OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 18 Juni 2019

Maskapai Asing Masuk Jadi Ancaman Industri Penerbangan RI

Maskapai Asing Masuk Jadi Ancaman Industri Penerbangan RI

Kedatangan maskapai asing bisa menjadi ancaman bagi maskapai nasional apabila maskapai nasional tidak profesional
Foto Pesawat (Ilustsrasi: Okezone)
10BeritaJAKARTA - Pengamat Penerbangan dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati menilai bahwa kedatangan maskapai asing bisa menjadi ancaman bagi maskapai nasional apabila maskapai nasional tidak profesional.
“Tidak profesional itu, misalnya masih saja ‘delay’ (terlambat), bagasi dicolong,” kata Arista, dikutip dari Antaranews, di Jakarta, Senin (17/6/2019).
Arista mengatakan dengan tidak ada peningkatan pelayanan dalam penerbangan, penumpang akan mudah berpindah ke maskapai asing yang mana biasanya memiliki standar pelayanan yang berbeda.
“Menurut saya, pelanggan akan beralih,” katanya.
Arista menilai kedatangan maskapai asing bukan serta merta menghilangkan pasar dari maskapai nasional karena sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentangPenerbangan , maskapai asing wajib berbadan hukum nasional, seperti AirAsia Indonesia.
Revolusi Industri Udara, Penerbangan Bakal Gunakan Pesawat Luar Angkasa
“Berdasarkan pernyataan Menhub juga maskapai asing kalaupun masuk wajib mengisi rute-rute perintis, kalau rute gemuk dipakai juga habis maskapai nasional,” katanya.
Dia menambahkan tidak semua maskapai asing yang berekspansi bisnis ke luar negeri bisa bertahan, contohnya maskapai Mandala Tiger yang juga gulung tikar.
Pernyataan tersebut juga menyusul tiket promo besar-besaran yang dijual oleh maskapai AirAsia Indonesia hingga mencapai lima juta tiket domestik dan internasional.
Arista menilai wajar karena masing-masing maskapai memiliki strategi bisnisnya dan AirAsia Indonesia merupakan holding dari AirAsia Malaysia di mana meskipun menjual tiket murah di Indonesia dan ternyata membukukan rugi, masih ditopang keuangan holding.
Maskapai Wajib Jelaskan Penerbangan Codeshare ke Penumpang
“Ya tidak apa-apa itu kan dia holding Ariasia Kuala Lumpur sebagai punya Malaysia, kinerja keuangannya jelas tahun lalu rugi Rp1 triliun, dengan holdingnya bisa jadi untung, hasil konsolidasi di Thailand dan Kuala Lumpur,” katanya.
Upaya AirAsia dalam menjual tiket, yakni untuk meningkatkan pangsa pasar baik domestik maupun internasional.
'“Market share’ di Indonesia untuk domestik baru lima persen, tetapi ‘market share’ untuk penerbangan luar negeri kedua setelah Garuda,” katanya.
Sumber: Okezone