OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 30 Desember 2019

Nelayan Indonesia Diusir Kapal Coast Guard China di Laut Natuna, Padahal Wilayah Indonesia, Antek Pembela China Mingkem

Nelayan Indonesia Diusir Kapal Coast Guard China di Laut Natuna, Padahal Wilayah Indonesia, Antek Pembela China Mingkem



10Berita,Laut Natuna adalah perairan yang terbentang dari Kepulauan Natuna hingga Kepulauan Lingga di provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.

Karena letaknya yang berada di perbatasan, potensi perikanan yang melimpah di Laut Natuna sering dicuri oleh kapal-kapal asing ilegal.

Dan sekarang mereka berani sekali.. kapal-kapal ilegal itu dikawal oleh coast guard China. Bahkan nelayan Indonesia diusir oleh mereka.

Para antek-antek pembela China pada mingkem. Atau malah mereka akan menuduh HOAX, seperti tuduhan mereka yang menyebut Uighur Hoax.

Nelayan Indonesia Diusir Kapal Coast Guard China di Laut Natuna

Beredar video yang menunjukkan kehadiran kapal-kapal ikan asing di perairan Natuna. kumparan memperoleh video tersebut dari Herman, Ketua Nelayan Lubuk Lumbang, Kelurahan Bandarsyah, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna.

Herman menuturkan, kapal ikan asing itu 'menyerbu' perairan Natuna sejak seminggu setelah Susi Pudjiastuti lengser dari jabatannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.

Kapal-kapal ikan asing dari Vietnam dan China semakin berani. Bahkan kapal coast guard China turut mengawal kapal-kapal ikan dari negaranya yang mencuri di perairan Indonesia. Kata Herman, pada 26 Oktober 2019 anggota kelompoknya sempat diusir oleh kapal coast guard China, padahal sedang berada di wilayah Indonesia.

"Coast guard China ikut mengawal, ngusir nelayan anggota saya. Padahal nelayan saya dikasih peta TNI AL, berdasarkan peta itu masih di laut kita," ujar Herman kepada kumparan, Minggu (29/12/2019).

Berdasarkan data Automatic Identification System (AIS) pada 28 Desember 2019, kapal coast guard China yang mengawal kapal ikan asing berada sekitar 3.8 Nautical Miles dari Garis Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia-Malaysia.

Menurut pantauan nelayan dari kelompok Herman, rata-rata kapal ikan asing yang masuk ke Natuna berukuran di atas 30 Gross Ton (GT) dan menggunakan pukat harimau (trawl).

Kapal-kapal asing memiliki 'kapal induk' yang bersiaga di perbatasan. Kapal-kapal ini memindahkan hasil tangkapannya ke kapal induk lalu kembali masuk ke perairan Natuna untuk mencuri ikan. Selain dari China, banyak juga kapal ikan asing dari Vietnam.

Herman mengaku sudah melaporkan kejadian ini ke aparat keamanan.

"Sudah dilaporkan ke perwira tinggi di Natuna, termasuk di Jakarta. Katanya sudah ada KRI yang patroli di Natuna. Tapi kok masih banyak kapal ikan asing bebas lewat di laut kita?" ujarnya heran.

Pihaknya berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengusir kapal-kapal ikan asing yang menjarah kekayaan Laut Natuna.

"KRI harus standby di perbatasan. Kok kapal asing bebas lewat di laut kita? Kok didiamkan," ujarnya keheranan.

[Video]

Sumber: kumparan