sumber: islamkaffah.com/ilustrasi

10Verira,S ini beliau sudah menjabat dokter spesialis dan mengepalai klinik mata dengan sejumlah cabang di berbagai kota. Dan, cerita pengalaman spiritual kali ini datang dari dr Uyik Unari, SpM sewaktu masih menjadi mahasiswi kedokteran.
Tepatnya pada tahun 1989, pengalaman yang akhirnya menjadi titik hijrahnya tersebut. Kala itu, satu semester lamanya dia menjalani praktikum anatomi tubuh manusia.
Dia mengatakan, sebelumnya tidak pernah terbayangkan, selama satu semesternya setiap hari dia wajib berurusan dengan mayat yang sudah diformalin, atau yang biasa disebut cadaver.
Seluruh mahasiswa kedokteran dituntut untuk memahami segala bagian anatomi tubuh manusia, selama pelajaran dan praktikum anatomi tersebut. Mulai dari organ tubuh yang besar sampai dengan pembuluh darah dan syaraf. Baginya bagian yang dirasakan berat, mengetahui dengan tepat letak, bentuk dan nama-nama setiap bagian tubuh manusia dengan bahasa latin.
Pada suatu hari, kala pertama kali memasuki ruang praktikum tersebut, merupakan awal dari kisah hijrahnya. Seluruh mahasiswa sudah rapi mengenakan jas putih masing-masing. Setelah masuk, aroma formalin seketika menyengat indera penciuman dan mengakibatkan mata perih. Sudah tersedia sepuluh cadaver untuk mereka. Peserta 150 mahasiswa lantas dipisahkan menjadi sepuluh kelompok, sehingga satu cadaver bagi masing-masing kelompok.
Beliau mengaku gemetar menyaksikan cadaver yang terbujur kaku di meja kayu tersebut.
Semua mahasiswa secepatnya memulai membedah cadaver usai mendapatkan penjelasan dosen pembimbing mengenai tata caranya. Akan tetapi, dr Uyik terdiam dan memperhatikan cadaver tersebut sambil merenung. “Ya Rabb, suatu ketika saya pun bakalan jadi mayat serupa dengan cadaver ini.”
Seketika seakan-akan tersadar apabila tidak ada yang mampu menyelamatkan kala itu melainkan amal shalih.
Ketika itu, dr Uyik sudah mulai mempelajari Islam dengan kakak-kakak angkatannya. Kala Jum’at tiba mereka berjumpa untuk tilawah, tazkiyah dan taklim. Mengkaji Al Qur’an dan hadits-hadits Nabi bersama tuntunan seorang Ustadz.
Setibanya di rumah seusai praktikum, pikiran-pikiran mengenai cadaver tetap mengikutinya.
“Bagaimana seandainya tiba-tiba Allah Subhanahu wa Ta’ala mengambil nyawaku sedangkan amal shalih masih kurang sebagai bekal di akhirat?”
Kesadaran pun akhirnya datang. Sejak itu dia berjanji dalam sanubari agar selalu patuh pada Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Dia pun mengukuhkan niat untuk menutup aurat. Berjilbab.
Sekarang, tidak hanya mengelola klinik mata, keluarga dr Uyik pun menjalankan peran dalam memudahkan setiap muslimah berjilbab. Jilbab Pasmira sudah laku lebih dari sejuta di berbagai kota dengan penjualan offline. Pasmira pun saat ini sedang melebarkan sayap, melalui jalur online dengan membuka peluang reseller.
Yang spesial, Reseller Pasmira akan memperoleh poin reward setiap pembelanjaan dan bakal diakumulasikan selama satu tahun. Berbagai reward disiapkan, salah satunya berupa kesempatan umroh.

Sumber: bersamadakwah.net/berjilbab setelah membedah mayat