Ilustrasi jalan tol Semarang/Jogja. (Solopos)
10Berita, KLATEN -- Tol Solo-Jogja diproyeksikan memiliki dua lokasi rest area di wilayah Klaten. Kedua lokasi itu yakni Jagalan di Kecamatan Karangnongko dan Tarubasan di Kecamatan Karanganom.
Sementara exit tol atau pintu keluar berada di Kapungan, Kecamatan Polanharjo, dan Kecamatan Ngawen. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten berencana minta jatah mengelola rest area di jalan tol Solo-Jogja.
Nantinya, rest area itu diharapkan dapat mendongkrak perekonomian warga dengan memajang produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan kuliner asli Kabupaten Bersinar.
Hal itu diungkapkan Bupati Klaten, Sri Mulyani, saat ditemui wartawan di kompleks Setda Klaten, Senin (1/7/2019). Pembangunan jalan tol Solo-Jogja bakal menjadikan waktu tempuh semakin cepat.
Terlepas dari hal itu, Pemkab Klaten menginginkan keberadaan jalan tol juga menjamin keberlangsungan perekonomian warga Klaten. “Jalan tol merupakan jalur panjang. Otomatis akses menjadi jauh lebih cepat. Semoga pemkab dapat menguasai 50 persen rest area [mengelola rest area]. Gunanya agar produk UMKM dan kuliner di Klaten dapat tertampung," jelas Sri Mulyani.
Mulyani keberatan jika rest area itu dikuasai swasta. Soalnya sewa di sana menjadi lebih tinggi jika dikuasai swasta. Sri Mulyani mengatakan sejumlah daerah di Klaten bakal diproyeksikan sebagai rest area dan exit tol.
Hingga kini, Mulyani mengaku belum diajak berkoordinasi lagi oleh kementerian dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. Mulyani juga baru sekali bertemu dengan perwakilan PT Wijaya Karya selaku pelaksana pembangunan jalan tol pada 2018.
Setelah itu belum ada informasi lebih lanjut lagi. "Kami sudah mendengar Sri Sultan [Hamengku Buwono X] sudah setuju dengan pembangunan itu. Ke depan, kami akan menjalin koordinasi lagi. Saat sekarang, kami fokus merampungkan revisi rencana tata ruang wilayah [RTRW[,” katanya.
Terpisah, Camat Manisrenggo, Wagiya Gambir, mengaku belum tahu-menahu terkait pembangunan jalan tol yang akan melintasi kawasan Manisrenggo. Hal itu termasuk persetujuan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang menyebutkan titik akhir jalan tol Jogja, yakni menuju kawasan Manisrenggo.
“Soal jalan tol, saya belum pernah memperoleh undangan untuk membahasnya. Tapi info di media memang sudah muncul [akan melintasi Manisrenggo],” katanya.
Kepala Bidang (Kabid) Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Klaten, Joko Suprapto, mengatakan hingga sekarang tahap revisi RTRW Klaten masih memasuki tahap pembahasan di tingkat provinsi.
“Terkait lokasi rest area dan exit tol akan diekspos dari tim perencana jalan tol,” katanya.
Sebagaimana diketahui, jalan tol Solo-Jogja diperkirakan mencapai 92,98 kilometer. Dari jumlah tersebut, 28,9 kilometer melintas di Kabupaten Bersinar. Ada tujuh kecamatan yang dilintasi yakni Tulung, Polanharjo, Ngawen, Kebonarum, Karangnongko, dan Prambanan.
“Saat rapat koordinasi [rakor] tadi [kemarin], proyek jalan tol memang dibahas. Yang jelas dengan adanya jalan tol itu, akses menjadi lebih cepat. Soal perkembangannya seperti apa? Langsung ke organisasi perangkat daerah [OPD] terkait saja,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Klaten, Slamet Widada.
Tim pemerintah pusat pernah mencari lokasi batching plant atau pabrikasi beton di kawasan Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, beberapa waktu lalu. Perwakilan dari pemerintah pusat itu membutuhkan lahan seluas 8.000 meter persegi sebagai lokasi batching plant .

Sumber: Solopos.com