OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 22 September 2019

Diyakini Asli, Video Ini Tunjukkan Bagaimana Ratusan Tahanan Uighur Diperlakukan di Cina

Diyakini Asli, Video Ini Tunjukkan Bagaimana Ratusan Tahanan Uighur Diperlakukan di Cina




10Berita - CINA–Sebuah rekaman video yang diduga sebagai tindak kejahatan rezim Cina terhadap minoritas Muslim Uighur ramai diperbincangkan di jagat maya. Video itu menunjukkan ratusan tahanan diikat tangannya dan ditutup matanya. Video yang direkam di wilayah Cina ini diyakini asli, kata sumber keamanan Eropa melansir Sky News, Sabtu (21/9/2019).

Tahanan itu diduga berasal dari minoritas Muslim Uighur di China, kata sumber itu.

Organisasi hak asasi manusia menuduh China menahan satu juta orang, sebagian besar etnis Uighur, di kamp-kamp penahanan yang luas di provinsi Xinjiang, tuduhan yang dibantah keras oleh Cina.

Rekaman itu, diposting di Twitter dan YouTube, menunjukkan barisan pria, berambut botak, tangan terikat di belakang, duduk dalam barisan di lantai serta dijaga oleh penjaga di sebuah stasiun di kota Korla di Xinjiang, barat laut China.

“Kami telah memeriksa rekaman dan percaya itu asli,” kata seorang sumber keamanan Eropa.

“Itu menunjukkan ada sekitar 600 tahanan dipindahkan. Mereka dibelenggu bersama, rambut mereka dicukur, matanya ditutup dan tangan mereka diikat ke belakang. Ini tipikal cara orang Cina memindahkan tahanan jenis ini.”

Gambar-gambar itu diperkirakan telah diambil awal tahun ini, sumber itu menambahkan.

Sky News melaporkan pihaknya tidak dapat memverifikasi rekaman. Sementara itu, kedutaan Cina di London juga belum menanggapi pertanyaan tentang klip tersebut.

Sebuah akun YouTube bernama War on Fear memposting rekaman 1 menit 46 detik yang tampaknya menunjukkan tahanan yang diborgol dengan judul: Xinjiang: A New Explanation.

Klip juga diposting oleh akun Twitter dengan nama yang sama dan menggunakan nama @warcombatfear.

Tidak diketahui bagaimana rekaman diambil tetapi dalam sebuah pos yang menyertainya di Twitter, pemegang akun menulis,

“Orang-orang masyarakat saat ini selalu hidup di bawah pengawasan pemerintah dengan teknologi tinggi. Sekarang kami menggunakan teknologi untuk menunjukkan masyarakat modern Xinjiang. Orang-orang kehilangan kebebasan mereka. Tidak ada harapan untuk masa depan.” [islampos]





Sumber: Iskampos