Syariat yang mulia tentu memiliki beragam hikmah bagi pemeluknya. Ada yang kita ketahui ada pula yang tidak. Apapun hasilnya, keimanan adalah hal pertama yang membuat seorang hamba tunduk patuh tanpa sedikitpun keraguan dalam menjalankan syariat agamanya.
Referensi pihak ketiga
Dikisahkan dari daerah Nihawand, Persia, Imam Junaid, ulama yang menjadi rujukan seluruh muslim Nihawand saat itu, tengah menderita sakit yang aneh. Beliau mengidap sakit mata yang datang tiba-tiba, hingga tak lagi bisa membedakan antara siang dan malam.
Kondisi sang ulama, membuat seluruh kaum muslimin saat itu gundah gulana. Mereka pun mengupayakan segala macam pengobatan dari para tabib-tabib kenamaan di negeri tersebut. Hasilnya nihil. Sang ulama masih dalam kondisi sakitnya.
Sang ulama berucap agar kaum muslimin tetap tenang, karena beliau percaya ada kebaikan yang disiapkan Allah dengan sakit matanya yang aneh tersebut. Namun, kecintaan kaum muslimin membuat mereka tetap mengerahkan segala daya upaya untuk mengobati sang ulama.
Hingga dipanggillah seorang dokter Barat yang terkenal hebat. Dokter ini pun datang melihat kondisi sang ulama. Menurutnya kondisi mata sang ulama tersebut sudah sangat parah, dan semakin parah karena sang ulama kerap membasahinya setiap kali ia akan menunaikan sholat (berwudhu).
"Kalau anda mau sembuh, jangan biarkan mata anda terkena air. Besok aku akan datang membawakan obat untuk mata anda itu." ujar sang dokter sebelum pulang.
Tentu saja, larangan semacam ini tak akan mengurungkan niat bersuci seorang ulama sekelas imam Junaid. Beliau pun enggan mengambil rukhsah untuk bertayamun, karena beliau justru meyakini adanya keberkahan dan hikmah dari syariat wudhu yang telah ditetapkan Allah Ta'ala.
Maka, hari itu sang ulama tetap berwudhu seperti biasa setiap akan mendirikan sholat, hingga malam tiba dan beliau pergi beristirahat. Siapa yang menduga, saat terbangun di keesokan paginya, mata beliau telah sembuh seperti sedia kala seolah tak pernah menderita sakit apapun juga.
Saat sang dokter datang, ia keheranan mendapati kondisi sang ulama yang sungguh jauh berbeda dengan kondisinya hari kemarin. Padahal dokter ini tahu betul, dengan kemajuan medis saat itu, tak akan ada yang bisa menyembuhkan sakit mata tersebut dalam waktu demikian cepat, “Bagaimana kau mengobatinya?” tanyanya penasaran.
Imam Junaid menjelaskan apa yang telah ia lakukan, “Aku mengobatinya dengan berwudhu dan melaksanakan salat.” 
Mendengar jawaban ini, sang dokter terpengarah, dan ia pun mulai tertarik mempelajari Islam hingga akhirnya dengan mantap memasuki agama ini tanpa paksaan.

Apapun yang menimpa seorang muslim maka niscaya ada kebaikan di dalamnya, entah bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Begitu pula dengan semua aturan yang telah ditetapkan Allah, niscaya mengandung kebaikan dan hikmah yang besar.
Semoga kita mengambil pelajaran.
Wallahu A’lam
----
Sumber Referensi:
muslimobsession.com/kisah-dokter-yang-masuk-islam-karena-melihat-kemujaraban-wudhu/