Adalah Rama Pratama, mantan PKS yang menjadi Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin, mengakui bahwa Jokowi gagal merealisasikanj janji politik dalam kampanye 2014, yakni pertumbuhan ekonomi 7%.
Namun,kata Rama dalam idksusi Iluni UI di Jakarta, Kamis (11/4/2019), kegagalan ini lantaran melambatnya ekonomi global. "IMF dan Bank Dunia memproyeksikan ekonomi global ini suram, darkening skies (semakin gelap). Di mana Amerika, Eropa melambat, bahkan China melambat. Ini juga menjelaskan kenapa ekspor kita stagnan. Karena, globalnya juga melambat," jelas Rama.
Dengan kondisi suram seperti itu, kata mantan anggota DPR asal PKS ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5%, merupakan hal yang positif. "Banyak lembaga internasional memproyeksikan Indonesia akan terus tumbuh positif yaitu 5,2-5,3 persen pada 2021. Dengan situasi global yang suram begitu, Indonesia masih bisa jaga pertumbuhan. Itu artinya ada effort (usaha)," tutur mantan Badan Supervisi Bank Indonesia (BI) ini.
Dengan capaian tersebut, Rama menyebut kinerja pemerintah masih sesuai rencana (on track) secara makro."Persoalannya bukan (tidak mencapai) 7 persen, tapi memang programnya itu untuk dua periode, jadi harus dua periode," kilahnya.
Sementara itu, Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Arie Mufti menilai, pertumbuhan ekonomi 7% yang pernah dijanjikan Jokowi, jelas sudah gagal.
Padahal, Indonesia perlu pertumbuhan ekonomi hingga 7% agar bebas dari jebakan negara berpendapatan menengah alias middle income trap. "Masalahnya bukan di janji tapi memang Pak Jokowi tidak mampu," kata Arief. [tar] 
Sumber: inilah.com