Bantah Perintahkan Tembak Mati Pengacau NKRI, Kapolri : Tidak Ada Saya Mengatakan Itu
Kapolri Jenderal Polisi usai menghadiri kegiatan silahturahim di Pondok Pesantren Al Kautsar di Medan, Sumatera Utara, Selasa (12/3/2019) malam.
10Berita, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian membantah mengeluarkan perintah atau instruksi menembak mati pengacau NKRI meskipun itu cucu nabi.
Diketahui, beredar informasi yang diawali dari sebuah blog dengan judul 'HRS akan kerahkan people power, Polri: kami siap tembak mati perusuh NKRI sekalipun anak cucu nabi'.
"Tidak ada saya mengatakan itu. Itu ada yang membuatnya di blog bukan di mainstream," ujar Tito, pasca memimpin sertijab dan kenaikan pangkat di Rupatama Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2019).
Terkait informasi tak benar itu, mantan Kapolda Metro Jaya itu pun memerintahkan jajarannya untuk menelusuri siapa pelaku dan penyebar informasi yang disebutnya hoaks itu.
Ia menilai ada sebuah upaya yang berusaha mengadu domba dirinya dengan para ulama melalui informasi tersebut. Apalagi dalam informasi itu, disebut-sebut nama Habib Rizieq Shihab dengan seruan people power-nya.
"Kita lagi kejar siapa yang membuat ini, karena ini ingin mengadu saya dengan ulama," jelasnya.
Lebih lanjut, jenderal bintang empat itu menegaskan Polri memiliki prinsip dalam menangani gerakan massa sesuai SOP, yakni melalui pendekatan persuasif terlebih dahulu. Apabila tidak bisa, maka baru dilakukan upaya paksa sesuai aturan yang berlaku.
"Prinsip bagi Polri kalau ada gerakan massa kita akan tangani sesuai prosedur yang berlaku secara proporsional mulai dari ringan persuasif sampai kepada koersif upaya paksa, sesuai aturan berlaku baik nasional maupun internasional," tukasnya.
Seperti diketahui, informasi itu muncul pertama kali di blog dengan judul 'HRS akan kerahkan people power, Polri: kami siap tembak mati perusuh NKRI sekalipun anak cucu nabi'.
Divisi Humas Polri pun langsung mengambil sikap dan menyatakan dalam akun resminya di Instagram bahwa berita itu tidak benar adanya dengan memberikan stampel hoaks.
Sumber: Tribunnews