OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 25 Oktober 2019

Jangan Tambah Jalan Tol Lagi

Jangan Tambah Jalan Tol Lagi


10Berita,Ibarat tambah air, tambah sagu, rencana pembangunan jalan tol baru Wiyoto Wiyono Harbour Road II tak akan menyelesaikan masalah transportasi di Jakarta

Jangan Tambah Jalan Tol Lagi
Ibarat tambah air, tambah sagu, rencana pembangunan jalan tol baru Wiyoto Wiyono Harbour Road II tak akan menyelesaikan masalah transportasi di Jakarta. Jalan tol itu dibangun oleh PT Citra Marga Nusaphala Persada dan syukuran atas proyek ini telah dilakukan pada 4 Oktober lalu.

Seberapa pun panjang jalan tol yang akan dibangun tak akan cukup menampung mobil-mobil baru yang membanjiri aspal. Kemacetan selalu akan terjadi selama kebutuhan akan mobil baru tidak disetop. Akibatnya, harapan bahwa jalan tol baru itu akan memperlancar angkutan barang ke pelabuhan juga tak tergapai.

Pembangunan jalan tol hanya menguntungkan pemilik mobil pribadi dan menambah beban lalu lintas dalam kota. Jalan itu malah akan meningkatkan pergerakan mobil masuk ke kota. Makin banyak mobil yang bergerak, makin tinggi tingkat polusinya. Udara Jakarta yang sudah tidak sehat ini akan bertambah buruk lagi.

Pemerintah harus kembali pada kebijakan transportasi yang bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang, lingkungan, dan masa depan kota. Solusinya adalah memperbanyak sarana transportasi umum, seperti bus dan kereta listrik. Bila angkutan umum yang layak tersedia, masyarakat dengan sendirinya akan beralih ke layanan itu dan memarkir kendaraannya di garasi.


Keuntungan nyata dari transportasi umum adalah lebih ramah lingkungan karena mengangkut lebih banyak orang dengan konsumsi energi dan polusi yang lebih rendah. Menurut laporan International Association of Public Transport 2014, berdasarkan per penumpang per kilometer, transportasi umum empat kali lebih efisien dalam hal emisi karbon dioksida dibanding kendaraan pribadi. Selain itu, peningkatan 5 kilometer per jam kecepatan bus umum di jalur sibuk dapat mengurangi konsumsi energi dan menurunkan 20 persen emisi gas rumah kaca.

Transportasi umum juga akan meningkatkan efisiensi ekonomi secara signifikan. Transportasi umum yang cepat dan tepat waktu merupakan "subsidi" yang sesungguhnya bagi masyarakat. Ongkos bertransaksi di semua bidang menjadi lebih murah dan roda perekonomian berputar lebih kencang karena penggunaan waktu yang efisien.

Transportasi umum juga memperbaiki kualitas hidup rakyat. Semakin banyak transportasi umum, semakin besar upaya untuk menurunkan risiko kesehatan lingkungan yang diperkirakan telah menyebabkan 3,7 juta kematian prematur di seluruh dunia pada 2012.

Kesehatan jiwa juga akan jauh lebih baik. Transportasi umum yang cepat, aman, bersih, dan nyaman akan menurunkan stres para pekerja. Para pelaju setiap hari bisa sampai di rumah lebih cepat. Mereka akan punya lebih banyak waktu bersama keluarga setelah bekerja seharian. Dengan kata lain, kualitas hidup keluarga akan menjadi lebih baik.

Pemerintah sebaiknya lebih berfokus pada pembangunan moda transportasi umum yang terintegrasi, memperbanyak unitnya, dan memperluas jalurnya. Kini, bahkan banyak negara mengintegrasikannya pula dengan jalur angkutan alternatif, seperti sepeda. Singapura, misalnya, melengkapi jaringan transportasi umumnya dengan pembangunan 200 kilometer trotoar beratap dan 700 kilometer jalur sepeda hingga 2030.

Pemerintah harus menghentikan konsesi jalan tol hasil kongkalikong lama yang cuma menambah panjang jalan dan kendaraan. Pemerintah harus memihak rakyat dengan membangun angkutan umum yang modern, murah, dan ramah lingkungan.



Catatan:

Ini merupakan artikel tajuk koran tempo edisi 15 Oktober 2019