengatakan bahwa pihaknya berupaya keras melakukan klarifikasi dan menyampaikan kepada masyarakat bahwa berita tersebut bohong.
”Kami juga datang dari rumah ke rumah karena cara yang mereka gunakan juga door to door,” papar Ace.
Dia menambahkan, para sukarelawan dan kader partai koalisi pendukung paslon 01 berusaha memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat Jabar.
Mereka menyampaikan sosok Jokowi-Ma’ruf yang sebenarnya. Menyampaikan kepada warga prestasi yang dicapai Jokowi. Ace menjelaskan, dengan kampanye yang gencar, saat ini elektabilitas Jokowi mulai naik.
Namun, dia enggan menyampaikan angka elektabilitas paslon 01.
”Itu survei internal kami, tidak bisa kami sampaikan. Yang pasti, sudah naik kembali,” ungkap anggota DPR dari dapil Jabar tersebut.
Sementara itu, Ahmad Muzani, Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, menilai sejak awal pihaknya memang unggul di Jabar. Karenanya, tak heran suara 02 di Jabar selalu tinggi. Hal itu disebabkan masyarakat memang tetap percaya kepada Prabowo yang saat ini berpasangan dengan Sandiaga.
”Di Jabar kami jaga. Kami tak pernah khawatir kehilangan suara,” terang dia.
Muzani memastikan bahwa sisa waktu akan diintensifkan untuk kampanye. Bukan hanya pasangan calon, sukarelawan juga terus bergerak dari bawah demi memastikan kemenangan.[pj]
Sumber: Portal Islam