Mana Pejuang Mana Pecundang
10Berita, Miris sekali melihat situasi umat Islam saat ini. Umat seperti anak ayam kehilangan induknya. Mereka berjuang sendiri tanpa di back up oleh para gurunya, murabbinya, kyainya dan ulamanya serta tokoh-tokoh ORMASNYA.
ORMAS Islam banyak tapi para tokohnya DIAM MEMBISU melihat kedzaliman penguasa saat ini. Jangankan untuk turun aksi, bersuara lantang menentang kedzaliman aja takutnya minta ampun. Hanya terlihat seorang diri tokoh Islam yang tampil yakni tokoh tua seorang kakek yang urat takutnya sudah putus seperti Ayahanda AMIN RAIS.
Sebenarnya kalau beliau mau bisa aja beliau AR pergi ke Makkah menyusul teman-temannya yang disana tapi beliau tidak mau. Memilih bersama rakyat Indonesia melawan kedzaliman dan kecurangan penguasa.
Pilihan melawan kedzaliman itu tidak ada juga pada teman-temannya di organisasi yang pernah beliau pimpin yakni Muhammadiyah. Para sahabat dan yuniornya di Muhammadiyah lebih memilih jalan damai dengan bahasa netralnya tapi pada kenyataannya juga TIDAK NETRAL. Suka main belakang.
Hampir tidak ada sama sekali ORMAS-ORMAS Islam yang memback up rakyat dalam jihad konstitusi ini selain FRONT PEMBELA ISLAM (FPI). Yang lain MINGKEM, SARIAWAN dan GUSI BERDARAH sambil menunggu telephone dari istana untuk diberi jatah menteri.
Dengan situasi bangsa seperti ini apakah kedepan bangsa ini masih ada ….? Bila melihat situasi dan kondisi saat ini terasa bangsa ini akan PUNAH. Tapi bila melihat dilapangan anak-anak muda putra bangsa yang gigih melawan kedzaliman penguasa tanpa ada rasa takut maka harapan bangsa ini masih ada itu ada di dada kita.
Anak-anak bangsa sekarang tak ubahnya bagaikan anak-anak PALESTINA dalam perang INTIFADAH. Mereka merindukan SYAHID dalam melawan kecurangan dan kesewenang wenangan penguasa. Mereka BANGGA bila berjumpa dengan KALIQNYA dalam perjuangan ini di medan laga.
Darah yang mengalir di bajunya akibat tembakan aparat dilarang untuk dicuci. Biarlah itu menjadi kenangan dan penambah pil semangat untuk menegakkan keadilan di bumi Allah ini.
Bangga diri ini bila melihat semangat MUJAHID-MUJAHID muda kita. Semoga bangsa ini masih ada dengan keberadaan mereka. Dan ternyata mereka tidak sedikit. Mereka banyak yang siap jadi PEJUANG KEADILAN bukan sebagai PECUNDANG.
Selamat berjuang anak-anakku dan adik-adikku bersama kaum tua yang masih istiqomah dijalur yang diinginkan Allah. Kami kaum tua tidak akan membiarkan kalian sendiri menghirup aroma surgawi di medan jihad. Kami yang tua juga ingin berjumpa dengan Allah di medan jihad. Jangan ragukan kami wahai kaum muda.
Pak Amin Rais sudah membuktikan itu. Dan kami yuniornya akan malu bila tidak bersamanya. Mari kita raih bersama taman FIRDAUS bagi mereka yang jadi pejuang bukan pecundang. Hanya kepada Allah jualah kita berserah diri.
Wallahu A’lam.
Penulis: Moh. Naufal Dunggio (Aktivis lapangan dan Ustadz Kampung)