OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 29 Agustus 2019

Harus Diakui Kehebatan Mereka dalam Fabrikasi Pengalihan Isu

Harus Diakui Kehebatan Mereka dalam Fabrikasi Pengalihan Isu




 Oleh Asyari Usman

10Berita - Sekarang ini tidak ada lagi yang berbicara soal 600-an petuas KPPS pemilu 2019 yang meninggal dunia. Keluarga yang meninggal diberi santunan 36 juta. Ketua KPU, Arief Budiman, menyerahkan uang itu kepada keluarga korban sambil fotonya diambil. Di foto itu ada plakat bertuliskan “Penyerahan Santunan 36,000,000”. Disiarkan oleh media. Persoalan dianggap selesai.

Tak ada lagi cerita tentang pemilu yang paling buruk. Yang paling kacau. Pemeritah bisa melenggang tanpa ada yang mengejar soal kematian itu. Kematian massal yang dianggap misterius tsb. Usul agar dilakukan otopsi terhadap jenazah petugas KPPS itu, ditolak begitu saja. Tidak ada yang memprotes penolakan itu. Tidak ada yang meberitakan meskipun ada protes.

Kontroversi soal hasil pilpres yang penuh dengan dugaan kecurangan masif itu, juga bisa hilang. Diganti dengan isu ‘permen koalisi’. Diambil alih oleh heboh diplomasi nasi goreng dan pertemuan Lebak Bulus. Disusul hiruk-pikuk jatah kursi menteri.

Yang goblok-goblok kemudian memunculkan isu Poros 3. Lalu ada soal ‘penumpang gelap’. Seolah-olah tidak ada lagi persoalan keabsahan penghitungan suara pilpres. Seakan tidak ada masalah legitimasi jabatan presiden.

Semua diminta atau direkayasa supaya ‘move on’. Melupakan perampokan kolosal suara rakyat. Diminta membiarkan konspirasi jahat itu berlalu tanpa prosekusi.

Harus diakui kepintaran dan kehebatan mereka mengalihkan perhatian publik. Hebat. Acungan jempol untuk kehebatan penguburan isu pilpres yang sebetulnya merupakan skandal demokrasi terbesar dan terburuk di dunia.

Mereka buat fabrikasi isu-isu pengganti. Muncul dengan rapi dari hari ke hari. Sekarang ada soal pemindahan ibu kota. Disusul masalah Papua yang diduga keras adalah ‘permainan’ orang-orang yang memiliki kekuasaan di luar sistem.

Akibatnya, publik dihebohkan oleh kedua topik yang trendy ini. Kejahatan demokrasi yang sebetulnya sangat merusak perjalanan bangsa ini, menjadi semakin jauh dari publik. Padahal, kejahatan politik itu baru saja dilakukan beberapa bulan yang lalu. Belum sampai setengah tahun.

Luar biasa pintar dan ampuh cara kerja mesin pengalihan isu di negeri ini. Perampokan dahsyat itu lenyap begitu saja.

Rakyat dihibur dengan kontroversi pemindahan ibu kota dan ancaman Papua lepas. Seakan-akan seluruh proses pilpres tidak ada masalah. Seakan hasil pilpres 2019 bersih dari najis.

Kemudian, kesulitan berat perekonomian juga bisa mereka tutupi. Dampak fatal akibat utang besar, juga dibuat seperti tidak bermasalah. Strategi senyap hegemoni ekonomi RRC, berjalan tanpa gangguan yang berarti. Penyeludupan narkoba skala besar bisa berlangsung di balik kobaran beberapa isu baru itu. Ancaman terhadap KPK yang bakal jatuh ke tangan para bandit, tersisihkan oleh orkestrasi isu-isu tsb.

Semua orang membahas ibu kota dan Papua. Dalam dua hari ini, ditambah isu hukuman kebiri kimiawi untuk pelaku kejahatan pedofil di Mojokerto. Semua media memberikan bobot yang berlebihan terhadap isu baru ini.

Begitulah cara mereka mengacak-acak perhatian publik. Membuat kejahatan para penguasa dan ancaman kekuatan asing, lepas dari kejaran media. Lepas dari investigasi jurnalistik dan jurnalistik investigatif.

29 Agustus 2019 (*)

Sumber: KONTENISLAM.COM

Related Posts:

  • Polisi, Marinir, Mahasiswa Polisi, Marinir, Mahasiswa  Oleh Dandhy Dwi Laksono10Berita - "Ini pemandangan langka. Izin saya foto ya?" Seorang Marinir yang menjawab. "Oke, Bang"."Kalau saat Reformasi "98 Marinir menjaga mahasiswa karena ad… Read More
  • Wartawan Senior: Indonesia Menuju Police State Wartawan Senior: Indonesia Menuju Police State 10Berita, Apa itu ‘police state’? Terjemahan langsungnya adalah ‘negara polisi’ atau ‘negara kepolisian’.Terus, apa defenisinya? Menurut kamus Oxford, negara polisi adala… Read More
  • Pak Jok… Pak Jok…  Penulis: Setiawan BudiPak Jok..KONTENISLAM.COM - Seharusnya ini tugasmu. Bukan tugas pemimpin daerah kami. Kareka ketiadaan upaya dari mu, maka kami harus bergerak sendiri menyelamatkan saudara di… Read More
  • Langgar UU dan UUD '45, Jokowi Bisa Tak Dilantik Bila Meresmikan Anggota BPK 2019-2024 Langgar UU dan UUD '45, Jokowi Bisa Tak Dilantik Bila Meresmikan Anggota BPK 2019-2024  Oleh Tom Pasaribu (Direktur Eksekutif KP3-I)10Berita - Jokowi terancam gagal dilantik bila salah langkah dalam mengambil ke… Read More
  • Untuk Pulihkan Keadaan, Sebaiknya Jokowi Mundur Untuk Pulihkan Keadaan, Sebaiknya Jokowi Mundur Catatan M Rizal Fadillah* 10Berita,Kondisi bangsa dan negara sangat rawan pasca penyikapan publik atas RUU yang digodok pemerintah dan DPR. Menyisakan persoalan UU Rev… Read More