Novel Baswedan Ikut Aksi Renungan dan Doa Bersama Gugurnya 5 Mahasiswa
Kali ini, aksi digelar untuk mendoakan lima orang demonstran atau pelajar yang meninggal, saat demo berujung ricuh di Gedung DPR dan sejumlah daerah.
Aksi dimulai dengan menyalakan lilin sebagai penghormatan kepada para almarhum yang tewas saat aksi demonstrasi menentang Revisi UU KPK dan RKUHP. Kemudian, dilanjutkan dengan tausiah dan doa bersama yang dipandu seorang ustaz.
“Mudah-mudahan, kami masih memiliki empati terhadap sesama. Ya Allah, kabulkan dan maafkan kesalahan-kesalahan saudara kami, ampuni dosa-dosa kawan-kawan kami,” ucap Ustaz Nurstofa, saat memimpin doa.
Kemudian, perwakilan aksi menyampaikan ucapan duka cita pada para korban. Perwakilan dari WALHI, Khalisah Khalid berharap, demokrasi Indonesia berjalan baik ke depannya.
Dia berharap, tak ada lagi kekerasan yang dilakukan oleh aparat dalam meredam aksi demonstrasi.
“Bahwa kita masih berharap demokrasi masih ada, bahwa rakyat bisa kita lindungi bersama. 21 tahun reformasi, kita berharap tidak ada lagi kekerasan, tidak ada luka, air mata, dan darah,” kata Khalisah.
Pigura foto lima orang demonstran yang gugur, Bagus Putra Mahendra, Maulana Suryadi, Yusuf Kadrawi, Randi, Akbar Alamsyah dipajang di atas meja bertabur lilin.
Pantauan VIVAnews, Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo dan Penyidik Novel Baswedan turut ikut dalam aksi renungan dan doa tersebut.
Aksi pun ditutup dengan pembacaan puisi, “Kau ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana” karya KH Mustofa Bisri atau karib disapa Gus Mus oleh perwakilan dari aktivis mahasiswa. [vn]
Sumber: Eramuslim