OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 11 Mei 2019

Satu Keluarga Ini Jadi Mualaf Masuk Islam, Ucap Syahadat di Masjid Cheng Ho Jakabaring

Satu Keluarga Ini Jadi Mualaf Masuk Islam, Ucap Syahadat di Masjid Cheng Ho Jakabaring

10Berita, Satu keluarga ayah, ibu dan anaknya di Palembang masuk Islam di masjid Cheng Ho Jakabaring Palembang, Jumat (10/5/2019).
Ateng alias Suyono yang merupakan ayah, Ong Mei Lu yang merupakan ibu dan lois Fernando, sang anak secara bergantian mengucap dua kalimat syahadat.
Dimulai dari Lois, dilanjutkan dengan Suyono dan kemudian Ong Mei Lu yang secara bergilir mengucap dua kalimat syahadat.
Suasana pengucapan dua kalimat syahadat berlangsung dengan khidmat.
Proses pembacaan dua kalimat syahadat ini dipimpin oleh H Ahmad Affandi selaku ketua pembina iman tauhid Islam (PITI) Sumatera Selatan.
Sebelumnya, Pengusaha terkenal di Palembang Hermanto Wijaya juga resmi memeluk agama Islam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Raya Citra Grand City, Jumat (3/5) siang. Namanya jadi Muhammad Hermanto Wijaya.
Proses sakral tersebut dihadiri Gubernur Sumsel Herman Deru, Gubernur periode 2003-2008 Syahrial Oesman, tokoh masyarakat Kemas H Halim, Ketua MUI Sumsel Aflatun Muchtar, Ustad Sodikun dan lainnya.
“Saya tidak akan banyak bicara, hidayahlah yang memangil saya untuk masuk Islam dan ini sudah pangilan hati. Perasaan hati sejuk dan lebih tenang,” ujar Hermanto, pemilik toko Jaya Raya elektronik di kawasan 16 Ilir.
Pria kelahiran Palembang 7 February 1956 ini menceritakan, sewaktu kecil rumahnya dekat dengan masjid, dan sekarang rumahnya berada di seberang masjid. Kesehariannya juga banyak berinteraksi dengan umat Muslim. Hal tersebut juga memengaruhi jiwanya untuk masuk Islam.
“Prosesnya butuh dua tahun untuk memutuskan memeluk agama Islam. Terlebih saya sudah mengalami tiga fase yaitu yang pertam hidup enak, lalu tahun 1998 krisis moneter, dan ketiga yang kebakaran toko,” katanya.
Menurutnya, saat insiden kebakaran toko ia banyak dibantu oleh temen-temen muslim. Perjalanan hidup ini memang semuanya butuh proses, untuk itu ia pun menjelaskan terhadap keluarga dan terhadap etnisnya atas keputusan yang diambil.
“Keluaraga semua terima, cuma kalau mau keluarga semua Islam butuh proses dan waktu,” jelasnya.
Usai resmi memeluk agama Islam, Hermanto Wijaya untuk pertama kalinya salat Ashar berjamaah di Masjid Raya Citra Grand City.
Proses mengambil wudu dan salat diajarkan oleh para ustadz. “Saya sangat senang bisa salat di sini,” katanya.
“Namanya baru proses belajar ya. Tempat kita dulu juga ada jongkok tapi jongkoknya tidak sampai habis ke bawah. Kalau untuk baca-bacaanya nanti dipandu ustad, bisa bisa privat belajar bertahap,” katanya.
Momentum mualaf berdekatan dengan bulan Ramadan, Hermanto mengatakan akan belajar puasa.
“Saya akan puasa, tapi kayaknya belum bisa full karena proses belajar. Dan pastinya saya akan naik Haji namun prosesnya bertahap,” katanya. Ia juga menuturkan bahwa sudah sunat 30 tahun lalu saat muda.
Sementara Gubernur Herman Deru memberikan syal kesayanganya untuk Hermanto Wijaya. “Ini syal sering saya pakai saat jadi bupati,” ujar HD.
HD mengaku terkesima ketika mendengar keinginan Hermanto Wijaya untuk memeluk agama Islam, bahkan ia memuji keseharian Hermanto Wijaya yang memang sejak dulu telah berprilaku layaknya umat muslim.
“Saya bertemu dengan pak Hermanto Wijaya ini sejak tahun 1996. Waktu itu saya bertanya kepada beliau kenapa tidak masuk Islam. Karena perilaku waktu itu sudah sangat muslim,” ujar HD saat memberikan sambutan.
Lebih lanjut ia mengucapkan, terimakasih sudah bergabung dengan agama Islam. Bahkan HD meningatkan kepada semuanya untuk rajin beribadah. Karena terkadang yang sudah Islam sejak lahir jadi malu, karena yang mualaf ini lebih rajin beribadah.
“Saya rasa cukup, terlebih tadi sudah dijelaskan oleh Ustad Sodikun tenyang rukun Islam. Saya sebagai gubernur menyerahkan sertifikat bahwa bapak Hermanto Wijaya sekarang memeluk agama Islam. Ini saya serahkan sertifikat sah dari negara,” ungkapnya.
Sebagai Gubernur, kata HD, dia sudah menjadi saksi formal prosesi pembacaan dua kalimat syahadat. Namun menurutnya ada saksi yang paling penting kecuali jamaah adalah Allah SWT menyaksikan peristiwa istimewa tersebut .
“Mudah-mudahan om Hermanto menjadi muslim taat, menjadi muslim yang juga membina habluminannas dan juga tetap menjalankan habluminAllah dengan baik,” ungkapnya.
Tak hanya gubernur, turut pula hadir selebgram Palembang, Amir Meletek Dewek dan Cek Maria. Ratusan masyarakat juga terlihat antusias ingin menjadi saksi dari momen bersejarah bagi Hermanto Wijaya.
Sehabis salat Jumat, masyarakat tidak langsung pergi dari masjid namun memilih untuk duduk dan menunggu proses pengucapan dua kalimat syahadat dimulai.
Di sela proses pembacaan dua kalimat syahadat, Hermanto sempat ditanya apakah masuk Islam karena ada paksaan ?
“Tidak ada, saya masuk Islam tanpa paksaan. Melainkan murni dari dalam hati saya,” tegasnya.
Sumber: tribunnews.com