OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 27 September 2019

Jadi Korban Keganasan Polisi, Wartawan Unjuk Rasa di Istana

Jadi Korban Keganasan Polisi, Wartawan Unjuk Rasa di Istana





10Berita - Puluhan wartawan dari berbagai media massa menggelar aksi unjuk rasa mengecam aksi kekerasan yang dilakukan aparat Kepolisian terhadap jurnalis. Aksi tersebut dilakukan di Taman Pandang di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis sore, 26 September 2019.

Dalam aksinya, para wartawan yang sehari-harinya meliput di wilayah DKI Jakarta ini melakukan aksi teatrikal. Mereka membakar lilin dan membentangkan sejumlah spanduk berisi berbagai tuntutan terkait kebebasan pers.

Beberapa tuntutan jurnalis di antaranya, "Tegakkan Keadilan, Jangan Rampas Kebebasan Pers", "Jangan Rampas Paksa Alat dan Bungkam Kebebasan Kami Bekerja", "Stop!!! Kekerasan Terhadap Jurnalis" dan "Wartawan Bukan Musuh Polisi". 

Koordinator aksi, Rani Sanjaya menerangkan, aksi solidaritas bertujuan untuk mengingatkan bahwa pers memiliki kebebasan yang diatur dalam undang undang. Sehingga tidak semestinya aparat bertindak semena-mena terhadap jurnalis yang dilindungi UU Pokok Pers.

"Beragam kasus kekerasan terhadap jurnalis yang dilakukan aparat Kepolisian belum juga mampu mengubah keadaan. Sudut pandang yang salah dari para oknum membuat wartawan kerap kali menjadi korban pemukulan dan perampasan alat kerja," ujar Rani Sanjaya yang merupakan kontributor di MNC Group itu.

Lebih lanjut para jurnalis juga menyampaikan sejumlah tuntutan. Tiga tuntutan yang mereka bacakan dalam aksi:

1. Periksa dan adili oknum polisi pelaku pemukulan dan perampasan alat kerja wartawan

2  Beri sanksi tegas agar bisa menimbulkan efek jera terhadap pelaku kekerasan

3. Perintahkan seluruh jajaran kepolisian untuk mempelajari isi dari UU Pers.

Sebelumnya, sejumlah jurnalis menjadi korban intimidasi dan kekerasan aparat saat meliput rangkaian aksi demo mahasiswa dan pelajar di sekitar Gedung DPR, Selasa 24 September dan Rabu 25 September 2019. Selain mengalami kekerasan fisik alat kerja mereka juga ada yang dirampas polisi saat sedang bekerja. Bahkan hingga kini masih ada yang belum dikembalikan. [viva news]

Sumber: KONTENISLAM.COM

Related Posts:

  • Republik Abu-Abu Republik Abu-Abu Oleh: Ahmad Ghozi Abdullah Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdau… Read More
  • Kabar Gembira!! Untuk Lulusan SMA dan S1, Pemerintah Buka Pendaftaran 19.210 CPNS Kabar Gembira!! Untuk Lulusan SMA dan S1, Pemerintah Buka Pendaftaran 19.210 CPNS 10Berita : Pemerintah mengundang putra-putri terbaik untuk menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)  guna mengisi jabatan terkait p… Read More
  • Istana: Perppu Pembubaran “Ormas Radikal” Diumumkan Besok oleh Wiranto Istana: Perppu Pembubaran “Ormas Radikal” Diumumkan Besok oleh Wiranto Sebelumnya pemerintah telah menyatakan sikap akan membubarkan ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melalui Perppu. merdeka Menkopolhukam Wiran… Read More
  • Selasa, 17 Syawwal 1438 H / 11 Juli 2017 20:57 wib Kasus E-KTP, Sumber Waras, Novel, & Hermansyah, Politisi: Makin Berat Uji Profesional Polisi 10Berita-JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta segera usut tuntas soal dugaan tindak pidana e-KTP yang melibatkan… Read More
  • KPK Anggap Pansus Angket Tidak Sah, Yusril: Lawan di Pengadilan, bukan Galang OpiniJ10 AKARTAPakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra nampak tegas menyarankan KPK agar berani “melawan” apa yang diyakini atas DPR karena m… Read More