OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 30 Mei 2019

Hoax Terbesar Bukan Menyebar Berita Bohong, Tapi Menyembunyikan Kebenaran dari Publik

Hoax Terbesar Bukan Menyebar Berita Bohong, Tapi Menyembunyikan Kebenaran dari Publik



10Berita,  Saat ini Pancasila hanya disebut sambil lalu tapi sudah tidak nyambung dengan konstitusi yg kita pakai saat ini. Juga tidak nyambung dalam praktek berbangsa dan bernegara. Semua cara dihalalkan secara komunistik, sementara kehidupan ekonomi sangat kapitalistik.

Perayaan pertemuan IMF dan WB di Bali Oktober ini dengan biaya nyaris Rp. 1T adalah aksi anti-Pancasila yang paling terang-terangan di tengah ketiadaan dana penanggulangan bencana di Lombok dan di Sulawesi Tengah.

Mengatakan “Saya Pancasila” adalah hoax paling besar. Yang berlaku saat ini adalah UUD2002, bukan UUD1945, karena sudah diamandemen beberapa kali dengan semangat nekolimik.

Mengatakan Islam mengancam Pancasila adalah hoax terbesar kedua. Ini hanya a carefully crafted hoax untuk menyudutkan Islam. Banyak orang lupa, teriakan “Merdeka !” yang pernah dipopulerkan oleh Bung Tomo selalu didahului oleh “Allahu Akbar!”.

Gerakan liar kebohongan ini situasi yang berbahaya. Jika kebohongan dibiarkan merajalela, maka iman apapun diam-diam pergi. Iman mensyaratkan kejujuran. Seorang komunis tulen pun tidak bisa berbohong terus.

Hoax terbesar bukan menyebar berita bohong, tapi menyembunyikan kebenaran dari publik. Jadi yang lebih berbahaya adalah yang tidak dinyatakan secara terbuka di depan publik. Sebuah upaya menyebarkan realitas parsial berkali-kali, sambil menyembunyikan realitas lainnya.

Tapi ada masalah besar saat kita mencoba menghentikan kebohongan yang merajalela ini : masyarakat sudah hampir kehilangan kapasitas berpikir kritis, lalu menerima begitu saja berita apapun yang datang. Kemampuan kritis ini sudah lama dilumpuhkan, justru di sekolah dan kampus. Di sekolah, dan di kampus, murid dan mahasiswa sudah tidak lagi dilatih hidup untuk berpikir bebas, apalagi kritis. Sementara itu dosen sibuk mengejar scopus. Jika tidak terscopus mampus.

Sekolah dan kampus adalah institusi indoktrinasi yang paling kolot saat ini. Jargon Revolusi Industri 4.0 hanya manis di mulut, pahit di pikiran. Berpikir kritis langsung dicap radikal.

Pelajaran berbohong justru dimulai di sekolah. Guru selalu mengharapkan jawaban yang benar, bukan jawaban yang jujur. Jawaban yang jujur tapi keliru langsung dihukum. Sing jujur ajur. Jawaban benar tapi hasil mencontek mendapatkan penghargaan.

Ujian Nasional adalah pembelajaran kebohongan massal saat pencontekan berjamaah dilakukan di bawah perintah guru dan kepala sekolah. Saat seleksi masuk ke jenjang sekolah berikutnya ditentukan oleh hasil UN, maka praktek contek berjamaah ini akan berlangsung terus.

Di tahap akhir trayektori kebohongan ini adalah mutual trust yang hilang antar sesama warga bangsa, terutama para elite nya. Mutual distrust justru akan tumbuh merajalela. Padahal mutual trust adalah modal sosial terpenting bagi eksistensi sebuah bangsa, apalagi bangsa yang bhinneka seperti Indonesia ini. Kebohongan adalah ancaman terbesar bhinneka tunggal ika.

Saya serukan agar kita segera hentikan semua kebohongan ini.

Penulis: Prof. DR Daniel Mohammad Rosyid

Sumber: portal Islam

Related Posts:

  • BISYAROH PRABOWO BISYAROH PRABOWO 10Berita - Dalam foto tersebut, Habib Hanif Alathas (menantu Habib Rizieq), bersama seorang Soleh yang sering bertemu Baginda Nabi SAW dalam mimpinya. Beliau adalah salah satu murid Senior Abuya as… Read More
  • Jelang Pencoblosan, Ustadz Abdul Somad Sebarkan DOA Ini Jelang Pencoblosan, Ustadz Abdul Somad Sebarkan DOA Ini 10Berita - Melalui akun resmi Instagramnya, Ustadz Abdul Somad membagikan DOA dari Baginda Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم terkait Pemimpin. DOA D… Read More
  • Warisan yang Akan Ditinggalkan Prabowo Untuk Indonesia Warisan yang Akan Ditinggalkan Prabowo Untuk Indonesia by Hersubeno Arief 10Berita,Jumpa pers yang digelar capres Prabowo Subianto, Selasa malam (16/4) memberi sebuah harapan baru bagi Indonesia. Dia bertekad tid… Read More
  • Hersubeno Arief: Catat! Ini Komitmen “Presiden” Prabowo Hersubeno Arief: Catat! Ini Komitmen “Presiden” Prabowo 10Berita – Capres Prabowo Subianto menatap Pilpres 2019 dengan sangat optimis. 10 jam menjelang TPS dibuka untuk pemilih yang berada di Indonesia Bagian Barat dibuk… Read More
  • Jika Adil dan Jujur, Maka Otomatis akan Damai Jika Adil dan Jujur, Maka Otomatis akan Damai  10Berita – Setelah melewati proses kampanye pemilu dan pilpres yang mungkin terkeras dan terkacau dalam sejarah demokrasi di negeri ini, rakyat Indonesia berbondon… Read More