OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 08 April 2019

Sindir Gerakan Rabu Putih Jokowi, Ketua PA 212: Apa Sudah Luntur Kotak-kotaknya?

Sindir Gerakan Rabu Putih Jokowi, Ketua PA 212: Apa Sudah Luntur Kotak-kotaknya?



Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif seusai diperiksa di Mapolresta Solo, Kamis (7/2/2019).


10Berita, KETUA Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif menyindir gerakan Rabu Putih yang digagas pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin, saat hari pencoblosan 17 April 2019.

Dia mempertanyakan perubahan simbol kotak-kotak yang selama ini dipegang kubu Jokowi, menjadi warna putih.

"Saya bingung kenapa sekarang kok jadi hilang kotak-kotaknya? Apa sudah luntur kotak-kotaknya kemudian berubah jadi putih?" Tutur Slamet Maarif di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (31/3/2019).

Meski menyindir, Slamet Maarif tidak mempersoalkan perubahan gaya berpakaian Jokowi dan para pendukungnya.

Menurutnya, penggunaan warna putih adalah hak setiap orang.

Namun, Slamet Maarif mengingatkan bahwa pihaknya sudah lama menggagas gerakan menggunakan pakaian putih-putih.

Mereka tetap akan menjalankan rencana memilih mengenakan pakaian putih-putih.

"Kami akan tetap putihkan TPS di hari H-nya, dan tetap akan mengenakan atribut putih-putih. Kalau mereka mau ngikutin ya monggo-monggo saja, itu hak mereka, tapi kita bertanya semuanya, ke mana itu kotak-kotaknya?" papar Slamet Maarif.



Sebelumnya, melalui tulisan tangan pada secarik kertas, Jokowi menuliskan pesan kepada pendukungnya untuk meramaikan TPS mengenakan baju berwarna putih, saat hari pencoblosan nanti.

"Gunakan hak pilih kita pada tanggal 17 April 2019. Jangan lupa pilih yang bajunya putih. Karena putih adalah kita. Kita semua ke TPS berbondong-bondong berbaju putih," tulis Jokowi.

Direktur Komunikasi Politik TKN Joko Widodo-Ma'ruf Amin Usman Kansong membenarkan adanya tulisan dari Joko Widodo, yang menginstruksikan pendukungnya mengenakan baju berwarna putih saat hari pencoblosan, 17 April 2019.

Usman menjelaskan, tulisan itu langsung ditulis Jokowi setelah melaksanakan kampanye terbuka hari pertama, Minggu (24/3/2019) di Banten.

Sebelumnya, Jokowi meminta warga Dumai, Riau, pada 17 April 2019, berbondong-bondong datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) menggunakan hak pilihnya.

"Tinggal 22 hari lagi, saya titip mari kita mengajak kawan-kawan kita, saudara sekampung, datang ke TPS," ujar Jokowi saat kampanye terbuka di Bundaran Bukit Gelanggang, Selasa (26/3/2019) sore.

Capres nomor urut 01 itu pun meminta warga Dumai untuk tidak salah memilih pasangan capres-cawapres dalam kontestasi Pilpres 2019. Di mana, dirinya bersama cawapres Maruf Amin menggunakan baju putih.

"Coblos itu bajunya putih, karena kita adalah putih, putih adalah kita," ucap Jokowi.

Jokowi pun menjelaskan, alasan dirinya dan Maruf Amin menggunakan baju putih, untuk foto kertas suara, karena menggambarkan kesederhanaan.

"Kenapa pakai baju putih? Karena baju putih itu murah, semua rakyat Indonesia memiliki. Kalau pakai jas mahal, dan jas itu pakaian Eropa, Amerika, orang Indonesia cukup pake baju yang murah, baju putih seperti yang saya pakai," papar Jokowi sembari mengajak pendukungnya mengacungkan jempol.

"Saudara-saudara sekalian jas itu bukan tradisi nenek moyang kita. Patih Gajah Mada tidak memakai baju. Bahkan Ken Arok itu memakai sarung," tulis Andi Arief, Kamis (28/3/2019).

"Soal berpakaian saja dia terang-terangan berbohong," sambungnya.

"Lebih baik kehilangan penggagas baju putih ketimbang kehilangan kerukunan Indonesia," tambahnya.

Sebelumnya, Nizar Zahro, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, merespons sindirian capres nomor urut 01 Joko Widodo, soal jas pakaian Eropa dan Amerika.

Menurutnya, penggunaan jas merupakan pakaian formal suatu pemimpin negara. Sehingga, hal itu tak perlu dipermasalahkan.

"Kalau pakai jas itu baju Eropa, lantas jas Pak Presiden dan Wakil Presiden yang ditaroh di sekolah-sekolah, kantor kepala desa, di kantor kecamatan itu kan, mohon maaf, apakah Pak Jokowi mengkritik diri sendiri apa gimana?" kata Nizar Zahro di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2019).

Paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggunakan jas dalam foto di surat suara.

Politikus Partai Gerindra ini menambahkan, jas merupakan pakaian menunjukkan sosok pemimpin.

Ia lantas mencontohkan bagaimana Presiden pertama RI Bung Karno, Gus Dur, hingga Susilo Bambang Yudhoyono mengenakan pakaian jas.

Untuk itu, ia menyayangkan pernyataan itu keluar dari Jokowi. Sebab, jika peruntukannya hanya untuk kepentingan elektoral, hal itu harus dipisahkan.

"Presiden dan wakil presiden pake jas kan, bukan foto presiden pake baju putih, tapi kan pakai jas. Itu kan simbol negara," jelasnya.

Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin sepakat dengan Jokowi soal gerakan Rabu Putih, pada 17 April 2019.

Rabu Putih adalah meminta pendukung dan relawan menggunakan baju putih. Menurut Maruf Amin, Jokowi telah memberitahukan rencana itu kepadanya.

"Memang Pak Jokowi sudah (menyampaikan Rabu Putih) dan saya sepakat, bahwasanya Hari Rabu itu hari baju putih dan memilih yaitu pasangan yang makai putih," ucap Maruf Amin di Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (27/3/2019).

Maruf Amin mengingatkan bahwa putih identik dengan pasangan calon presiden Jokowi-Maruf Amin. Karena, pakaian mereka serba putih di surat suara.

"Jadi putih adalah kita. Karena itu kita akan memilih yang gambarnya putih dengan menggunakan baju putih," cetus Maruf Amin.

Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas juga akan menyerukan gerakan yang sama.

Dia menuturkan, gerakan ini penting untuk melawan hoaks jelang Pilpres.

Menurutnya, hoaks memengaruhi masyarakat untuk tidak berangkat ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), menggunakan hak pilih.

Demi meningkatkan partisipasi masyarakat memiih, GP Ansor akan melakukan gerakan Rabu Putih.

Dia memastikan, jutaan anggota Ansor akan turut serta dalam gerakan Rabu Putih.

Sebagian anggota Ansor akan difungsikan sebagai tenaga pembantu pengamanan TNI dan Polri pada 17 April 2019. Sementara, sebagian lainnya untuk berpartisipasi dalam gerakan Rabu Putih.

"Kita punya 4,7 juta kader Ansor seluruh Indonesia. Sebagian kita akan fungsikan mereka sebagai tenaga pembantu pengamanan TNI, Polri. Kemudian yang lain, yang tidak sedang bertugas, kita minta untuk menggerakkan pemilih," papar Gus Yaqut.

Sementara, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik mengomentari seruan calon presiden 01 Jokowi agar warga yang datang ke TPS mengenakan baju putih.

Meski tak mempersoalkan, ia menyebut hal itu menjadi tanda kepanikan kubu #01.

"Kalau dia (Jokowi) merasa menang, enggak usah panik-panik gitu loh. Enggak usah begono, enggak usah begini, santai aja," ucap Taufik, ditemui di Sekretariat Nasional (Seknas) HOS Tjokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2019).

Anggota DPRD DKI Jakarta ini mengklaim, seruan itu tak memiliki pengaruh banyak bagi pemilih untuk mencoblos Jokowi-Maruf Amin.

"Enggak apa-apa kalau nyuruh makai baju doang. Pakai baju putih, nusuknya, milihnya Prabowo. Gitu. Udah selesai. Insyaallah menang lah Prabowo-Sandi," cetusnya.

"Karena lihat aja setiap kampanye mana yang lebih besar. Itu kan tanda-tanda dong," sambung Taufik. (Ilham Rian Pratama)

Sumber: