OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 22 Mei 2019

Soal Polisi Kejar Massa ke Masjid, Begini Kata Ustadz Bernard Abdul Jabbar

Soal Polisi Kejar Massa ke Masjid, Begini Kata Ustadz Bernard Abdul Jabbar

10Berita,, Jakarta – Massa demonstran masih mengajukan tuntutan yang sama pada hari kedua protes. Mereka berharap keadilan dalam pemilu 2019. Dalam orasinya, Ustadz Bernard Abdul Jabar menegaskan hal itu.
Bernard, yang juga salah satu pengurus Persaudaraan Alumni 212, menambahkan bahwa massa menginginkan aksi super damai, sebagaimana perintah Imam Besar Habib Rizieq Shihab.
“Dari awal itu sudah memberitahukan dengan poster-poster bahwa aksi kita ke Bawaslu itu adalah aksi super damai. Sebagaimana arahan dari HRS aksi kita itu selalu super damai,” ujarnya kepada Kiblat.net di Jakarta sekitaran Tanah Abang, Rabu (22/05/2019) siang.
Bernard lalu menjelaskan peristiwa aksi demo di hari sebelumnya. Dia mengatakan bahwa massa sudah membubarkan diri dengan damai dan tertib sekitar pukul 21.00 WIB hari Selasa (21/05/2019). Sebagaimana waktu yang diberikan aparat kepolisian, yaitu usai mengerjakan shalat tarawih.
Namun, ia mengakui, setelah massa membubarkan diri pada pukul 23.00 WIB, datang massa yang kemudian memprovokasi polisi, hingga akhirnya terjadi bentrok di depan Bawaslu.
“Polisi juga sudah menyatakan bahwa aksi demonstrasi yang di Bawaslu itu memang sudah pulang. Setelah pulang, sekitar jam 11 datanglah segerombol massa dari dua arah,” ujar Bernard.
Massa itu datang dari Jl. Wahid Hasyim, baik arah Gondangdia maupun arah Tanah Abang. Bernard mengatakan itu segerombolan massa lain, karena peserta aksi sudah pulang ke rumahnya maupun ke masjid-masjid terdekat untuk istirahat.
“Jadi sudah jelas itu adalah mereka yang membuat keonaran, bahkan polisi sudah mengatakan bahwa itu mungkin bukan dari massa yang demo di Bawaslu. Itu massa lain, ada komando lain,” ujarnya.
Massa tersebut, ujar Bernard, memang berniat ingin membuat kerusuhan di sekitar Bawaslu, sehingga warga yang tidak tahu apa-apa ikut terprovokasi karena kampung mereka juga ikut terganggu.
“Karena massa sudah liar ditambah lagi dengan warga yang ikut terprovokasi, kericuhan pun terjadi, bahkan meluas sampai ke Petamburan, Tanah Abang,” ujarnya.
Sebelum massa terdesak sampai Petamburan, Bernard mengungkapkan kejadian di Masjid Al-Makmur di Jalan Kebon Kacang, Tanah Abang, di mana turut diserbu oleh polisi.
“Massa didesak polisi dari mulai pertigaan Bawaslu sampai masuk ke dalam Masjid Al-Makmur. Jelaslah karena mereka masuk ke masjid dan polisi menembakkan gas air mata, membuat jamaah yang sedang istirahat itu kaget, mereka juga marah,” ujarnya.
Polisi, sebut Bernard, sebenarnya memasuki masjid untuk mencari massa provokator dari Bawaslu. Hanya saja jamaah yang berada di dalam masjid marah karena ikut tertembak gas air mata.
“Maka akhirnya jamaah masjid itupun ikut bergabung, yang sudah gabung itu provokator bergabung dengan masyarakat, warga setempat, kira-kira seperti itulah kondisi yang terjadi realnya,” pungkasnya.

Sumber: kiblat