OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 21 Juni 2019

Rupiah Pagi Terhempas ke Area Negatif

Rupiah Pagi Terhempas ke Area Negatif


Ilustrasi (MI/SUSANTO)
Jakarta: Gerak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Rabu pagi terhempas ke zona merah dibandingkan dengan posisinya di perdagangan sore di hari sebelumnya di Rp14.434 per USD. Meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok terus memberikan efek negatif terhadap gerak mata uang Garuda.

Mengutip Bloomberg, Rabu, 15 Mei 2019, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan ke Rp14.445 per USD. Sedangkan pada pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp14.445 per USD. Sementara itu, nilai tukar rupiah menurut Yahoo Finance berada di posisi Rp14.236 per USD.

Di sisi lain, kurs dolar Amerika Serikat bangkit kembali pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), karena Wakil Perdana Menteri Italia Matteo Salvini mengatakan negara itu mungkin melanggar peraturan fiskal Uni Eropa tentang defisit anggaran guna meningkatkan lapangan kerja.

Akan tetapi, keputusan itu meningkatkan kekhawatiran atas tingkat utang Italia dan ekonomi Eropa. Sedangkan indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama naik sebanyak 0,22 persen menjadi 97,5363 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1207 dari USD1,1231 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,2904 dibandingkan dengan USD1,2965 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi USD0,6944 dibandingkan dengan USD0,6950.

USD membeli 109,63 yen Jepang, lebih tinggi dibandingkan dengan 109,33 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Kemudian USD naik menjadi 1,0094 franc Swiss dibandingkan dengan 1,0065 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3466 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3467 dolar Kanada.

"Jika kita perlu menembus beberapa batasan, seperti tiga persen atau 130-140 persen, kita siap untuk melanjutkan," kata Salvini, merujuk pada persentase utang Italia dalam PDB-nya.

"Sampai kita tiba pada pengangguran lima persen, kita akan menghabiskan segala yang kita harus dan jika seseorang di Brussels mengeluh, itu tidak akan menjadi perhatian kita," tambahnya, dalam kampanye menjelang pemilihan parlemen Eropa bulan ini.

Mitra koalisi Salvini, Luigi Di Maio mengatakan bahwa tidak bertanggung jawab untuk meningkatkan rasio utang terhadap PDB negara itu.

"Sangat tidak bertanggung jawab untuk membiarkan utang naik seperti sekarang dengan komentar tentang melampaui batas utang-ke-PDB, yang bahkan lebih mengkhawatirkan daripada melebihi batas defisit-terhadap-PDB," kata Di Maio kepada wartawan.

Sumber: Medcom.id